21. Drama Drama Drama

52.6K 9.2K 5.3K
                                    

(Silakan baca dulu chapter sebelum ini supaya nggak bingung-bingung banget)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



(Silakan baca dulu chapter sebelum ini supaya nggak bingung-bingung banget)



-



Bandung sedang mendung.

Cuaca yang dingin dengan hujan yang terus turun dengan deras membuat Akmal enggan beranjak dari kasur. Jangankan memulai kegiatan, membuka mata saja rasanya berat sekali pagi ini.


Ia ada janji dengan Renjani.

Janji yang dibuat dengan spontan karena Akmal lancang pergi menyantap jajanan Bandung kesukaan Renjani tanpa memberitahunya. Sepele memang. Tapi, tempat makan itu seolah sudah menjadi tempat keramat bagi mereka berdua. Setelah kuliah, Renjani tidak pernah mengunjungi tempat itu tanpa Akmal, pun Akmal; hanya kemarin saja ia iseng berbelok ke sana dengan ditemani oleh sahabatnya, Rendi.

Setelah pulang, Akmal baru menyadari kesalahannya, dan ia berniat untuk menyembunyikan hari itu pada Renjani. Tapi Rendi, si budak cinta yang memperlakukan perempuan yang disukainya itu bagai diary berjalan dengan santai bercerita tentang harinya; termasuk kegiatan jajannya bersama Akmal, di sekretariat, di hadapan Renjani.

"Iya, ya udah nanti pas libur semester kita ke sana! Aku yang jajanin dua porsi!"

Janji Akmal saat itu, dipegang kuat oleh Renjani yang menatapnya dengan tajam.





Melawan rasa malas gerak, Akmal bangun dan segera mengambil handuk sebelum menuju kamar mandi.

Bersenandung ia di dalam sana, membuat Kemal yang melewati toilet jadi semakin curiga, siapa yang bertanggung jawab atas mood baik kembarannya itu di hari yang mendung ini?


Kemal dengan santai duduk di meja belajar Akmal sambil menyesap coklat hangatnya, menunggu Akmal selesai mandi untuk ditanyai.


"Ih, apa, tuh?" Tanya Akmal dengan handuk yang hanya membalut setengah tubuhnya.

"Coklat."

"Buat aku mana?"

"Ya, bikin sendiri, lah!"

"Cih," Akmal mencibir, kemudian berlalu menuju lemari gantinya. "Mana kamu jadi minjemin baju gak?"

"Lu mau kemana?"

"Mau makan."

"Cie lunch bareng?"

"Makan cuanki! Hahahahaha!" Tawa mereka meledak.

Situasi ini cukup komedi bagi Kemal. Sebab, Akmal sudah memikirkan hal ini dari kemarin, seolah ia akan mengunjungi tempat mewah yang sangat spesial.

Ternyata cuma makan cuanki...

Ya walaupun spesial nggak melulu tentang tempat makan mahal dan mewah, ya?


"Pake kaos aja, sih." Saran Kemal. "Sama jaket buat di jalan. Lu bawa motor, kan? Apa mau bawa mobil?"

HIMPUNAN VOL.2Where stories live. Discover now