Demi Susu Anak - Part 4

42.5K 700 8
                                    

Demi Susu Anak - Part 4

Cerita Sebelumnya : Sekembalinya dari rumah Andro, Riyan menyadari ada yang tidak beres dengan anusnya, dia bahkan masih belum menyadari apa yang telah diperbuat Andro kepadanya. Dan parahnya Riyan sampai bermimpi bersetubuh dengan Andro!

Riyan POV :
Sebulan telah berlalu sejak aku terkena dampak dari pandemi ini, dan hingga hari ini aku masih belum mendapatkan pekerjaan lagi. Aku mulai frustasi, kebutuhan keluarga juga tetap harus aku penuhi. Semua usahaku terasa sia-sia karena disaat kondisi seperti inipun bisnis tidak begitu jalan di Kota Jakarta sehingga lapangan pekerjaan baru yang tersedia juga cukup langka. Natasha masih berusaha membujukku untuk mencoba meminta bantuan orang tua nya dalam mengatasi masalah keungan rumah tangga kami, namun aku bersikukuh tidak bisa menurunkan egoku karena malu dengan orang tua nya yang sangat kaya tersebut, ditambah kini anaknya harus hidup susah bersamaku dan ke 2 anak kami.

Sore ini aku menghabiskan waktu untuk joging di sekitaran GBK, mengingat tempat gym langgananku sedang tidak beroperasi. Setelah melalui tiga putaran sudah cukup untuk membuatku banjir keringat, beberapa orang yang berpapasan denganku seperti menoleh cukup lama kepadaku yang sedang ngos-ngosan mengatur nafas. Beberapa dari mereka berusaha ramah dengan menyapa halus sambil tersenyum, pun ada juga beberapa pria seperti menolehku namun saat aku menoleh balik mereka langsung buang muka.

Disaat aku sedang menegak air mineral di sela-sela waktu istirahat, tiba-tiba seseorang merangkul bahuku yang membuat aku kaget hingga air minumku tumpah. "Eh.. Sorry-sorry yan, aku gak bermaksud buat ngeagetin kamu kok," Ternyata bang Andro yang telah mengagetkanku, aku reflect bergerak menghindar dari rangkulan bang Andro, seolah merasa parno akan perlakuan bang Andro tersebut apa lagi aku udah 3x mimpi berhubungan badan dengan bang Andro terhitung sejak aku pulang dari rumah dia waktu itu.

"Kenapa yan kok menjauh gitu? Maaf deh aku udah ngagetin kamu" Wajah bang Andro tampak sangat menyesal, dan entah kenapa aku merasa tidak tega melihat bang Andro seperti itu, "enggak kok bang aku cuma kaget aja kirain siapa, karena tadi lagi gak fokus dengan sekitar, lagi minum soalnya" kilahku untuk menenangkan dia. "Ngomong-ngomong hari ini kamu gak kerja yan?" tanya bang Andro, sebenarnya aku malu buat mengakui hal ini pada bang Andro tapi yaudahlah emang kenyataannya begitu dan juga aku sudah mulai merasa hopeless mengingat kondisi ibu kota saat ini.

Bang Andro seperti memahami kondisiku saat ini kemudian dia mengajakku bercengkrama, sore itu kita menghabiskan waktu ngalor-ngidul membahas macam-macam hal, hingga pada akhirnya aku memberanikan diri untuk mengatakan hal ini kepada bang Andro, "bang aku bener-bener stuck saat ini bang ga tau harus bagaimana lagi, aku butuh uang banget untuk membeli susu anakku aja bang, karena aku ga tega melihat mereka yang masih kecil-kecil bang, aku bakal lakuin apapun bang karena aku tidak mau mendapatkan bantuan secara cuma-cuma, dan aku bingung harus meminta bantuan kepada siapa lagi bang" Suaraku bergetar saat mengatakan itu. Aku benar-benar seperti orang frustasi saat ini, karena sudah bingung tidak tau harus melakukan apa lagi di sisi lain akupun tak ingin meminta bantuan kepada mertuaku karena alasan yang tak bisa aku jelaskan.

Bang Andro hanya tersenyum kepadaku, lalu dia merangkulku kembali, "udah tenang aja kita jalan dulu yok" Aku tidak mengerti apa maksud bang Andro tapi yasudah aku menurut saja mudah-mudahan dia akan memberikan solusi terbaik untukku. Ketika kami berjalan di tempat sepi tiba-tiba bang Andro membisikkan sesuatu ketelingaku, aku sedikit bergidik mendengar apa yang dikatakan bang Andro barusan, sambil menepuk pundakku bang Andro tersenyum manis "kamu gak harus jawab sekarang kok yan, tapi saat ini cuma itu solusi yang bisa aku kasih, kalo kamu mau ini kartu nama aku, telpon saja kalau kamu serius berminat" Kemudian bang Andro berjalan meninggalakanku yang masih mematung sambil memandangi kartu nama yang ku pegang saat ini, tak lama setelah itu adzan maghrib berkumandang aku pun memutuskan untuk pulang kerumah.

Demi Susu Anak (TAMAT)Where stories live. Discover now