05

129 22 1
                                    

"Park Jiyeon! Perhatikan langkah kaki mu. Jangan memegang senjata dengan tubuh yang begetar seperti itu, jika kau tidak ingin meleset!"

Sialan! Ini yang sangat-sangat aku benci selain Jungkook, adalah latihan-latihan mengerikan yang di berikan oleh Jeon Mingyu—kakak kandung dari Jeon Jungkook. Ini sudah hampir menginjak satu minggu aku di paksa mengikuti kelas khusus dari keluarga Jeon, ohh ayolah bukan di paksa melainkan kewajiban yang harus aku lakukan untuk menjadi lebih sempurna. Dia—Jeon Mingyu datang dua hari setelah kepulanganku, dan langsung mengatakan jika dia akan memulai memberiku latihan lagi seperti dulu untuk menggunakan senjata api. Okey! Aku kira dia hanya mengajariku tekniknya atau pun cara untuk melumpuhkan musuh, tetapi Jeon Mingyu tetaplah manusia tidak berhati nurani, dia memberiku intruksi untuk menembak sebuah apel hijau di atas kepala Kim Taehyung! Ingat apel hijau itu ukurannya kecil dari pada apel merah atau jenis yang lain.

Yang membuat aku tidak habis fikir adalah kenapa harus di atas kepala Kim Taehyung? Kenapa tidak di atas kepala Jeon Jungkook saja?! Aku akan sangat bersenang hati menembaknya bahkan dengan mata tertutup tanpa ada rasa takut seperti ini.

"Jiyeon kau tidak ingin membunuh Taehyung bukan?" Cha Eunwoo bedebah! Ini lagi manusia satu ini apa tidak mempunyai sebuah pekerjaan untuk di lakukan? Dapat aku lihat wajahnya menampilkan senyuman mengejek di balik wajah yang kurang ajarnya sangat tampan!

"Ak-aku, aku rasa tidak bisa lagi melakukan ini." Aku menyerah, selama beberapa hari belajar menggunakan senjata tidak mungkin aku akan lansung bisa membidik tanpa kendala atau pun meleset.

"Park Jiyeon tidak ada kata menyerah bagi keluarga Jeon! Fokus jangan melihat Taehyung melainkan arah bidikan mu." Aku takut. Mingyu adalah orang yang tidak pernah ingin di tentang, apa itu perintahnya harus di lakukan tanpa mengeluh apa lagi merengek.

Baiklah aku ingin semuanya berakhir. Jadi aku berusaha untuk tenang dan mefokuskan arah pandanganku pada target.

Tidak usah melihat siapa yang berada di bawah apel itu. Jangan melihat wajahnya. Fokus ke arah bidikan, Park Jiyeon jangan memikirkan sesuatu yang buruk. Kali ini saja jangan membuat kesalahan dan membuat seseorang terluka lagi.

"Baiklah Park Jiyeon buktikan jika kau bisa tanpa membuat kesalahan sedikit pun."

Aku mengeratkan gengamanku pada senjata Desert Eagle Mark XIX, karena Pistol ini mampu membunuh seseorang dalam sekali tembak. Aku berdoa sekali lagi agar tidak meleset.

Mataku menajam memincing melihat kearah titik yang harus aku hancurkan.

"Jiyeon jika kau berhasil maka kau akan segera bertemu Kang Daniel!" Shit! Jungkook, sejak kapan dia berada tepat disampingku membuat peganganku juga fikiranku goyah pada detik-detik melepaskan pelurunya.

Dor!

Untuk beberapa detik aku menahan nafas, tubuhku jatuh lemas pada tanah berlapis rerumputan hijau pada area lapangan latihan di belakang mansion, tempatku tinggal sekarang.

Aku tidak berani untuk mengangkat pandangan memastikan jika aku tidak meleset atau tembakanku tepat sasaran.

Mereka yang ada di sana juga masih saja berdiam diri tidak mengucapkan sepatah kata pun, aku sendiri tidak mendengar ringisan atau teriakan kesakitan dari Kim Taehyung. Apa mungkin aku berhasil?

"Wah seperkian detik lalu jantungku hampir saja terlepas, tidak sanggup melihat temanku meregang nyawa di tangan adik dari bosnya sendiri hahaha."

Suara Eunwoo menyadarkan aku dari berbagai fikiran buruk yang sudah mengelilingi kepalaku. Tidak lama kemudian terdengar suara tepuk tangan keras dari arah belakang tubuhku.

[2] Fake PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang