07

62 13 3
                                    

Suara pecahan juga lemparan barang yang menghantam ke lantai terus saja terdengar oleh saraf telingaku, sudah hampir 1 jam Pria Jeon tersebut berteriak dan melempari apa saja yang ada di sekitarnya. Sederet kalimat kasar serta teriakan tak luput tertangkap oleh pendengaranku juga.

Aku takut, sangat. Situasi beberapa jam yang lalu membuat nyawaku hampir melayang.

Sekarang ini tubuhku masih saja bergetar menahan rasa cemas dan takut bercampur menjadi satu, mengingat lintasan kejadian mengerikan yang telah terjadi hari ini dalam hidupku. Tepatnya saat dia—Jeon Jungkook datang bersama Revolver di tangannya berjenis Desert Eagle tentu saja lengkap bersama peluru magnumnya menembak orang-orang yang dia anggap musuh dengan cepat, mataku bisa melihat bagaimana senjata api Jungkook dapat menusuk sekaligus menciptakan ledakkan pada target.

Bisa di bayangkan bagaimana mengerikan situasi saat itu, belum lagi segeromboran orang-orang yang datang bersama pria asing tadi juga mengangkat senjata mereka masing-masing kearah Jungkook dan Taehyung.

"Park Jiyeon."

Suara serak dan lemah itu tertangkap indra pendengarku dan membuat semua lamunan tentang kejadian tadi pecah, disana—Jeon Jungkook berdiri bersama wajah lelah menatapku sayu. Tetapi lain dengan diriku mata ini sekilas menangkap luka pada wajah dan tangan Jungkook.

Sebenarnya mereka siapa? Siapa mereka sehingga bisa membuat Jungkook menjadi kacau seperti saat ini?

"Bisa kau jelaskan tentang kejadian hari ini?" Dan pertanyaan itu tidak dapat aku tahan, rasa penasaran ini benar-benar membunuhku.

"Mereka orang jahat." Jungkook terdiam setelah mengatakan itu, beberapa detik kemudian menghela nafas untuk melanjutkan perkataan nya.

"Mereka menginginkan kau Jiyeon, mereka akan mengambil kau dari hidupku." Aku tertegun melihat gurat Jungkook yang seperti menahan tangis.

Hikss..

Hikss..

Sialan aku tidak salah dengar? Jeon Jungkook menangis? Pria kuat yang selalu tahan akan semua rasa sakit yang sudah menjadi makanan sehari-hari itu sekarang menangis!?

Sungguh aku sangat tidak menyangka sekaligus terkejut dengan apa yang aku lihat saat ini dengan mata kepalaku sendiri.

"Jungkook aku tidak mengerti apa yang selalu kau sembunyikan dariku dan tentu aku juga tidak ingin ikut campur urusan dirimu, tapi jika semua hal yang kau coba sembunyikan itu adalah mengenai diriku sendiri aku mohon beri tau aku tentang hal apa itu."

Benar bukan? Aku tentu saja berhak tau mengenai sesuatu tentang diriku sendiri. Untuk apa juga Jungkook menutupi nya, jika di pikirkan apa yang Jungkook dapat jika menutupi rahasia mengenai aku?

Tentu jawaban nya tidak ada kan? Yah setidaknya seperti itulah pemikiranku kepada Jungkook.

"Jiyeon kau tidak akan mengerti, semuanya terasa sangat sulit." Jungkook mengangkat wajah yang langsung bertabrakan dengan netra terangku, sesaat nafasku tercekat melihat raut Jungkook yang begitu frustasi.

"Aku tau kau Jungkook, seseorang yang rela melakukan apa saja untuk memiliki sesuatu termasuk mendapatkan diriku bukan? Mulai dari menjauhkan aku dari temanku, juga membatasi semua yang aku sukai dan mungkin juga sekarang kau menutupi sesuatu tentang keluarga kandungku benar?"

Emosi dalam diriku menguar, keluar bersama letupan air mata yang sudah membentuk sungai kecil di pipi milik ini.

Melihat keterdiaman Jungkook membuat dugaanku tentang dia yang menyembunyikan fakta mengenai keluargaku semakin kuat. Selama ini bukannya aku tidak ingin tau atau tidak perduli tentang siapa kedua orang tua yang sudah tega menelantarkan anaknya sendiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 27, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[2] Fake PrincessWhere stories live. Discover now