06

114 20 1
                                    

Udara dingin malam hari menyambutku ketika aku berdiam diri di halaman mansion Jungkook. Perkataan yang pria itu ucapkan tempo hari tidak begitu mengusik pikiranku ahh tidak, bisa di bilang aku hanya sedikit terkejut sesaat waktu itu, tapi yang membuat diriku tidak nyaman adalah sikap Jeon Jungkook beberapa hari ini yang terlampau sangat berbeda dari biasanya. Tatapan netra kelam yang selalu aku lihat biasanya, berubah dingin seolah dapat membuat tubuhku beku seketika saat bertatapan dengan nya.

Aku tidak tau alasan kenapa Jungkook bisa berubah lebih mengerikan dari biasanya, terlebih lagi dia juga tidak menyapa atau melihatku ketika secara tidak langsung berpasaan di rumah.

Sikap Jungkook yang seperti itu membuat aku tidak nyaman, maksud dari perkataan aku adalah ayolah jika Jungkook marah padaku akan sesuatu yang secara tidak sadar aku lakukan. Dia bisa berbicara atau seperti biasanya Jungkook akan langsung memberi aku hukuman.

"Lama-lama aku bisa gila jika dia tetap seperti itu." Helaan napas entah yang keberapa kalinya aku hembuskan.

"Bukan nya kau sudah gila, Jiyeon?" Aku melirik siapa pemilik suara yang mengganggu ketenangan di malam hari ini.

"Yaa aku sudah gila, apa lagi bertemu kau di tengah malam seperti ini semakin membuat perasaanku buruk."

Cha Eunwoo, aku tidak tau apa yang mengharuskan pria itu untuk ada di sekitar rumah pada waktu yang tidak wajar.

"Kau bisa tanyakan kepada kakak mu itu, aku sendiri sangat kesal karna dia menghubungiku dan seenaknya menyuruh aku ke sini, menyebalkan." Alisku terangkat melihat ekspresi Eunwoo yang terkesan melebih-lebihkan.

Ahh kebetulan ada Eunwoo mungkin aku bisa menanyakan apa yang terjadi kepada Jungkook belakangan ini.

"Oppa apa aku boleh bertanya sesuatu?"

"Apa!? Oppa? Wahh aku jadi merinding mendengarnya."

Wajar sih dia terkejut mengingat aku tidak pernah memanggil Eunwoo dengan sopan dulunya hingga saat ini juga sih.

"Hey kau ini, dengar ya aku hanya ingin bertanya apakah di perusahaan Jungkook punya masalah atau tuan Jeon–"

"Ahahahahha jadi kau penasaran dengan keadaan Jungkook itu? Yah memang anak itu akhir-akhir ini sangat mengerikan."

"Apa ini lucu? Aku hanya tidak nyaman akan sikap nya yang berbeda dari biasanya dan aku juga tidak suka di abaikan, seperti keberadaan aku tidak terlihat."

Iya, perasaan kecewa dan takut mengelilingi diriku saat ini. Rasanya tidak nyaman jika orang yang menggangu hari-hari dan sering membuatku marah berbeda dari biasanya.

Rasa ini sering terjadi saat aku kecil. Takut jika aku akan di buang kembali, takut karna harus tidur di jalanan dan kelaparan sepanjang hari, takut jika mereka akan memukuli hanya karena membenci kehadiran diriku.

"Jika kau mengkhawatirkan Jungkook tanya saja langsung kepadanya." Eunwoo berlalu pergi meninggalkan aku sendiri di sana bersama pusaran lamunan dan pikiran negatif akan alasan Jungkook bisa berubah.

. . .

"Sebaiknya kau berbicara dengan Jiyeon." Cha Eunwoo memutar mata malas melihat kelakuan bos sekaligus sahabatnya. Bagaimana tidak saat ini keadaan Jungkook sangat memprihatinkan.

Rambut yang berantakan, wajah kusam lelah bersama kantung mata yang menghitam, belum lagi bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitaran wajah Jungkook.

"Sampai kapan kau ingin seperti ini? Ayolah Jungkook pria sialan itu belum tentu keluarga Jiyeon jadi jangan menjadi gila seperti ini, okey? Dan lagi yang harus kau pikirkan adalah Jiyeon. Gadis itu terlihat sangat tersiksa jika kau terus mendiamkan dia tampa alasan yang jelas."

[2] Fake PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang