Pembuka

2.5K 252 6
                                    

Anyer di bulan maret. Ada mendung kecil subuh tadi bersama ombak yang naik hingga melewati pagar. Tapi sekarang sudah pukul setengah empat sore. Tenda sudah berdiri tegak, band sedang latihan untuk terakhir kalinya. Bangku putih berjejer menghadap panggung yang membelakangi pantai. Fotografer dan videografer bersiap-siap menangkap momen dua orang yang sedang bermandi kasih.

Di belakang sana, bersama Thalia yang gemetar karena gugup, Dara dan lainnya sedang menemani. 

"Gak nyangka banget lu bakal nikah sama dia."

"Iya lu udah bilang berkali-kali."

Yang lainnya menatap Thalia. Cantik dengan gaun putih minimalis. Sengaja dibuat tanpa ekor supaya nggak berat jika terkena air karena rencananya sehabis acara dia mau langsung nyebur. Pengantin yang sangat bersemangat. Wajahnya bercahaya dengan banyak detil kilap dari sparkle cair.

"Ambilin minum dong Dar, sebelah lu."

Dara mengambil aqua botol kecil itu, Thalia meminumnya dengan menengadah menjaga lipstiknya terkena botol. Mereka semua bersemangat.

--

Hari itu hari syahdu untuk Thalia dan Arik. Puluhan teman, kolega, keluarga datang untuk mengucapkan selamat. Di antara dansa dan keramaian acara sore itu, beberapa orang datang terlambat. Dara tau dari Thalia beberapa orang memang menyusul karena harus bekerja di hari Sabtu. Tapi yang Dara tidak tau: Radi ada di sana. Dia mengenakan kemeja dengan lengan yang berusaha dilepas dari gulungan dan senyuman penuh sukacita merayakan pernikahan salah satu temannya dan juga mungkin merayakan reuni dengan banyak orang bertahun-tahun sejak lulus.

Dara tidak bisa berhenti menatap Radi. Sampai laki-laki itu sadar kalau ada sepasang mata yang menatapnya. Dia tidak terkejut, malah tersenyum. Butuh beberapa menit sampai Radi akhirnya mendekat, "hei Dar."

"Hai."

Di bawah matahari yang sudah lama terbenam di pantai Anyer yang temaram, Radi dan Dara duduk di pinggir laut. Acara akhirnya selesai satu jam lalu. Mereka berdua menghisap rokok masing-masing. Banyak yang juga sedang duduk. Tapi mereka hanya mengobrol. Soal banyak hal. Update hidup selama tahun-tahun yang hilang, dan tukang pijat yang barusan lewat dan menawarkan jasa.

"Dar," panggil Radi.

"Ya?"

"Gue boleh minta nomor lo lagi nggak?"

Ternyata percakapan muter-muter itu mengarah ke sini.

--

Anyer di bulan maret. Thalia dan Arik basah-basahan di laut. Radi dan Dara bertukar nomor.

Anyer di bulan maret. Besok pagi mungkin akan hujan dan macet luar biasa ke arah Jakarta tapi hari ini, Dara menimbang-nimbang: perlukah ia memberikan nomor ponselnya pada Radi?

Reuni Pernikahanحيث تعيش القصص. اكتشف الآن