BAB 18🌺DICOMBLANG🌺

6 0 0
                                    

"Bim! Lempar!" Seru Deden mengarah pada Bima yang membawa beberapa botol minuman.

Satu botol air mineral ukuran sedang melayang di udara. Dengan badan yang telah siap dan tangan yang cekatan menerima dengan baik lambungan botol itu.

Setelah memberikan satu lemparan yang berhasil ditangkap oleh Deden. Bima berjalan menuju pria yang wajahnya dipenuhi dengan peluh keringat. Baju kaos putihnya yang tidak memiliki lengan terlihat cukup basah.

Dia mengambil air yang dibawakan oleh Bima. Lekukan leher yang mengalun indah nan cepat, menggambarkan kalau dahaganya benar-benar tengah kering.

"SHANNN!..." Teriakan lantang dari penghujung jalan.

Dengan kompak rombongan pria yang sedang bermain basket menoleh kearahnya. Tidak butuh waktu lama Shan langsung kembali fokus pada minuman nya. Dengan wajah acuh tak acuh pada gadis itu.

Garrend, Kenzie, Bima dan Deden saling menoleh. Ada diantaranya yang mengangkat sebelah alis sampai menahan-nahan senyum.

Dengan langkah kecil gadis yang mengenakan rok putih mini itu mendekati para pemuka Shigar Dezie. Senyum yang menampakkan lesung pipi yang dalam, berhasil membuat Shan kembali melihat kehadirannya.

"Hai Shan." Sapanya dengan melipat tangan kebelakang.

"Ngapain?!" Ucap Shan dengan nada sarkas.

"Iihhh! Kok Lo gitu sih, udah jelas-jelas gue mau liat Lo maen. Biar Lo semangat masukin bolanya."

"Hmm, gue udah selesai mainnya, ga tau kalo mereka!" Unjuk Shan dengan lirikannya.

Shan pergi ke tempat duduk, lalu mengelap sisa keringatnya. Dengan spontan Misya menjadi relawan, yang bersenang hati untuk membantu Shan membersihkan wajahnya.

Dalam diam Shan melirik Misya dengan ujung mata. Gadis yang tersenyum merekah ini tau sedang diperhatikan oleh Shan. Kedua alis Misya terangkat sejenak.

"Gak apa-apa kan?" Tanyanya.

"Terserah Lo aja, lakuin apa yang Lo mau." Tanpa rasa peduli Shan mengatup mata dan menyandarkan diri pada kursi itu.

Sedangkan rombongan Shigar Dezie yang melihat kejadian ini, hanya bisa menggeleng. Mereka tau banyak perempuan mana saja bisa mendekati Shan seperti yang dilakukan Misya setelah kepergian Alana.

"Liat Misya kek gitu, gue jadi inget Alana." Celetuk Kenzie memainkan bola ditangannya.

Garrend, Bima dan Deden mendekat dan melihat kearah Shan dan Misya. Siap untuk memberi persen kesesuaian.

"Menurut kalian nih, Shan bakal suka ga sama sih Misya? Secara kan ga jauh beda sama Alana." Timpal Bima.

"Heh, Misya! dibandingin sama Alana? beh jauh broo!" Sahut Deden sampai mengerucutkan bibirnya.

"Kalo dari segi style dan wajah sama-sama cantik lah ya. Tapi tetep Alana sih, yang bisa dibilang body goal's. Kalo Misya agak ramping badannya." Kenzie mulai mendeskripsikan melalui penglihatannya.

"Keknya kurus deh, bukan ramping!" Imbuh Garrend membubuhi.

"Bukan kurus apalagi ramping, tapi langsing." Celetuk Deden seraya memperagakan.

"Dan bukan langsing juga, tapi langsung deh! Hahaha.." tambah Kenzie yang berhasil memecahkan tawa mereka.

Spontan Misya dan Shan menoleh kearah mereka yang tengah terbahak-bahak oleh umpatan mereka sendiri. Misya mengerutkan kening sedangkan Shan menatap datar.

"Eh! Eh! Ga usah keras-keras ketawanya juga bwang, ntar anaknya denger!" Ujar Bima seraya menepuk pundak Deden, di penghujung tawanya.

"Jadi intinya gini, Misya gak akan pernah bisa menyaingi Alana! Titik." Sambung Kenzie sedikit yakin.

Semesta Bahagia [ℝ𝔼ℙ𝕆𝕊𝕋]Where stories live. Discover now