BAB 30🌺STRATEGI🌺

2 0 0
                                    

"Al! Katanya lo ikut lomba, emang iya?" Ujar Garrend membuka topik pembicaraan.

"....."

"Kalo emang bener, gue sama yang laen, pasti dukung lo!" Lanjut nya dengan memamerkan senyum khas nya.

"....."

"Hmm, garing gue!" Garrend kembali fokus menulis.

Gadis yang duduk disebelahnya hanya diam tanpa membuka suara. Sorot matanya hanya ditujukan pada papan tulis dan buku yang terpapar diatas meja. Sedari pagi Alana tidak banyak melakukan apa-apa. Bahkan tawanya bisa dikatakan tidak ada.

Ada sedikit perubahan padanya, yang Garrend ataupun teman wanitanya tidak mengerti. Alana lebih banyak duduk dan istirahat pertamanya malah menghilang. Tidak bersama dengan Viora, Nada bahkan Febby yang beda kelas.

Garrend curiga perlakuan Shan kemarin, yang masih berkata ketus dan menyakiti hati Alana. Gadis itu memang menjadi pendiam untuk menenangkan hatinya. Biasanya setelah bertemu dengan Shan.

Bel istirahat kedua telah dibunyikan lima menit lalu, sedangkan Garrend, Viora dan Nada masih didalam kelas.

"Kalian nggak tau?" Tanya Garrend.

"Iya, Garrenddd!!! Kita beneran nggak tauuuu..." Seru Nada puas meyakinkan.

Viora pun turut menggeleng pelan, disatu sisi dia memang kesal pada pria dihadapannya. Bagaimana bisa seorang yang ia sukai tidak dipedulikan sama sekali. Disisi lain, dia benar-benar tidak tau keberadaan Alana.

Sejak tadi pagi ia dan Alana hanya berinteraksi seperti biasa. Hanya respon Alana yang tidak seceria seperti sebelum-sebelumnya.

"Kita juga nggak ngerti, tu anak tiba-tiba bisa berubah dalam satu malam." Viora menggigit ujung kuku ibu jarinya. "Grup WA semalem aja, nggak dibales ama dia, padahal on."

"Kemaren sempet dijudesin sama Shan kaliii, makanya elo kena imbas. Kalo sama kita mah, tadi dia biasa-biasa aja tuh!" Timpal Nada berpindah posisi kesamping Viora.

"Temen lo sih, cari gara-gara mulu. Suka ya suka, enggak ya enggak, jangan suka yang enggak-enggak!!!" Celetuk Viora berdecak sebal.

"Wahh, bagus juga kata-kata lo, ngutip dimana?" Balas Nada.

"Film!"

Garrend tidak menemukan jalan keluar, buntu. Kedua Teman-teman Alana bahkan tidak tau penyebab perubahan gadis itu. Namun masuk akal jika Alana tersinggung dengan ucapan Shan.

Tapi Garrend menyangkal bukan itu masalahnya, Alana tak pernah mendiamkannya sehabis berdebat dengan Shan.

"BABYYY!!! I AM COMINGGG!!!" Erang Bima dibalik pintu kelas.

Sendiri.

"Hai baby," Balas Viora tak semangat.

"Aihhh!! Kamu kenapa by, sakit? Mau pulang? Aku anterin kerumah sakit ya, atau dokternya aku panggilin kesini?" Bima menatap kening kekasihnya.

Viora menggeleng lalu menyender dipundak Bima, keningnya mengerut lalu membalas pelukan sang pacar. Sosok yang penuh kehangatan bagi Viora.

Sedangkan Nada turut hanyut dalam kebahagiaan temannya. Tersenyum layaknya seseorang yang juga merasakan hangat dari sang kekasih.

'Meluk diri sendiri aelahh'

"Kalian, lagi nyari Alana?" Pungkas Bima menghadap kearah Garrend. "Jam istirahat pertama, gue liat dia sama Rifan, ditaman deket kolam. Tadinya gue mau laporan sama Shan, tapi dia nggak masuk."

"Yakin, kalo itu Alana?" Celetuk Garrend.

"Gue liat dengan mata kepala gue sendiri! Lagian nggak cuma sekali, gue nangkep mereka lagi berdua, sehabis Rifan masuk sekolah kita. Takutnya mata gue yang salah ya kan, makanya gue diem dulu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Semesta Bahagia [ℝ𝔼ℙ𝕆𝕊𝕋]Where stories live. Discover now