Rencana Pentas Kelas dan Senja Sore

42 7 0
                                    

"Che, kelas kita bulan depan ada kegiatan Jumat fun. Bagusnya kita buat pertunjukan apa ya? Biar menarik gitu. Nggak ngebosenin, masa iya drama anak sekolah mulu dari kemarin. Udah sering. Kelas yang lain juga sama semua temanya. Bosen!"

Anggun menggerutu di tengah keramaian kelas. Kelas 10-2 sedang jam kos, karena sang guru berhalangan hadir. Dan tidak ada guru pengganti. Merupakan surga dunia bagi siswa siswi saat jam kos.

"Emm.. Mungkin kita bisa diskusi sama teman yang lain. Bentar lagi Angga ke kelas," Chesa memijat layar ponselnya membalas pesan dari Angga, "nanti kalo udah balik dari ruang guru, kita diskusi bareng sama temen-temen yang lain ya."

"Oke, Nona Angga," balas Anggun tersenyum jahil.

"Udah deh, jangan mulai. Capek Gue salting mulu." Chesa memegang pipinya yang bersemu merah jambu.

Pintu kelas terbuka. Angga masuk sambil membawa selembar kertas putih. Yang semua murid tahu, itu adalah tugas dari guru yang berhalangan hadir. Angga sebagai ketua kelas di panggil ke ruang guru. Untuk menyampaikan tugas kepada teman-temannya.

"Tugas dari Pak Anto, mapel matematika mengerjakan halaman 15 sampai 20."

Semua kelas melotot menatap Angga.

"Anjir banyak bener soalnya!" protes Dimas.

"Udah kerjain aja. Daripada kena hukum mampus lu."

Seisi kelas diam. Tidak ada yang membantah Angga. Memang benar Pak Anto termasuk salah satu guru galak tingkat dewa. Kalo ngasih hukuman nggak main-main.

"Angga!" panggil Chesa.

Angga yang sedang berdiri di depan kelas menoleh ke arah Chesa.

"Iya, kenapa?"

"Giliran sama ayang aja alus bener bang," cibir dimas.

Angga tidak memperdulikan ucapan Dimas. Membuat Dimas ngenes sendiri, 'capek hati hamba,' tuturnya dalam hati.

Angga kembali menatap Chesa. Dengan pandangan bertanya.

"Bulan depan kelas kita ada acara Jumat Fun. Mau menampilkan acara apa?" tanya Chesa.

"Kalo itu menyesuaikan kesepakatan teman-teman sekelas saja. Nanti mau menampilkan acara seperti apa. Yang penting kompak dan tidak ada kegaduhan. Buat yang belum tahu apa itu Jumat Fun? Jumat Fun adalah kegiatan satu bulan sekali untuk mengasah bakat murid. Nah, biar kreatif gitu boleh menampilkan apa saja bebas. Tarian, drama, dan lain-lain yang dilaksanakan pada Hari Jumat," jelas Angga.

"Jangan drama remaja lagi. Kayak kemarin udah banyak kelas yang tampil pake tema itu. Bosen, kalo bisa yang lain aja," ucap Anggun.

"Setuju!" Seru semua teman-teman di kelas.

"Gue ada ide." Tamara, gadis berambut hitam ombak dan cantik itu bersuara.

"Gimana kalo kita fashion show aja."

"Fashion show tema apa?" tanya Chesa.

"Dari bahan daur ulang nanti bisa di buat baju. Seperti gaun pengantin, kostum, dan lain-lain. Ntar Gue aja yang buat. Sekarang tinggal cari modelnya," Tamara melihat semua teman-teman di kelasnya satu per satu. Dia menjentikkan jarinya, "Angga sama Chesa jadi model."

"Gue setuju banget!" Dimas menyaut, "kalian berdua kan pacaran. Jadi, lebih berasa suasananya kalo pake baju pengantin. Siapa tau jadi nikah beneran," ucapan Dimas barusan membuat seisi kelas ketawa.

Angga menonyor kepala Dimas. Membuatnya meringis pelan.

"Jadi gimana setuju?" tanya Tamara pada teman-teman di kelasnya.

"Gue gak pede di lihat banyak orang," ucap Chesa sedikit malu.

"Udah gapapa, santai. Lo cocok kalo sama Angga." Anggun menyenggol pelan lengan Chesa di sebelahnya.

Chesa menatap Angga. Menunggu jawaban laki-laki itu.

Angga mengangguk sambil tersenyum, " Aku mah oke oke aja kalo sama Chesa."

"Cieee."

Seisi kelas di buat baper oleh perkataan Angga.

"Udah bubar-bubar. Kita yang jomblo bisa apa? Bisa nangis." Dimas kembali ke tempat duduknya, diiringi suara tawa teman-teman sekelas.

"Lo aja kali Dim yang jomblo," ujar Tamara menunjuk Dimas.

"Lo juga jomblo Tam, udah deh. Sama aja."

"Oke bang," balas Tamara seadanya membuat Dimas terkekeh pelan.

"Satu bulan lagi waktunya agak mepet, kita buat bajunya pas Hari Sabtu aja gimana? Setuju?" Tamara bertanya lagi.

"Sabtu libur dan free Gue ikut aja," jawab Anggun.

Dan seisi kelas juga ikut meng-iyakan saja.

***
"Langitnya indah kayak kamu."

Angga manatap sorot mata Chesa yang tampak teduh di bawah cahaya senja sore ini. Mereka sedang ada di rooftop sekolah, dari tadi semenjak pulang sekolah.

"Kamu tahu dari mana Aku suka senja?" tanya Chesa.

"Dari bunda kamu." Angga nyengir memperlihatkan deretan gigi rapi putihnya.

"Udah ku tebak."

"Hehehe.. Kenapa suka senja?" Angga mengelus lembut rambut panjang Chesa.

"Indah."

Chesa bergeming.

"Karena senja selalu hadir setiap menjelang petang, meski pada akhirnya tenggelam oleh gelapnya malam."

Angga bingung dengan ucapan Chesa, "Maksudnya?"

"Itu ada artinya. Jadi, gini kalo kita punya mimpi jangan takut untuk mewujudkannya. Meski banyak orang yang tidak suka, bahkan ada yang menenggelamkan mu sedalam Palung Mariana. Tetaplah semangat bangun kembali, seperti sinar matahari yang baru terbit di waktu fajar. Bersinar terang dari ujung timur. Selalu bersinar, ceria, tersenyum, dan bermanfaat bagi bumi dan seisinya. Jadilah bermanfaat bagi orang lain. Walaupun kamu tidak diperlakukan dengan baik oleh beberapa orang. Tidak apa-apa. Jangan berhenti berbuat baik. Bermanfaat bagi banyak orang. 'Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain'  dari HR Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni, " jelas Chesa.

"MasyaAllah, calon istri," ceplos Angga tidak sengaja.

"Aku nggak mau nikah muda!" Chesa menatap Angga tajam.

"Maaf keceplosan, kalo beneran gapapa kan?" Angga menarik turunkan alisnya menggoda Chesa.

Chesa hanya diam tersipu malu. Membuat Angga berusaha menahan tawanya.

Chesa melihat jam di tangan kirinya, "Udah jam lima sore ayo pulang. Nanti di cariin bunda."

"Tadi aku udah izin."

"Kenapa nggak bilang?"

"Kalo aku bilang sama kamu, namanya bukan kejutan dong."

Angga mengambil kunci motor di sakunya," ayo pulang nona." Angga menggandeng tangan kiri Chesa.

"Bisa nggak jangan manis-manis?" Chesa tersipu.

"Itu pipi merah banget kayak habis di tonjok," ucap Angga tertawa pelan sambil mengacak rambut Chesa," ya udah, ayo pulang."

Angga dan Chesa meninggalkan roftoop sekolah menuju parkiran untuk pulang saat menyadari hari akan gelap.

Tanpa mereka sadari ada seseorang di balik tembok tak jauh dari roftoop. Ada yang memperhatikan mereka dari tadi. Mereka tidak menyadari karena tempatnya tersembunyi.

"Kalian akan putus secepatnya."

#####

Hai, apa kabar Love? Semoga sehat selalu yaa❤💝

Gimana kesan part ini?

Kalian penasaran ngga sama sosok orang yang selalu ngikutin Angga dan Chesa?

Tunggu di part cerita selanjutnyaa

See you dan Terima kasih🤗❤

Semangat semuanya❤

B and CWhere stories live. Discover now