Mencurigakan

33 5 0
                                    

Chesa membaringkan tubuhnya di kasur empuk tempat tidurnya. Sambil menggeliat perlahan. Chesa meraba nakas di samping tempat tidurnya. Mencari handphone. Setelah menemukan handphone-nya, Chesa membuka aplikasi chatting dan mengetik pesan. Kemudian mengirimkannya pada Angga.

Angga ganteng

Kamu free nggak? Kalo iya jalan-jalan yuk. Mumpung malming.

Chesa menyentuh tombol pesawat. Mengirimkan pesan itu ke Angga. Chesa kembali meletakkan handphone itu di nakas dan kembali memejamkan matanya, sambil menunggu balasan dari Angga. Chesa kembali rebahan. Menikmati malam minggunya dengan bermalas-malasan di kamar.

Tak sadar sudah hampir dua jam. Angga tidak kunjung membalas pesan darinya. Chesa memperhatikan ruang chatting dirinya dan Angga di layar handphone.

"Online, tapi nggak di bales," Chesa menggerutu sedikit kesal pada Angga.

Akhirnya Chesa meletakkan handphone-nya kembali di nakas. Menarik selimut sampai atas leher dan Chesa memilih tidur saja malam ini.

***
Minggu pagi yang cerah. Chesa duduk termenung di taman belakang rumahnya. Sambil melihat bunga-bunga bermekaran indah warna-warni. Pikirannya tak lepas dari Angga yang belum kunjung membalas pesannya tadi malam.

"Chesa lagi ngalamun apa?" tanya Salma. Bunda Chesa.

Salma menghampiri Chesa. Ikut duduk di kursi samping Chesa. Tangannya terangkat mengusap lembut rambut putri semata wayangnya itu.

"Bun, Chesa mau tanya." Chesa merubah posisi tubuhnya yang semula menghadap lurus ke depan, menjadi menghadap ke arah Bunda Salma, "kalo ada orang balas chat lama, itu kenapa sih?"

"Bisa jadi sibuk. Kayak kamu juga kadang bales chat-nya Bunda lama," balas Salma.

"Hehehe... Maaf Bun, Chesa mager. Tapi Chesa udah baca pesannya Bunda di lockscreen. " Chesa menggaruk kepalanya karna malu.

"Iya, udah gapapa." Salma mengusap lembut rambut Chesa, "kenapa kamu tanya gitu? ada masalah sama pacarmu?"

"Iya Bun." Chesa menghela napas perlahan, "Angga dari tadi malam belum balas chat-nya Chesa," ujar Chesa sambil tersenyum.

Salma melihat ada kesedihan saat melihat mata Chesa. Meskipun saat itu Chesa tersenyum, tapi kesedihan itu masih tampak jelas di mata Chesa.

"Mungkin Angga lagi sibuk. Udah ya jangan sedih." Salma mengusap rambut Chesa dengan lembut, "Bunda udah masakin kamu sup sayur. Kamu belum sarapan kan? lebih baik kita sarapan dulu."

Mendengar kata sup sayur, mata Chesa berbinar senang. Dirinya mengangguk pada Salma. Dan mereka berdua beranjak dari taman menuju dapur untuk makan.

***
"Che, Angga nggak masuk hari ini," ucap Anggun saat menyadari jam pelajaran pertama akan di mulai.

Chesa tampak resah, "dari Hari Sabtu chat Gue aja gak di bales. Gue khawatir sama Angga."

"Nanti aja kalo pulang sekolah, Lo coba mampir ke rumah Angga. Siapa tau dia di rumah," ujar Anggun memberi saran.

Belum sempat Chesa menjawab. Mala, sebagai sekretaris di kelas 10-2. Menghampiri tempat duduk Chesa dan Anggun yang berada di depan.

"Angga nggak masuk izinnya Gue tulis apa Che?" tanya Mala pada Chesa.

"Gue gatau dia kenapa La." Chesa masih dengan wajah resahnya, "dari Hari Sabtu chat Gue belum di bales sama Angga."

"Ini Gue tulis alpa, karena gak ada izinnya gapapa?" tanya Mala lagi.

"Ya udah La, gapapa. Lagian juga gak ada izinnya," jawab Anggun.

Chesa menganggukkan kepalanya. setuju dengan Anggun," alpa aja gapapa. Nanti pulang sekolah Gue mau ke rumah Angga."

***
Seperti rencana Chesa tadi pagi. Ia ingin mengunjungi rumah Angga setelah pulang sekolah. Kini Chesa bersama supir pribadi keluarganya, sedang menuju rumah Angga. Perjalanan kurang lebih lima belas menit dari sekolah untuk sampai di rumah Angga.

"Pak Ahmad, tunggu sebentar di sini ya. Chesa mau masuk sebentar," ucap Chesa pada Pak Ahmad.

"Siap Non, santai aja Pak Ahmad setia menunggu." Pak Ahmad tersenyum sumringah. Membuat Chesa terkekeh pelan.

Chesa turun dari mobil dan memasuki rumah Angga. Di depan rumah Angga, sudah ada satpam yang menjaga di depan pagar rumah Angga. Chesa menghampiri satpam itu.

"Permisi Pak, saya temannya Angga. Angganya ada di rumah Pak?" tanya Chesa sopan.

"Mas Angga ada di rumah. Silakan masuk mbak." Satpam itu membukakan pintu pagar agar Chesa bisa masuk.

"Terima kasih pak." Chesa tersenyum manis pada satpam yang berjaga di rumah Angga. Dan langsung segera menuju pintu depan rumah Angga.

Di rumah Angga tampak sepi. Wajar saja karena kedua orangtua Angga sedang menjalankan bisnis di luar negeri. Bisnis kedua orangtuanya sudah berjalan sukses hingga sekarang.

Chesa mengetok pintu depan rumah Angga. Lalu tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya membukakan pintu.

"Cari siapa Dek?" tanya wanita paruh baya itu.

"Maaf Bu, mau cari Angga. Saya temannya," jawab Chesa.

"Silakan masuk Dek," perintah wanita paruh baya itu ramah.

"Terima kasih Bu." Chesa mengikuti langkah wanita paruh baya itu.

"Nama saya Ina, pembantu di rumah ini sejak Mas Angga masih kecil," ujar wanita paruh baya itu.

"Nama saya Chesa. Saya sebenarnya pacarnya Angga Bu." Chesa menjabat tangan Bu Ina dan menciumnya.

"Lho pacarnya Mas Angga? bukannya.."

Bu Ina tak meneruskan ucapannya.

"Kenapa Bu?" tanya Chesa penasaran.

Bu Ina menggelengkan kepalanya, "tidak apa-apa. Mas Angga ada di ruang tamu bagian tengah. Lewat situ tinggal lurus saja sudah sampai." Bu Ina menjelaskan pada Chesa.

"Baik Bu, terima kasih. Saya mau ketemu Angga dulu ya." Chesa berjalan ke ruang tamu bagian tengah sesuai petunjuk dari Bu Ina.

Bu Ina menatap Chesa dari belakang, "semoga tidak ada kegaduhan kayak kemarin." Setelah itu Bu Ina melenggang pergi menuju dapur.

Chesa mengamati setiap sudut rumah Angga. Rumah yang luas dan mewah. Ada banyak lukisan indah terpasang pada dinding rumah Angga. Chesa terus berjalan lurus menuju ruang tamu tengah. Samar-samar Chesa mendengar ada dua orang sedang berbicara. Itu tandanya Angga tidak sendirian. Chesa mempercepat langkahnya karna penasaran.

"Angga! Kamu lagi sama siapa?" Chesa menaikkan nada bicaranya.

#################################
Aku kasih pagar

B and CWhere stories live. Discover now