Menjaga Jarak

47 6 0
                                    

Chesa mengusap jejak air mata yang masih tersisa di pipinya sebelum memasuki kelas 10-2. Ia membuka pintu kelas 10-2. Dan menemukan teman-temannya tidur di lantai ada yang di bagian depan dan di belakang. Bahkan ada juga yang tidur di bawah meja. Pemandangan itu membuat Chesa bisa melengkungkan bibirnya. Tersenyum sedikit karena kebiasaan teman-temannya di kelas yang sangat lucu menurut Chesa.

Chesa menutup pintu kelas 10-2 dengan pelan agar teman-temannya tidak terbangun. Chesa melangkah pelan ke arah meja tempat duduknya di bagian depan. Mengambil tas dan buku yang ada di laci meja tempatnya duduk bersebelahan bersama Anggun. Chesa kemudian memindahkan tas dan bukunya ke meja pojok paling belakang yang tidak ada penghuninya. Mulai hari ini Chesa akan duduk di meja pojok belakang itu sendirian sampai kenaikan kelas 11.

"Mau pindah belakang Che?" Tamara yang sedang tidur di bagian lantai belakang terbangun, karena Chesa menarik kursi hingga menciptakan bunyi pelan.

"Iya lagi pengen cari suasana baru aja." Chesa duduk di tempat duduknya yang baru. "Udah sana tidur lagi aja. Belum ada guru."

Tamara mengangguk sambil berbaring di lantai belakang bersama teman yang lainnya. Dirinya kembali tidur pulas lagi. Menikmati jamkosnya.

Sementara Chesa memilih membaca novelnya lagi. Mencoba melupakan kejadian yang baru saja terjadi. Tak lama kemudian Angga dan Anggun memasuki kelas 10-2. Chesa tidak menghiraukan mereka bahkan tidak peduli sama sekali. Dirinya tetap fokus pada novelnya. Hingga Angga dan Anggun duduk di bangkunya masing-masing.

"Kring kring kring.."

Bunyi istirahat sekolah berbunyi. Semua murid SMA Kamboja Putih sangat gembira. Akhirnya waktu istirahat yang di tunggu telah tiba.

"Ayo Che ke kantin," ajak Tamara yang baru saja bangun dari tidurnya di lantai.

"Gue lagi gak mau jajan Tam. Lo duluan aja," balas Chesa.

"Loh tumben. Ya udah Gue duluan ya." Tamara berjalan menuju kantin.

***
"Che, Lo nggak pulang bareng Angga? Kenapa Angga malah pulang bareng sama Anggun? Lo udah putus sama Angga?" Pertanyaan beruntun dari Tamara membuat Chesa menghentikan langkahnya menuju pintu keluar gerbang sekolah.

"Nanti Lo juga tahu sendiri," balas Chesa santai.

Tamara hendak bertanya lagi. Namun Chesa mengangkat satu tangannya pertanda tidak mau di tanya lagi.

"Gue pulang dulu ya Tam. Dadah." Chesa melambaikan tangan pada Tamara. Saat supir pribadi keluarga Chesa sudah sampai di sekolah.

***
Semua siswa-siswi SMA Kamboja Putih di buat terkejut dengan postingan Angga dan Anggun. Kemarin malam Angga dan Anggun memposting foto first date (kencan pertama) di akun sosial media pribadi mereka.

Chesa yang baru sampai sekolah. Langsung menjadi pusat perhatian semua murid. Tetapi Chesa tidak peduli akan hal itu. Dirinya hanya diam sambil menyibukkan diri membaca novelnya.

"Kasian banget Chesa. Di tikung sahabatnya sendiri."

"Anggun nggak malu apa gimana tuh?"

"Lebih baik putus aja Chesa sama Angga. Daripada dipertahankan malah jadi sakit."

"Angga gak tahu diri banget! cewek secantik Chesa masih di selingkuhin? Mending buat Gue aja!"

Begitulah bisik-bisik kerumunan orang di kelas 10-2. Chesa tidak memperdulikan itu. Dirinya memilih fokus membaca novelnya.

"Che, ini nggak bohong kan?" tanya Mala setengah heboh. Saat melihat postingan mesra Angga dan Anggun.

Chesa menatap Mala. Ia hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawabnya. Lalu Chesa kembali fokus pada novelnya.

"Eh, kurang ajar banget Angga sama Anggun!" Mala sedikit berteriak.

"Kenapa? masalah buat lo?" Anggun yang baru masuk kelas mendengar teriakan Mala.

"Iya lah! Lo itu tukang tikung!" teriak Mala.

Chesa menutup novel yang di bacanya. Ia berdiri dari tempat duduknya. "Sudah jangan berantem. Cuma masalah sepele aja!" Chesa sedikit berteriak.

"Masalah sepele? Che, ini Anggun sahabat Lo yang paling dekat. Dan sekarang dia nikung Lo. Ini bukan masalah sepele!" ucap Mala.

"Udahlah gapapa Gue udah ikhlas. Lagian cowok nggak cuma Angga aja kok. Masih ada yang lebih baik dari Angga. Dan Gue berhak dapat yang terbaik." Chesa kembali duduk di tempat duduknya. Semua orang yang ada di kelas 10-2 menatap Chesa iba.

"Udah La, jangan berantem ntar Lo masuk BK (bimbingan konseling) malah bikin repot." Rara menenangkan Mala yang sudah tersulut emosi.Mala menuruti perintah Rara. Ia kemudian duduk di bangku tempat duduknya yang bersebelahan dengan Rara.

Angga yang baru saja memasuki kelas 10-2, langsung mendapat tatapan tak bersahabat dari teman-temannya. Dirinya sudah menyadari itu dan memilih menghiraukannya.

"Angga itu ya se-ti-a. Setiap tikungan ada," ucap Tamara menyindir Angga.

"Udah bubar! sekarang yang jelas Angga udah resmi milik Gue. Dan Lo semua nggak usah iri!" Anggun menghampiri Angga dan memeluknya dari samping. Hal itu membuat mata Chesa pedas, karena cemburu. Semua teman yang ada di dalam kelas hanya diam dan menatap tak suka ke arah Angga dan Anggun.

"Udah semuanya bubar," nada mengerikan Angga terucap. Membuat semua yang mendengarnya ikut bergidik ngeri.

Anggun tersenyum puas saat Angga membelanya. "Ayo Yang kita duduk bareng sebelahan sama Aku di depan biar Aku nggak sendirian!" rengek Anggun manja masih setia memeluk Angga dari samping.

Chesa yang sudah bosan mendengar kicauan suara Anggun. Ia pun memiliki duduk saja di tempat duduknya yang baru. Chesa tidak merasa kesepian di sini, walaupun duduk sendirian di pojok bangku belakang. Ia merasa bebas bisa makan diam-diam saat pelajaran, bisa meluruskan kedua kakinya jika pegal, karena ada satu bangku kosong di sampingnya. Chesa senang dan merasa bebas. Sementara Angga menempati bangku bekas Chesa duduk di depan. Meninggalkan Dimas duduk sendirian di belakang.

###############################
Aku kasih pagar
Diketik dengan 888 kata
Sebagian kata terinspirasi dari sosial media.

Thank you❤ jangan lupa vote, komen, dan share

B and CWhere stories live. Discover now