Salting.

283K 15K 1.2K
                                    

"Sedang apa kalian?!" ucap seseorang

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Sedang apa kalian?!" ucap seseorang.

"Ehh M-mas." cicit Kafka melihat Gus Rayyan mendekat, karena posisi Ayra membelakangi Gus Rayyan, Kafka langsung berpindah posisi dibelakang Ayra dan menyembunyikan Ayra dibelakangnya.

"Gak ngapa-ngapain kok mas, biasa santri putri melanggar aturan." balas Kafka menahan kegugupannya.

"Terus dengan bebas kamu berduaan dengan yang bukan mahram kamu?!" ujar Gus Rayyan penuh tekanan.

Ayra yang mendengar itu ikut menunduk memejamkan matanya. Suara tegas itu seolah bom yang akan meledak kapan saja, ia berpikir, hukumannya saja belum ia selesaikan masa mau dihukum lagi? batinnya.

"Bukan gitu mas tapi—"

"Tapi apa?  katakan dengan jelas atau kamu mas hukum?!"

Kafka yang mendengar itu bergidik ngeri, kakaknya itu tidak mengenal darah jika menghukum seseorang, mau tak mau Kafka bergeser memperlihatkan Ayra yang ada dibelakangnya.

"Maaf mas." cicit Kafka menunduk tak berani menatap kakaknya.

"A-ayra?" ujar Gus Rayyan terkejut, kenapa istrinya bisa ada disini?

"Siapa lagi tuh yang dihukum?"

"Wih cantik maasyaAllah."

"Hus mulutnya kebiasaan."

"Lumayan cuci mata."

Seolah tidak melihat keberadaan Gus Rayyan, Itulah pekikan beberapa santri putra yang tidak bisa menjaga pandangan ketika hendak menuju masjid melihat Ayra, dan itu membuat Gus Rayyan geram, siapa mereka berani memuji istrinya?

"GADHUL BASHAR! tundukkan pandangan kalian!" tegas Gus Rayyan dengan rahang yang mengeras membuat semua santri menundukkan pandangan dan menuju masjid.

Bom!

Dengan amarah yang masih memuncak, Gus Rayyan mencoba mengatur nafasnya pelan kemudian menatap istrinya.

Ayra mendongak sembari menyengir dengan wajah tanpa dosanya kemudian berucap.

"Ehh hehe kalo sama mereka gak papa galak gus, tapi kalo sama saya jangan ya? gak boleh galak-galak sama calon istri." ujar Ayra dengan percaya dirinya berharap agar Gus Rayyan tidak memberikan hukuman untuk yang kesekian kalinya.

"Udah adzan, kamu atur pihak keamanan untuk semua santri segera berangkat ke masjid." ujar Gus Rayyan pada Kafka dan mengabaikan ucapan Ayra, calon istri dari mana? jelas-jelas ia sudah sah menjadi istrinya.

"Iya mas, Kafka pamit assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Mbak Ayra, cayoo!" ujar Kafka mengangkat satu tangannya tanda semangat pada Ayra kemudian melangkah pergi.

KIBLAT CINTATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon