Mahakarya Ayrania.

294K 13.8K 596
                                    

Sebelum lanjut jangan lupa;

Vote.

Komen.

Dan Follow.

Lopyuuu💕

Ok next!

Umma dan abah tak lupa mengucap kalimat hamdalah saat mendapat kabar jika menantunya tengah hamil, keduanya baru saja tiba di ndalem setelah menyelesaikan acaranya di pesantren milik sahabat Umma Maryam

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Umma dan abah tak lupa mengucap kalimat hamdalah saat mendapat kabar jika menantunya tengah hamil, keduanya baru saja tiba di ndalem setelah menyelesaikan acaranya di pesantren milik sahabat Umma Maryam. Sama seperti Gus Rayyan, Ayra seolah mendapat duplikat suaminya yang melarangnya ini-itu dengan alasan "Nanti kamu kecapekan."

Tak tahan dengan kebosanan yang melanda, Ayra memilih menuju asrama menemui ketiga temannya. Setelah beberapa menit berjalan, ia pun memasuki kamar asramanya setelah mengucapkan salam.

"Novel terus, kitab tuh buruan di tambal, bentar lagi libur semester." tegur Ayra, sedang Adel menunjukkan deretan giginya yang rapi.

"Besok, besok gue tambal, sekarang novel dulu."

Ayra berdecih.

"Kena razia, tau rasa lo."

"Gak bakal kena, kalau lo gak ember." Adel menatap Ayra sinis.

Ayra merotasikan mata jengah. "Nak, nanti jangan tiru sifat aunty-mu yang satu itu, ya?" ucapnya, mengelus pelan perutnya yang sedikit berisi itu.

"Gue sih berharapnya tuh bocah mirip Gus Rayyan." ujar Adel, Ayra mengernyit. "Kenapa emang kalau mirip gue?"

"Kasihan suami lo, bisa mati berdiri nanti kalau dua-duanya tukang rusuh."

"ADEL TAKODEL-KODEL!"
---

Ayra mengalihkan tatapannya pada jam yang menunjukkan pukul empat lewat, setelah kajian ashar selesai, ia berniat menemui Gus Rayyan untuk mengambil ponselnya yang telah di sita. Tatapannya menajam menjuru ke segala arah, bukannya menemukan Gus Rayyan, netranya justru bertemu mak lampir a.k.a Ning Aizha yang akan melewatinya seraya menatapnya tajam.

Ayra menunggu Ning Aizha menegurnya, tapi sesampainya Ning Aizha di depan Ayra justru langsung memalingkan wajahnya dan berlalu begitu saja.

"Tumben diem, atau udah insyaf kali, ya? syukur deh." monolognya, kemudian netranya menangkap sosok yang sedari tadi ia cari.

"Mas." panggil Ayra sedikit teriak pada Gus Rayyan yang baru saja keluar dari masjid.

Gus Rayyan menghentikan langkahnya saat mendengar suara familiar yang berasal dari istrinya itu, ia menoleh dan betapa terkejutnya ia saat melihat Ayra berlari menuju ke arahnya. Dengan langkah cepat Gus Rayyan menghampiri Ayra yang masih berlari, kemudian menangkap tubuh istrinya yang hampir terjatuh jika ia tidak segera menangkapnya.

"Shh." ringis Ayra saat Gus Rayyan berhasil menangkapnya.

Gus Rayyan menghela nafas.

"Jangan lari-lari, hampir aja jatuh, kalau jatuh gimana? Jangan ulangi lagi." tegur Gus Rayyan berurutan.

KIBLAT CINTADonde viven las historias. Descúbrelo ahora