Pahala yang tak terbatas.

280K 13K 336
                                    

Sebelum lanjut jangan lupa;

Vote.

Komen.

Dan Follow.

Lopyuuu💕

Ok next!

Jangan di skip! karena chapter ini mengandung ilmu, ready ya? nanti aku kasih bonus doble up.

Malam ini, tepatnya di asrama Ayra tengah menjadi perbincangan hangat diantara teman sekamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini, tepatnya di asrama Ayra tengah menjadi perbincangan hangat diantara teman sekamarnya.

"Tuh bocah kemana lagi dah, sebentar ada sebentar ngilang, untung ustadzah belum pada sadar." ujar Adel.

"Jangan-jangan Ayra kabur lagi?" balas Farah.

"Atau mungkin udah ke masjid dari siang?" timpal Maya yang mendapat tamparan kecil dilengannya oleh Adel.

"Gak mungkin lah, secara tuh anak maasyaAllah banget, dan masa iya ke masjid tapi kita gak lihat?" protes Adel.

***

"Mas aku izin ke asrama, ya?" ujar Ayra yang kini waktu menunjukkan pukul 19:15 WIB dimana semua santri akan berangkat madin.

Madin : Madrasah Diniyah yang biasanya dilakukan oleh para santri setelah sholat isya', tepatnya di kelas, dan dibedakan menurut beberapa tingkatan.

Fyi: gak semua pesantren menerapkan sistem seperti ini ya, karena semua yang aku terapin di ceritaku ini sesuai berdasarkan pengalaman aku waktu di pondok dulu hehe. Kitabnya apa?  kitab kuning yaa, entah itu kita safinatun najjah, nahwu, shorof dll.

Ada yang jebolan pesantren juga disini? atau yang masih nyantri? bisa komen dibawah yaa hihi kali aja ada yang pernah satu pesantren sama author :D

"Mau berangkat madin hm?" balas Gus Rayyan.

Ayra mengangguk. "Iya tapi aku mau tidur di asrama juga."

"Kamu masih hutang hukuman loh sayang."

"Yaah kok mas masih inget sih?!" kesal Ayra, padahal ia berniat ke asrama agar Gus Rayyan melupakan soal hukumannya.

"Mas gak bakal lupa kalo soal itu." balas Gus Rayyan menjawil hidung mancung istrinya.

"Ish udah jadi suami pun tetep nyebelin." gumam Ayra lirih.

"Mas denger."

"Ehh hehe aku gak ngomong apa-apa kok mas." balas Ayra menunjukkan deretan giginya yang rapi.

KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang