Mual?

274K 14.4K 681
                                    

Sebelum lanjut jangan lupa;

Vote.

Komen.

Dan Follow.

Lopyuuu💕

Ok next!

Tok tok tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok tok tok.

"Assalamualaikum, mas." ujar Kafka di depan kamar Gus Rayyan.

Ceklek!

"Wa'alaikumussalam, ada apa?" tanya Gus Rayyan dengan suara parau.

"Itu, dipanggil umma buat sarapan." balas Kafka.

Gus Rayyan mengangguk. "Nanti mas—" Gus Rayyan langsung berlari ke kamar mandi dengan tangan yang menutupi mulutnya.

"Loh mas kenapa?" tanya Kafka khawatir kemudian menyusul kakaknya ke dalam kamar mandi.

"Hueek hueeek."

"Astaghfirullah, antum kenapa?" ucapnya, seraya mengurut tengkuk kakaknya dengan pelan, tidak ada apapun yang keluar kecuali cairan bening.

Gus Rayyan menggelengkan kepalanya pelan. "Lagi gak enak badan aja." ucapnya pelan.

"Kenapa? jangan-jangan mas gak tidur karena mikirin kakak ipar?" tebak Kafka, Gus Rayyan hanya diam walaupun itu adalah faktanya.

Kafka menuntun pelan Gus Rayyan ke atas tempat tidur. "Istrirahat aja dulu, nanti sarapannya biar aku bawa ke sini."

Mendengar itu lagi-lagi Gus Rayyan menggelengkan kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca. "Gak mau makan, maunya istri mas."

Kafka yang melihat itu melongo, apakah ini benar kakaknya? kenapa jadi seperti ini?

"Ini beneran mas, kan?" ujar Kafka seraya mengecek suhu badan Gus Rayyan dengan punggung tangannya. "Gak panas." lirihnya.

Kafka menggelengkan kepalanya tak percaya. "Oke, lebih baik mas istirahat dulu sekarang, mungkin nyawa mas belum kumpul saat bangun pagi tadi." katanya, membuat Gus Rayyan hampir melayangkan protes kalau saja Kafka tidak berlari cepat ke luar kamar.

"As-assalamualaikum." ucap Kafka terkejut karena bukan hanya ada kedua orang tuanya saja, melainkan kedua orang tua kakak iparnya yang tiba-tiba datang pagi-pagi.

"Wa'alaikumussalam." balas mereka kompak.

"Pagi ayah, bunda." ujar Kafka menyambut kedua orang tua Ayra.

"Pagi, maaf bikin kamu terkejut pagi-pagi." balas Haikal dan Luna terkekeh melihat ekspresi Kafka tadi.

"Hehe gak papa yah, bun, aku cuma kaget aja." balas Kafka kemudian duduk disebelah abah nya.

"Kakak kamu mana? kenapa kamu turun sendiri?" ujar umma yang tidak melihat keberadaan putra sulungnya.

Mendengar itu Kafka jadi teringat dengan kakaknya yang terlihat tidak seperti biasanya. "Lagi gak enak badan, umma, jadi agak sedikit aneh."

KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang