6

51.7K 2.7K 10
                                    

Votmenya dong kaka:)

Sesampainya mereka di apartemen, Via segera memindahkan Azka yang sudah tertidur ke kamar tamu sesuai arahan tuan rumah.

Tidak lupa Via memberi bantal guling di sekeliling tempat Azka tidur, agar bayi itu tidak terjatuh.

Setelah itu ia keluar dari kamar dan berjalan ke arah dapur untuk menata isi kulkas, sedangkan Juan mungkin sudah di dalam kamarnya.

Berhubung Juan sedang di apartemen, Via berencana akan memasak untuk makan siang, pertama kalinya Via akan memasak untuk Juan.

Via menyiapkan bahanya mulai dari mencuci ayam potong, wortel dan kentang, lalu ia mengambil bumbu-bumbu masakan yang di perlukan, sebelum memasak, Via lebih dahulu menanak nasi.

Tiga puluh menit kemudian masakan Via sudah hampir sempurna, tinggal menunggu sayur wortel dan kentang matang.

"Emang lo bisa masak?"

Tiba-tiba saja sebuah suara mengagetkan Via yang sedang larut dalam kegiatan memasaknya. Ia membalikan badannya.

Lagi-lagi jarak ia dan Juan sangat dekat, mungkin hanya berjarak tiga jengkal, apalagi Juan tambah ganteng dengan outfitnya yang serba hitam.

"Tuh kan lo mandang gue kayak gitu lagi" ujar Juan, menyadarkan Via dari lamunannya.

"A-apa, engga kok" sial, ia selalu gugup jika berdekatan dengan Juan.

"Nah kan lo gugup" Juan semakin mendekatkan wajahnya, dan seketika muka Via memerah karena salah tingkah.

"A-awas jangan ganggu, gue lagi masak" ujar Via lalu membalikan badanya lagi.

"Ya menghindar lo"

Makin kesini Juan jadi menyebalkan, ia kira Juan akan menjadi cowo dingin seperti di novel-novel yang ia baca, apalagi melihat Juan waktu pertemuan pertama mereka di rumah Julia, keliatan disana Juan seperti cowo cuek dan dingin, tapi ternyata cukup menyebalkan, untung suka.

"Pake bengong lagi, noh masakan lo gosong" kata Juan, dan Via pun segera mematikan kompor karena sayurnya sudah matang, bahkan airnya hampir kering.

"Makanya jangan ngagetin" jawab Via.

"Lah kok? Kok lah?" Juan heran dengan muka konyolnya menatap Via.

"Lo kok ngeselin? Harusnya lo jadi cowo dingin dan cuek aja" jawab Via menatap Juan sebal.

"Lah gue orangnya emang gini"

"Tapi sebulan yang lalu lo nyuekin gue mulu"

"Ciee lo minta di perhatiin ya?"

"Au ah" mengabaikan Juan, Via segera menghidangkan masakanya.

"Kata Tante Laras, kalau bisa gue masakin lo tiap makan malam, tapi setiap gue kesini lo ga ada" kata Via setelah menghidangkan masakanya.

"Gue sebulan ini emang sibuk" jawab Juan lalu duduk di kursi meja makan, seketika perutnya jadi lapar melihat masakan Via yang menggiurkan, apalagi melihat ayam baladonya.

"Ini aman ga kalau gue makan? takut mati gue" Tanya Juan waspada.

"Tadi ga sengaja gue masukin racun tikus" jawab Via ketus, lalu hendak berjalan meninggalkan Juan.

Tapi tangannya di tahan oleh tuan rumah.

"bercanda elah, ambilin nasinya dong" ujar Juan lalu menyodorkan piring ke arah Via.

"Punya tangankan? Ambil sendiri lah" jawab Via.

"Inget lo disini tu kerja buat gue" kata Juan pongah.

Sejujurnya Via emang sudah berniat untuk mengambilkan nasi untuk Juan, tapi ia berusaha untuk tidak peduli biar rasa sukanya kepada Juan tidak terlalu kelihatan, maka dari itu ia pura-pura tidak peduli, padahal bisa saja ia beralasan karena perkejaan.

"Makanya jangan bikin kesel" jawab Via lalu mengambilkan nasi beserta lauk untuk Juan.

"Temenin gue makan" kata Juan saat melihat Via akan berjalan ke kamar tamu,"gue ga bisa makan kalau sendirian, sekalian lo juga makan deh"

Via mengangguk, dan ikut makan bersama Juan, hening.

"Tambahin sambelnya dong" Juan menyodorkan piringnya kehadapan Via, dan Via pun mengambilkannya untuk Juan.

"Masakan lo enak, sering sering masak buat gue ya"

Via yang mendapat pujian dari Juan berusaha untuk bersikap biasa-biasa aja walaupun ia ingin lompat-lompat karena senang masakannya di puji.

"Lo nya aja sering ga di apartemen" jawab Via.

"Kalau sekarang gue ga terlalu sibuk" jelas Juan, lalu melanjutkan makanya dengan lahap.

Hati Via menghangat melihatnya, pertanda masakan Via emang enak.

Tiba tiba saja suara Azka menangis terdengar, Via hendak segera berlari ke kamar. Tapi lebih dulu di cegah Juan karena cowo itu sudah selesai dengan makanannya.

"Lo lanjut makan, biar gue aja" lalu ia berjalan menuju kamar, Via segera menyelesaikan makanannya.

Setelah itu ia membereskan meja makan dan mencuci piring, lalu ia membuatkan susu untuk Azka. Kemudian ia menyusul Juan ke kamar.

Pemandangan pertama sekali yang ia lihat adalah, Juan yang sedang berusaha menggantikan celana Azka.

"Sini biar gue aja, lo gini doang ga bisa" ujar Via, lalu mengambil alih pekerjaan Juan.

"Bukan pekerjaan gue, kan itu pekerjaan lo, tadi gue inisiatif doang" jawab Juan, lalu memperhatikan bagaimana dengan mudahnya Via mengganti celana Azka yang mendadak kalem, tadi sama dirinya saja Azka bergerak gerak tak mau diam.

"Segampang ini lo ga bisa?" Tanya Via yang sudah menggendong Azka, karena anak itu yang meminta untuk di gendong.

"Tu bocil sama gue tadi gerak gerak mulu gamau diem, giliran sama lo anteng-anteng aja, ya gampang lah" jawab Juan ngegas, karena kesal.

"Makanya jangan ngeselin, iya kan sayang?" Seolah paham, Azka tertawa dan bertepuk tangan.

"He cil yang ngeselin tu elu ya" kata Juan dan menoel-noel pipi montok Azka, lalu matanya beralih menatap pipi chubby Via.

"Pipi lo juga montok ya" ujarnya dan menoel pipi Via tapi tak selembut ia menoel pipi Azka barusan, lebih tepatnya Juan mencubit pipi Via.

"Lepasin, sakit Juan" pipinya sakit karena ada jerawat batu disana. Sampai-sampai matanya berkaca-kaca karena emang sesakit itu kalau jerawat batu.

"Ya elah gitu doang nangis" jawab Juan lalu mengelus pipi Via dengan lembut, Via gelagapan, salah tingkah, sekaligus malu.

"Ini jerawat?" Tanyanya saat merasakan ada benjolan, Via tak menjawab.

"Muka lo banyak bekas jerawat, pasti lo cubit-cubit ya?" Tanya nya lagi, tapi Via masih diam, topik sensitif Via adalah soal jerawat, apalagi orang yang menanyakan itu adalah cowo yang dia sukai, Via malu, Via menjadi minder melihat muka Juan sangat mulus, putih bersih.

"Malah diem"

Azka merengek, lalu dengan segera Via menyodorkan susu yang sudah Via bikin tadi.

"Jangan bahas jerawat, gue ga suka" lalu Via berjalan menuju ruang tamu, dan duduk di sofa.

"Yaudah lah, gue ada matkul siang, lo sendiri yang jaga Azka gapapa?" Via mengangguk.

Setelahnya Juan mengambil tasnya dan berangkat kuliah, tinggal lah Via dan Azka di apartemen.


Komen ya kalau ada typo

Maaf ya kalau masi blak blakan, karena selesai ketik langsung publish.

ig @wp_juanvia


















Ponakan Crush (END+ TERBIT)Where stories live. Discover now