11

46.2K 2.2K 6
                                    

Mohon bantuan vote+komen+kritik dan sarannya ya

Semoga part ini sampai 25 vote, cuma 25 vote kok, bisa ga ya?

Happy reading

***

DUAARR!!

JEDDERR!!

Listrik padam.

"HUAAA" yang berteriak barusan bukanlah Via, tapi Juan.

Via kaget mendengar teriakan Juan.

"Hehe sorry, gue kaget tiba-tiba mati lampu" ujar Juan menoleh ke arah Via duduk tadi, karena gelap ia tak bisa melihat wajah manis Via.

"Lebay banget" jawab Via lalu menghidupkan senter dari handphone nya. Kalau boleh jujur dirinya agak takut dengan kegelapan.

"Yeuu namanya juga kaget, mana pas banget ada guntur" saut Juan.

"Trus gue pulangnya gimana?" Tanya Via gaduh sendiri.

"Udah gue bilang, nginep sini aja"

Senter dari handphone Via tadi tiba-tiba mati karena baterai handphone nya habis.

"Juan, hp lo mana? Hidupin senter nya batre hp gue habis"

"Di kamar, lagi di cas tadi, kalau lo mau ambil aja sendiri" ujarnya dengan malas.

Benar-benar ya Juan, lagi suasana horor kayak gini masih aja sempat-sempatnya menjahili Via yang sudah gemetaran.

"Gelap, gue ga bisa liat" jawab Via pelan.

"Lebay banget" komentar Juan membalikkan perkataan Via tadi.

"Gue ga lebay, ini emang gelap mana suasananya horor banget lagi" jawab Via.

"Via, itu di belakang lo apa?" Kata Juan menakut-nakuti Via.

"Gue ga penakut ya!" padahal sebenarnya bulu kuduknya sudah berdiri gara-gara dinginnya malam, ditambah dengan bercandaan Juan barusan.

"Yaudah, lo tunggu sini gue ambil hp dulu" ujar Juan lalu berdiri, tapi tangannya ditahan oleh Via.

"Gue ikut"

"Ngapain ikut? Di sini aja, katanya ga takut huh" ejeknya lalu melepaskan tangan Via dari lengannya

"Iya-iya gue ngaku gue takut!" Jawab Via berteriak karena tangannya sudah terlepas dari lengan Juan. Sedangkan matanya tidak bisa melihat apa-apa karena gelap.

"Juan tungguin gue" nafas Via tak beraturan karena emang takut.

DUAARR!!

"JUAANN!!" Teriak Via dengan kencang.

"APA WOI, GUE MASIH DI SAMPING LO" jawab Juan dengan berteriak juga. Mau ketawa sebenarnya mendengar teriakan Via. Tapi kasihan anak gadis orang.

"Gue ikut lo, ga enak banget gelap kek gini" cicit Via pelan.

"Yaudah ayo"

Via merasakan tangannya di genggam lalu di tarik berjalan dengan pelan.

"Pelan-pelan aja, gelap banget" kata Juan. Via diam mengikuti langkah Juan yang sedang menarik tangannya.

Dtak!

"Haduh kepala gue" ringis Juan, karena ia tak sengaja menabrak pintu kamar, lalu ia melepaskan genggaman tangannya dari tangan Via dan membuka pintu kamarnya.

Seketika Via merasa kehilangan.

Via tidak sadar sudah di tinggal sendirian di depan pintu, ia pun tersadar setelah melihat cahaya layar handphone Juan yang menyala di dalam kamar karena pemiliknya menghidupkan layarnya.

Dengan segera Via berjalan dengan cepat masuk ke dalam kamar Juan, tapi kakinya malah menginjak bola kecil yang membuatnya terjatuh.

Juan yang mendengar suara gaduh itu dengan cepat menghidupkan senter handphone nya.

"Mentang-mentang hobi jatuh, lagi gelap gini lo terobos juga" kata Juan lalu membantu Via berdiri.

"Ya karna lo ninggalin gue di luar sendirian" jawab Via lalu dirinya di tuntun Juan duduk di sofa.

"Yaudah deh maaf" saut Juan.

Hening beberapa saat, hanya terdengar suara hujan dan guntur saja.

"Kalau di inget-inget kita ga pernah kenalan secara resmi ya, gue tau nama lo dari ka Julia aja waktu itu" tiba-tiba Juan bersuara lagi.

"Gue tau lo dari kelas 1 SMA waktu itu" jawab Via, tapi di dalam hatinya.

"Coba lo kenalin diri lo secara resmi ke gue" suruh Juan.

"Harus banget ya?" Tanyanya.

"Harus, gue harus tau orang yang kerja sama gue itu kayak apa"

"Iya deh, seperti yang lo tau, nama panggilan gue Via, kalau nama lengkap gue Jingga Savia Putri"

"Sapi?" komentar Juan saat mendengar nama lengkap Via.

"Savia ya, bukan sapi" koreksi Via kesal.

"Iya-iya" jeda sebentar.

"Sapi" lanjutnya, lalu ketawa merasa lucu dengan panggilan itu.

"Serah lo, ga mood gue" ucap Via.

"Bercanda elah, lanjut woi lanjut" kata Juan membujuk Via.

"Males, gue ngantuk mo tidur, gue bawa hp lo ya" lalu dengan cepat ia menyambar handphone Juan dan berlari keluar menuju kamar tamu.

"Kemana lo? Kunci kamar tamu sama gue!" Teriakan Juan menghentikan langkah Via yang sudah sampai di dekat ruang tamu. Lalu dia balik lagi ke kamar Juan.

"Yaudah siniin" ia mengacungkan tangannya ke arah Juan meminta kunci tersebut.

"Gue gamau"

Dengan jahilnya Juan berdiri dan berjalan mendekati Via, lalu ia mendekati wajahnya ke arah Via.

"Tidur sama gue aja" Bisiknya pelan.

Via mematung mendengar bisikan tersebut, pipinya bersemu merah.

Listrik pun sudah hidup kembali.


Yang mau lanjut komen dong
mwheheheh.

Buat besok aku belum tentu up ya, tapi bakalan aku usaha in, kalau misalnya bisa mencapai 25 vote mwhehe. Engga deng becanda, Kalau engga juga gapapa aku bakalan tetap usaha buat up.

Makasih udah baca cerita ini💚













Ponakan Crush (END+ TERBIT)Where stories live. Discover now