☁️ㅣ34. Penyelamatnya Tiba

1.9K 329 95
                                    

Kira-kira Bulan bakalan dijemput Agar gak ya?

Kira-kira Bulan bakalan dijemput Agar gak ya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rembulan tak bisa melihat ada apa di depannya karena semuanya buram

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rembulan tak bisa melihat ada apa di depannya karena semuanya buram. Kacamatanya entah ada di mana, yang bisa ia lihat hanyalah benda-benda yang berjarak dekat, maksimal lima puluh sentimeter di hadapannya. Kepalanya kini tertoleh ke kiri dan ke kanan, mencoba untuk memindai keadaan sekitar. Apalagi saat ini, mulutnya ditutup rapat oleh lakban serta kedua tangannya terikat ke belakang kursi. 

Seingatnya, Rembulan hanya tertidur di perjalanan pulang dengan Agraska. Kenapa saat terbangun, dirinya malah ada di tempat yang tak jelas seperti ini? Bangunan berantakan, kotor, serta banyak sekali barang berdebu yang rusak di sekelilingnya.

Kebingungan Rembulan belum terjawab sama sekali, ketika suara beberapa orang terdengar, semakin lama semakin mendekat sampai tibalah tiga sosok yang Rembulan lihat menghampirinya. 

"Oh, adik cantik udah bangun." Salah satu lelaki dengan beberapa tato di lengan kanan dan kiri itu tersenyum lebar, ia mengangkat dagu Rembulan dan memindai wajahnya. "Cantik banget, mulus begini, rugi kalau gak dicobain." 

"Woy, nunggu ketua dululah!" satu lelaki lain menyahut. "Kita sih, bakalan kebagian sisa." 

Kaki Rembulan jadi gemetar mendengar percakapan serta tawa ketiga lelaki di sana, keringatnya mulai bercucuran, tak tahu apa yang akan terjadi nanti. Bagaimana bisa? Siapa mereka, dan kenapa semuanya bisa terjadi begitu saja? Rembulan menyesal mengapa ia harus tidur di mobil tadi, seharusnya ia menemani Agraska.

Tunggu. Agraska di mana? 

Rembulan mengguncang-guncang lengannya, ia juga mencoba berteriak meminta perhatian pada lelaki di hadapannya hingga ia berhasil. 

"Kenapa, cantik?" lelaki itu membuka lakban yang menutupi mulut Rembulan. "Gak akan ada yang bisa nolong kalau teriak, soalnya di sini udah terbengkalai," lanjutnya dan tertawa bersama dua temannya yang lain. 

"Di mana Agraska?!" Rembulan berkata nyaring tanpa ragu meskipun dua belah bibirnya sudah bergetar hebat. "Kalian siapa?!" 

"Agraska cowok yang tadi bukan?" salah satu lelaki di sana bertanya. "Agraska siapa, woy?"

Awan untuk RembulanWhere stories live. Discover now