perangkap?

6.8K 1K 146
                                    

Hujan telah membasahi bumi ketika pelajaran telah usai. Kujulurkan tanganku sampai mengenai tetesan air yang jatuh dari langit. Awan terlihat mendung untuk akhir musim panas, aku yakin sekolah pasti mengumumkan pada semua murid untuk segera mungkin mengenakan seragam beserta jas almamaternya.

Cuaca berubah-ubah, kemarin saja matahari masih bersinar dengan terik, lalu hari ini, hujan deras mengguyur setiap sudut Seoul. Perkiraan cuaca yang disiarkan di televisi tidak terlalu bermanfaat, karena yang di perkirakaan hampir separuh lebih meleset.

Begitu pula aku, hari ini tidak membawa payung karena tadi pagi langit masih terang benderang. Siapa yang mengira hujan akan turun dengan derasnya? Saat dingin seperti ini pasti enak menghabiskan waktu untuk makan di kedai makanan China dengan bumbu yang pedas tak terkira.

"Kapan hujan berhenti?" masih menjulurkan tangan aku bermain-main dengan tiap tetes yang mengenai pori-pori kulitku.

"Yah, dasar bocah."

Seseorang menyadarkan lamunanku, aku berhenti untuk beberapa detik sebelum kutarik tanganku ke sisi tubuh, lengan seragamku telah  basah separuh. Sedikit menggigil kedinginan aku berkata pada Jungkook, "Sejak kapan kamu disitu, Kook?"

Jungkook memperbaiki posisinya yang bersandar dengan tembok, tas punggung warna hitamnya telah bertenger di bahu kanannya, satu kancing atas seragamnya terbuka dan memperlihatkan dalaman putih karena dasi yang tak ia pakai.

"Sejak kamu diam, bermain seperti anak kecil, lalu menggumam 'kapan hujan berhenti' seperti gadis smp labil yang sedang galau." cerocosnya, ia mengangkat satu alisnya saat menyadari ada yang aneh, "Eh tumben?"

"Apanya?" dengusku, "Hwang Ahyoung juga manusia, punya perasaan dan emosi, tahu?"

Jungkook menyengir lebar, ia mensejajariku di pinggir trotoar sekolah yang tertutup oleh atap kecil.

"Jung, bawa payung?" tanyaku ragu, tidak yakin Jungkook akan repot-repot membawa payung, ia bukanlah jenis orang yang selalu siap sedia, serba mepet baru ia lakukan. Jungkook tidak menjawab tapi bibirnya naik membentuk senyuman manis yang langsung saja membuatku kacau.

"Bisa tidak bisa iya."

Aku melipat tanganku ke dada, "Terserah, tapi aku lapar." Kataku tak kalah membingungkan.

Mata Jungkook terpaku pada jalanan yang tertutup oleh derasnya hujan, bau tanah basah yang tercium membuatku tenang, sesuatu menahanku untuk tetap bertahan pada posisi dimana Jungkook  dan aku bersejajar walau hanya diam, dan rasanya aku hampir saja menghentikan seluruh waktu yang berjalan.

"Jung, kapan kita terakhir kali makan bareng?"

"Er... satu bulan yang lalu."

"Kau berhenti mencuri bekal noona-mu lagi, kah?"

"Aku tetap mencurinya, Ahyoung. Bahkan setiap hari." Ia mengulum senyum misterius.

"Kau tidak membaginya denganku? Kau kan sudah janji, ingat?"

Jungkook menepuk jidatnya, "Astaga lupa!"

"Bodoh."

"Young, sepertinya aku harus bawa dua bekal."

Sweet EscapeWhere stories live. Discover now