paling berarti

6.6K 894 117
                                    

Rasanya detik sudah terlewat dengan cepat sementara sepatah katapun belum sanggup melesak keluar dari mulutku. Rongga mulutku benar-benar terkatup dan gigiku senantiasa menjepit lidahku sendiri. Aku tidak ingin mengatakan apapun, andai saja manusia bisa mendengar suara hati, Jimin pasti mendengar jeritanku sedari tadi.

Bola mataku bergerak gelisah, bibirku kering semenjak aku hanya bisa diam, sementara ia sepertinya tahu kegundahan yang sedang menyerbu diriku. Dia mendesahkan nafas yang kecil sebelum garis bibirnya memanjang tersenyum, "Lupakan saja."

Lalu ia meninggalkan karpet untuk beranjak pergi, aku lantas mendongak, gugup masih melekat erat saat ia memutuskan kontak mata dan siap melangkah. Bukan rasa lega yang menyiram tubuhku saat itu, rasa bersalah lebih mendominasi.

"Mau kemana?" ujarku gelisah, seperti anak kecil yang mau ditinggal ibunya. Nadaku hampir saja kalah saing dengan suara televisi, bersyukur Jimin mendengar itu dan menoleh lagi. Tapi ia tak mengatakan apapun.

*

Aku membasahi bibirku, masih gelisah, jari kananku mengapit dua sumpit dan memutar kuah ramyun dengan asap yang mengepul.

"Jim,"

"Hmm..."

Kususun kalimat per kalimat yang kuharapkan tidak melukai hatinya. "Kau marah?"

Faktanya aku tidak pernah peduli terhadap siapapun. Aku tak pernah peduli seseorang marah karena keterbatasan dalam bersosial dalam hidupku. Aku lebih suka mempersingkat segala sesuatu. Semuanya baik-baik saja untuk saat ini, kecuali... aku tidak pernah bisa membayangkan seorang teman (yang mungkin satu-satunya yang kupunya) akan marah karena sikapku.

Jujur, cinta tak terbalas itu menyakitkan.

Dan aku tahu apa yang Jimin rasakan. Ia menunjukkannya secara gamblang tanpa benteng atau penghalang 'iya kita ini cuman teman'.

Aku tahu rasanya tersakiti di atas kebahagian seorang 'teman'. Karena hey! aku baru saja merasakannya. Itu serasa menamparku, ayo Ahyoung, katakan pada Jungkook yang sebenarnya. Diapun bisa maka kau juga pasti sama.

Jimin meletakkan sumpitnya, matanya beralih dari fokusnya ke layar televisi hingga menatapku lamat-lamat, kuyakini aku bisa saja hanyut dalam tatapannya kalau saja sesuatu tidak menyadarkanku.

"Untuk apa?"

"Maksudku-" aku hampir tersedak udara, "Jim, aku hanya tidak tahu. Aku bingung." Jelasku dengan nada memelas. Gila, selain pada ayah untuk meminta suatu hal yang aku inginkan, aku baru saja mengeluarkan sikap manjaku padanya. Dan itu murni terjadi secara otomatis, yah entahlah.

"Apa yang kau rasakan saat melihat ramyun?" katanya sambil mengulum senyum.

Seketika aku melihat ramyun yang ada di mangkuk, "Apa? Kenapa tiba-tiba tentang ramyun?"

"Aku selalu makan ramyun, Young. Aku jarang makan masakan rumah, well  kau tahu aku tinggal sendiri di Seoul, di apartemen ini sedangkan ayah ibuku di Busan."

"Lalu?"

"Aku tidak pernah bosan melihat, memasak, ataupun memakannya." 

"Tapi makan itu terus tidak sehat."

"Iya sepertimu, aku melihatmu tanpa sadar dan terus menerus tanpa bosan, kau tahu semua yang berlebihan tidak sehat. Rasanya membuatku gila."

Lagi, dia menunjukkannya. Oh gosh, aku ingin menenggelamkan diriku ke lautan dan tidak pernah kembali.

"Aku tidak semenarik itu, aku pendiam, banyak yang lain tapi kenapa aku?"

Blushing, tetapi aku mencoba menutupinya.

"Jimin, apa kamu selalu seperti ini? Menunjukkan semua yang ada pada dirimu pada orang yang baru kamu kenal? Ini sedikit membuatku tak nyaman, sungguh, aku tidak pernah merasa menarik untuk diperhatikan, kehidupanku monoton tanpa warna. Aku sulit percaya pada hal baru, termasuk kamu dan segala bullshit yang kamu katakan. Aku kosong saat dirimu bilang akan membuatku tak pernah menangis lagi, aku bingung dengan dirimu yang selalu saja menjatuhkanku lalu membuatku serasa terbang, aku bahkan bingung, apa kita ini teman?."

 "Young, dengarkan aku. Hanya sekali." pintanya, "Aku ingin kita dekat, itu saja, jangan pernah ragu untuk mengandalkanku, oke aku keterlaluan karena memperhatikanmu diam-diam but i can't help for the God's sake.  Kau menarik lebih dari yang kau kira, kau hanya perlu melihat lebih jauh dirimu sendiri, dan akupun sama untuk membuktikan ucapanku. Beri aku waktu. Satu kesempatan yang paling berarti. Setidaknya ijinkan aku berusaha."

Aku mengangguk dan mengulurkan jari kelingkingku, "Kamu harus menetapi janji. Pinky promise." Menautkan jari kelingking kami dan tersenyum satu sama lain.

"Janji kelingking."

*

Kue Beras's note:

Pertama, maafin kemarin ada typo di poster, kemarin baru part 7 dan ini  part 8 yah. males benerin karena gak sempet :(

writer block ku masih aja hinggap nih, kasih saran dong ya :( soalnya sebulan ini aku mah emang gak fokus dunia fangirl, susah berkhayal lagi, cuman bau tugas lagi dan lagi yang sebarek, kelar satu eh datang lagi, cem jaelangkung tugas tuh, datang tak diundang pulang tak diantar.

oh ya, aku ngetik ini barusan aja ya, sengaja kebut, abis ini mau buat resume dan cacatan, besok ada pre test lagi dan sialan aing belum belajarrr #somebodyplzhelpme

maafkan yah kalo jimin ahyoungnya aneh, ini part yang harusnya kulewatin dan gak ada di kerangka astagaaaa, tiba-tiba muncul gitu aja karena "eh masak iya entar ahyoungnya langsung ke jimin? gak lucu kan? terus jungkook gimana? masak buat gw? lebih gak lucu anjir :")"

Yang bingung sama judul part kemaren, coba tebak apa maksudnya?

nah disini udah dijelasin yahhh~ mang tersirat sih, biar kalian baca ulang dan fokus eaaaa.

Jadi giniloh, kenapa kemarin "perangkap?"

intinya sih di kalimat akhir jimin kemarin. coba pikirkan wkwkkwkwk

btw bts mau kambek cuy. bagus makin nambah beban idup gw selain masalah kuliah -_-"

p.s tambahannn, hbd jungkook maaf telat ngucapin ya kamu tau sendiri kan yang ku sibuk :") buruan lulus sma yah masak iya kamu yang tua masih sma sedangkan aku yang unyu *coret* ini udah kuliah, apa kata ayahku nanti :")?

s tambahannn, hbd jungkook maaf telat ngucapin ya kamu tau sendiri kan yang ku sibuk :") buruan lulus sma yah masak iya kamu yang tua masih sma sedangkan aku yang unyu *coret* ini udah kuliah, apa kata ayahku nanti :")?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

satu-satunya pokemon yang pen aing karungin :") yang tercintaaaa dan selalu kamuuu <3

by ttaekbokki <3

Sweet EscapeWhere stories live. Discover now