Makan Apa Kita Hari Ini?

2.5K 366 86
                                    

Dibuat dalam rangka kumpul CS Writers Club Bandung (24/08/18). Tema malam itu adalah Dongeng dan setiap peserta diberikan pilihan dongeng beserta kalimat tunggal yang harus dimasukkan ke dalam cerita karangan masing-masing melalui undian.

Tema yang kudapat: Lion King

Kalimat yang kudapat: "Makan apa hari ini?"

Tokoh yang kulibatkan:

- Simba dan Nala, dua singa dewasa tanggung

- Timon, meerkat

- Pumbaa, babi hutan

P.S: cerita ini murni keisengan semata, tanpa alur yang jelas, dan tanpa bermaksud merendahkan suatu keyakinan maupun tokoh-tokoh tertentu, meskipun anehnya cerita ini mendapat vote terbanyak dari seluruh peserta yang hadir kala itu 🤔


***


"In the jungle, the mighty jungle, the lion sleeps tonight~"

"A-weema-weh, a-weema-weh, a-weema-weh—"

"Diam!" seru Timon kesal.

Siang itu, dia, Pumbaa, dan Simba sedang menyusuri hutan rimba untuk mencari makan seperti biasanya. Selagi Timon sibuk memunguti buah jatuh dan mencabuti daun-daun sekitar, Simba dan Pumbaa malah bernyanyi sambil berjoget alih-alih mengumpulkan makanan—mengakibatkan Timon berang lalu meneriaki mereka.

Namun, tanpa rasa bersalah, Pumbaa malah bertanya, "Makan apa kita hari ini?"

Pumbaa dan Simba lantas melirik ke tumpukan buah dalam dekapan lengan Timon dengan penuh harap.

"Argh!" amuk Timon. Sedari tadi tidak dibantu Simba dan Pumbaa, mana mau dia membagi makanannya dengan kedua pemalas itu? "Ini semua punyaku! Kalian cari makan sendiri!" sentaknya.

Timon yang murka pun melompat ke atas pohon, lalu meloncat dari satu batang ke batang lainnya demi meninggalkan kedua kawannya tersebut. Pumbaa dan Simba lantas saling berpandangan dengan bingung. Pumbaa pun berseru, "Haus, ah! Aku mau minum di sungai dulu. Kamu duluan aja yang ngumpulin makanan, Simba!"

Kemudian, sambil melompat-lompat girang, Pumbaa turut meninggalkan Simba yang kini cemberut gara-gara ditinggalkan begitu saja oleh kedua kawannya. Namun, karena cacing di perutnya sudah merengek minta diberi makan, Simba mulai menyusuri pepohonan untuk mencari buah-buahan yang bisa dia makan.

Tanpa sadar, begitu sudah cukup jauh berjalan di hutan, Simba melihat ada makhluk lain di balik semak-semak seberang. Selama beberapa tahun tinggal hutan ini, dia belum pernah melihat makhluk tersebut. Seekor singa juga, sama seperti dirinya. Bedanya, singa itu betina. Mungkin seusia dengannya, pikir Simba. Cantik. Bulunya aduhai. Pantatnya bohay. Simba langsung terpikat hingga tiba-tiba singa betina itu balas meliriknya.

"Hai," sapa si singa betina.

"H-halo," balas Simba gugup. "Aku Simba. Kamu siapa?"

"Nala," ujar singa betina itu. "Eh, lihat kelinci kabur lewat sini enggak? Itu mangsaku."

Simba menggeleng. Nala mendengkus kesal. "Sial, jauh-jauh aku kejar sampai sini mangsaku malah lepas."

Simba, saking tidak pernah melihat singa lain di kawasan hutannya, tiba-tiba mengajak Nala taaruf. Nala asalnya kaget dan menolak. Dia tidak mau nikah muda, juga anti dengan gerakan Hutan Tanpa Pacaran. Tapi, tidak lama kemudian, Simba dan Nala berpapasan dengan seekor meerkat dan babi hutan. Ternyata, Timon dan Pumbaa sedang mencari Simba dari tadi.

"Dua hewan itu temanmu?" bisik Nala pada Simba, heran melihat keakraban di antara mereka bertiga.

"Iya," ujar Simba sambil memperkenalkan Timon dan Pumbaa pada Nala. Timon dan Pumbaa sendiri tampak tidak takut pada Nala karena menganggap Simba akan melindungi mereka.

"Aku ingin makan temanmu itu," bisik Nala diam-diam, merujuk pada Pumbaa si babi hutan. "Badannya besar dan gempal. Banyak lemaknya. Pasti enak buat dikunyah."

"Tapi dia temanku. Teman kan enggak boleh makan teman," tampik Simba.

"Simba, kamu itu singa! Kamu harusnya makan daging! Pokoknya, aku ingin babi hutan segar buat santapan makan malam kita. Kalau enggak, aku enggak mau kawin sama kamu. Jadi, pilih aku atau temanmu itu?" ancam Nala.

Simba dilema. Dia suka Nala, tapi dia lebih suka Timon dan Pumbaa. Lagi pula, sejak melarikan diri dari kawasan Pride Lands sewaktu kecil dulu setelah ayahnya tewas, Simba sudah lama jadi vegetarian dan tidak pernah mencicipi daging sedikit pun. Apalagi, kalau dipikir-pikir, Simba rasa dia belum siap menikah dan jadi ayah. Cari makan untuk diri sendiri saja susah, apalagi harus cari makan untuk anak-anaknya kelak. Lagi pula taaruf tidak bisa test drive, Simba takut menyesal memilih Nala dan setelah kawin malah sering mampir ke hutan bordil.

Akhirnya, Simba menolak permintaan Nala tersebut. Taaruf mereka berdua pun batal. Nala pergi dan Simba pun bersedih.

"Jadi, makan apa kita hari ini?" tanya Pumbaa demi menghibur Simba setelah Nala sudah pergi jauh.

"Makan hati," keluh Simba sedih.

"Jangan khawatir, Simba," hibur Pumbaa. "Hakuna Matata~"

"DIAM!" bentak Timon, kembali marah-marah karena Pumbaa mulai bernyanyi. Simba hanya tercengir lalu merangkul kedua kawannya tersebut. Kemudian, mereka bertiga pun melanjutkan cari makanan lagi di hutan.

Hal-Hal yang Patut DicibirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang