Asumsi

1K 193 19
                                    

Umur lima belas, aku mulai menggores pergelangan tanganku. Bukan penasaran seperti apa rasanya, tapi sudah kepalang muak. Sialnya, sulit sekali menembus nadi itu. Mungkin kulitku yang terlalu tebal, atau pisauku yang terlalu tumpul. Yang jelas, goresan-goresan di lengan itu rupanya cepat hilang. Aku pun tak perlu repot-repot menyembunyikannya berkat seragam lengan panjang yang senantiasa kukenakan. Tapi, yang tak kunjung hilang adalah beton-beton di dadaku itu. Lalu, aku memutuskan berhenti. Mungkin aku menyerah pakai pisau karena tak kuat kesakitan. Mungkin saja aku terlalu tolol untuk tahu letak nadi. Aku tak tahu.

Yang aku tahu, saat itu aku masih berharap.

Umur delapan belas, aku mulai menyimpan pil-pil. Satu demi satu, dua demi dua, selusin demi selusin. Tak ada hasil, padahal bisikan-bisikan itu kian usil. Mungkin tubuhku sudah terlalu kebal sampai-sampai efeknya mental.

Mungkin saja, dan sekadar mungkin, tubuhku juga masih berharap.

Umur dua puluh, kuharap aku bisa sirna dalam tidurku. Tidak usah bangun lagi lah, menyusahkan saja. Aku bahkan membuat perjanjian dengan Tuhan, tetapi rupanya hanya sepihak. Saat itu, kupikir Tuhan sudah mati, sebab doa-doaku tak didengar lagi. Mungkin saja, seperti kata filsuf itu, Tuhan sudah mati ketika manusia berhenti percaya. Lalu, Dia hidup kembali ketika manusia mulai berangan-angan. Mungkin saja demikian, sebab kabar Tuhan tak lagi terdengar. Mungkin napasku sampai detik itu hanya suatu kebetulan dari fenomena semesta. Setidaknya, begitulah yang dipercaya oleh mereka-yang-tak-pernah-percaya.

Tetap, aku masih berharap.

Umur dua puluh empat, aku masih tak tahu yang kumau. Tak ada pil-pil dan pisau, kendati aku masih risau. Kurasa aku ingin mati, kurasa juga tidak. Tapi tak ada asa-asa yang mampir, tak ada hasrat untuk berpikir. Yang jelas aku ingin segera lenyap.

Mungkin sudah saatnya aku berhenti berharap.








— jangan salahkan aku, Remi sedang membajak pikiranku

Hal-Hal yang Patut DicibirWhere stories live. Discover now