Belajar Berenang

1K 166 22
                                    

Dibuat dalam rangka kumpul CS Writers Club Bandung (08/08/19). Tema malam itu adalah 'Kebetulan' dan setiap peserta diberikan penggalan bait dari puisi Belajar Berenang karya Aan Mansyur. Bait tersebut bebas diproyeksikan menjadi bentuk apa pun, baik puisi, cerpen, monolog, dan lain sebagainya.

Bait yang kudapat:
"Kau tangkai yang tak kutahu namanya,
Tempat tungkai kakiku gemetar,
Sebelum terlambat memegang sesuatu"

***


Belajar Berenang

Terik. Lembap. Utan dan ibunya berhenti setelah pegal bergelantungan dari satu pohon ke pohon lainnya. Usai melarikan diri dari ular sanca yang kelaparan, diusir oleh tupai-tupai pelit yang tak mau membagi kacang-kacangan, serta dimarahi kukang-kukang yang posesif terhadap dahan, kedua orangutan itu akhirnya menemukan persinggahan. Sepersekian rimba di Borneo utara. Sepenggal utopia bagi habitat yang sudah sendat.

Utan dan sang ibu pun melepas lega. Baru beberapa waktu lalu mereka kabur dari gerombolan manusia. Dahan yang mereka duduki sejenak bergerak, seolah menyapa. Utan bertanya, "Kau tangkai pohon yang tidak kutahu namanya. Siapa namamu?"

"Jati," bisik si pohon. "Kuperingatkan, jangan terlalu lama singgah."

"Mengapa?" tanya Utan lagi, sementara ibunya menarik Utan dalam pelukan. Kawanan mereka telah lenyap, yang tersisa kini hanya senyap serta ketenangan yang mungkin saja akan tiba-tiba menguap.

"Mereka, manusia-manusia itu, akan datang sebentar lagi. Aku merasakannya. Di sini, di tempat tungkai kakiku gemetar. Segera, bila bukan kebakaran hutan, banjir pun akan bertamu. Kalian berpeganganlah erat, sebelum terlambat memegang sesuatu."

Utan tak paham, tetapi tak lama kemudian sunyi terusik bunyi. Dari kejauhan, suara kendaraan dan mesin gergaji berkejaran.

"Mereka datang," peringat Jati, dengan kaki-kaki yang kini sungguh-sungguh gemetaran.

"Ke mana lagi kita harus pergi, Ibu? Masih adakah tempat lain?" tanya Utan takut-takut.

Ibu Utan hanya langsung mendekap anaknya seraya bersiap melompat ke tangkai jati-jati lain. "Entahlah, Utan," ucapnya pasrah seperti yang sudah-sudah. "Mungkin setelah ini kita harus belajar berenang."

Hal-Hal yang Patut DicibirWhere stories live. Discover now