Sebuah Perlindungan

1.3K 236 11
                                    


Typo sebagian dari konflik,..






Berapa lama Yoongi menangis? Menangis dan menangis, sampai akhirnya lelah sendiri. Kemudian akhirnya kelelahan dan tertidur. Ketika Yoongi bangun hari sudah senja. Yoongi rasa kepalanya berdenyut-denyut. Kemudian 'Kriukk' Yoongi memegangi perutnya sendiri diiringi rona pipi yang tak bisa disembunyikan.

''Payah!'' gerutu Yoongi. Perutnya lapar disaat dia harus menghadapi  masalah sebesar ini. Yoongi rasa dirinya ingin mati saja. Tanpa sadar Yoongi mengejek dirinya sendiri, kemudian dia mulai sedih lagi dan mulai menangis lagi.

Pada saat seperti ini keluarga Yoongi malah tidak ada. Orang tua Yoongi tidak ada, bahkan Seira juga tidak ada, Yoongi benar-benar dirumah seorang diri. Seandainya saja Seira ada disamping Yoongi saat ini mungkin yoongi akan merasa terhibur, meski seira menyebalkan, tapi jika dalam posisi menenangkan hati dialah yang paling yoongi andalkan. Yoongi rasa rumah kecil yang ditempati itu berubah menjadi besar dan lenggang. Detak jarum jam terdngar. Bahu yoongi gemetar, bibirnya juga bergetar takut.

Entahlah, mengapa Yoongi takut. Rasanya seperti ketika dilempat ketengah lautan dimalam hari seorang diri. Ketika Yoongi menyadari hal itu Yoongi malah menangis lagi.

''makanan, aku harus membelinya'' kata Yoongi, berlari kearah kamar untuk mengambil jaket dan dompetnya, kemudian secepat mungkin, Yoongi berlari keluar. Yoongi keluar rumah menuju pusat perbelanjaan. Hari sudah hampir malam, namun suara mobil berseliweran dan orang-oang masih asyik mengobrol. Kebisingan kota masih seperti biasa, tak berubah.

Yoongi ingin memuaskan diri sendiri, Yoongi masuk restoran KFC dan banyak membeli banyak ayam goreng seperti mau mengadakan pesta. Setelah membayar dan keluar dari restoran Yoongi terlihat menampakkan wajah sombong dengan menjinjing dua bungkusan ayam yang dibelinya tadi.

''aku ingin melupakan semua ini dengan banyak makan, persetan jika aku gemuk! Lagipula sudah tidak ada yang sayang lagi denganku, aku membeli makanan ini sendiri, dan aku akan makan sendiri juga''

Ketika Yoongi mengatakan kata 'untuk diri sendiri' Yoongi rasa dadanya terasa seperti menciut. Sendiri? Saat ini Yoongi benar-benar sendirian.

Mengapa semua ini terjadi pada Yoongi? Apakah saat ini Tuhan mendengarkannya? Jika memang iya, Yoongi sangat berharap jika ada seseorang yang mau menemaninya. Yoongi tak mau dirinya sendiri. Siapapun, Yoongi harap ada disisinya dan bisa menemaninya saat ini. Yoongi berharap dengan sungguh-sungguh.

Bersamaan dengan itu, tanpa Yoongi sadar ada satu bintang yang melintas diatas langit malam tepat diatas kepala Yoongi, seperti mendengar do'a Yoongi tiba-tiba. ''eh, kenapa kau menangis?'' ada seseorang yang menyapa Yoongi. Yoongi tertegun, apakah keinginannya sudah terkabul? Yoongi begitu terkejut perlahan dia angkat wajahnya, dan akhirnya Yoongi mendapati dua orang pria yang mungkin seumuran dengannya.

''wah,, lihat, dia laki-laki tapi wajahnya sungguh cantik''kata salah satu dari mereka ''mungkin dia melakukan operasi plastik?''sambungnya sambil menggeleng mengagumi wajah Yoongi.

''ngawur, lihat wajahnya begitu imut, pasti umurnya belum legal untuk melakukan operasi'' yang satunya memukul kepala temannya itu lalu menunjuk Yoongi yang terlihat kebingungan.

''ada apa? Apa kamu sedang ada masalah?''mereka mulai mengalihkan perhatian mereka pada Yoongi lagi.

''sini ku hibur ya?''

'' la la la la,....''

Mereka saling tertawa, seakan mereka mengejek. Tidak, tidak. Bukan ini yang Yoongi inginkan, jika hanya mereka yang ada untuk menemani Yoongi, lebih baik Yoongi tak menginginkan siapapun. Mereka seperti mengejek Yoongi, jelas Yoongi tak terima direndahkan begitu. Yoongi mencoba tak perduli, dia melanjutkan langkahnya tanpa perduli posisi mereka.

''ehh, tunggu sebentar!''

''mau kemana sih?''

''minggir!''bentak Yoongi, bukannya menyingkir, kedua pemuda itu malah menghalangi jalan Yoongi.

''woii! hentikan!''seorang pemuda lain berteriak keras dan menerobos masuk di antara Yoongi dan kedua pemuda asing itu. Dia berdiri tepat didepan Yoongi, seakan dia adalah seorang yang harus melindungi Yoongi. Sepasang mata bulat pemuda itu melotot pada dua pemuda yang menghalangi langkah Yoongi tadi.

Yoongi menautkan alis, Yoongi tak mengenal pemuda itu. Badannya lebih tinggi dari Yoongi. Wajahnya terlihat tampan seperti karakter dari komik. Tanpa sadar Yoongi memperhatikannya. Rambut pemuda itu terlihat lembut. Lekuk daerah hidung dan matanya juga lembut.

''mau apa kamu?'' tanya kedua pemuda yang menganggu Yoongi tadi.

''dia tidak suka dengan kalian''katanya tanpa takut.

''apa? Kamu mau menantang kami? kamu berani, sendirian melawan kami berdua?'' salah satu pemuda yang menganggu tadi, memegangi tangan pemuda yang menjadi perisai Yoongi, lalu memelintirnya. Detik berikutnya mereka memukulinya tanpa ampun.

'Buk!' Terdengar suara pukulan.

Ini tidak adil, bagaimana bisa satu lawan dua.

''hentikan!'' tanpa sadar Yoongi melempari mereka dengan kotak-kotak KFC yang dijinjing kantongnya. Ayam-ayam goreng itu berterbangan diudara. Yoongi terlihat tak perduli lagi.

''hah?'' kedua pemuda itu melongo dan menoleh kearah Yoongi dengan wajah tolol.

''aku bilang hentikan!'' kata Yoongi sekali lagi. Yoongi ayunkan kakinya dan menendang dagu kedua pemuda itu bergantian.

''kalian ini benar-benar manusia licik'' Yoongi pasang kuda-kuda bersiap untuk memukul.

''haaa,...?''kedua pemuda itu terbengong-bengong.

''degar ya! Aku akan membantunya melawan kalian!''

''lah, siapa sih laki-laki cantik ini?''

''menakutkan hiii,..''

''lari,..'' kedua  pemuda itu lari pontang panting dan menghilang.

''awas kamu! kami tidak akan lupa!''teriak mereka sebelum mereka jauh

''wah, tidak lupa ya? buang-buang tenaga saja untuk mengingat-ingat aku'' Yoongi tertawa terbahak-bahak lalu menepuk kedua tangan seolah-olah persoalan telah beres. Entah kenapa perasaan Yoongi terasa lebih baik dari  yang sebelumnya. Perasaan yang hancur lagi mmenjadi agak lega.

''Apa kau baik-baik saja?'' tanya Yoongi  pada pemuda yang berniat menolongnya tadi, pemuda itu terduduk dijalanan.

''aduh duh duh,...''

Yoongi terkesiap, apa pemuda itu takut pada Yoongi juga?

''kamu tidak perlu takut seperti itu padaku''kata Yoongi.

''maaf'' gumam pemuda itu '' aku payah  ya? maksudku mau menolongmu, eh malah balik ditolong'' pemuda itu terduduk dengan lemas. Sekilas jika dilihat, pemuda itu memiliki paras yang manis. Tanpa sadar Yoongi tersenyum.

''tapi, sebenarnya kamu ingin menolongku kan?'' tanya Yoongi memastikan

''ya''

''kalau begitu, bisa antarkan aku sampai dirumah?''

...❤...

Wishes Come True (complete)Where stories live. Discover now