Chapter - 1

4.1K 198 32
                                    

"Hey mau sampe kapan berdiri disitu? Ayo cepet!"
(namakamu) terlonjak saat sebuah suara menginterupsi lamunannya,
'Ah sial!' Suara bariton yang begitu familiar itu mengacaukan degup yang sedang berkecamuk.

"Ck! Sabar ko, ini juga mau masuk." (namakamu) mendelik malas kearah seorang pria yang tengah
memegang handle pintu besar.

"Lagian ngapain sih berdiri disitu?Cepet deh! Panas banget diluar!" Titahnya penuh penekanan.

(namakamu) menyeret langkah kearahnya.

'Benar juga diluar sangat panas, lalu apa yang sejak tadi aku lakukan? Dengan bodohnya berdiri dibawah terik matahari. Menatap satu titik
yang membawaku pada fantasi liar, hal yang seharusnya tidak pernah
terlintas dipikiranku sedikitpun.'

Tangannya bergerak menyentuh handle pintu besar yang sangat berat dan mulai mendorongnya perlahan, udara sejuk nan menentramkan itu langsung menyeruak berebut masuk kedalam saluran pernafasan yang sempit, (namakamu) mulai melangkahkan kaki menapaki bentangan karpet merah yang terlihat sangat bersih dan mewah, ia mengedarkan pandangan mencari keberadaan seseorang yang membawanya kemari.

Bingo! (namakamu) menemukannya sedang bersimpuh didepan sana, dia
menautkan kedua tangannya tampak
tenang dan sangat khusyuk (namakamu) tak berani mengusiknya. Melihatnya begitu tenang membuat (namakamu) menginginkan kedamaian yang sama, dengan perlahan (namakamu) menempati
salah satu kursi panjang yang tersedia, dan mulai menautkan jemari.

****

"Hei tunggu, siapa namamu?! Hei! Dasar pria sombong!" (namakamu) terus berlari mengejar pria yang tidak ia ketahui namanya.

Brruuukkk!

"Awww, sakiiitt.. MAMA!"

Brakk..

Pintu terbuka dan terlihat seorang pria dengan piyamanya berlari kearah (namakamu), dengan wajah cemas dan bulir-bulir keringat yang menghiasi wajah tampannya, dia mendekat dan membantu (namakamu) untuk kembali berbaring diranjang.

"Lo gapapa kan?" (namakamu) mengangguk meng-'iya'kan.

"Kenapa? Lo mimpiin 'dia' lagi?" Tanyanya lagi sembari menarik selimut hingga sebatas dada.

"Ii..iyya."

"Pasti ada maksud deh dari mimpi lo, yaa kali kalo gak ada maksud apa-apa lo mimpiin 'dia'; orang yang gak lo kenal 4 hari berturut-turut. Gue jadi kepo dah, gimana sih muka orangnya?"

"Yang jelas dia ganteng, gak kaya elo ko!"

"Cih! Yaudah mending sekarang lo merem, besok lo ada kelas pagi kan?" Tambahnya seraya mengecup puncak kepala (namakamu) kemudian mematikan lampu kamar sambil lalu.

****

"Gue jemput lo jam satu yaaa, pas istirahat makan siang."

"Gak usah ko gue tau lo lagi sibuk banget, lagian gue juga bisa pulang sendiri. Oiya kalo gak ada halangan, hari ini gue mau temuin paman Cliff." Yang diajak bicara pun hanya mengangguk-agukan kepalanya.
"Gue masuk ya? Hati-hati ko." (namakamu) mengecup pipi kiri seorang pria yang sangat ia cintai setelah mendiang papanya, dia adalah
'Alvaro Emery Cetta Maldini',

Kakak kandung (namakamu), (namakamu) memanggilnya Koko Aldi. Diusianya yang baru menginjak 24 tahun Aldi sudah menjadi tulang
punggung keluarga.
(namakamu) beruntung karna Tuhan mengizinkannya memiliki kakak sehebat Aldi, sayangnya keberuntungan hanya memihak (namakamu) tapi tidak dengan Aldi.
Karna memiliki adik seperti (namakamu), seorang gadis dengan pikiran yang dangkal dan sangat ceroboh, selalu membuat masalah, menyusahkan kakaknya.

Tasbihku Bukan Rosariomu - IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang