Chapter - 10

1.1K 118 32
                                    

-on Instagram-

@Alvaromaldini

Get well soon, dear @(namakamu)gail

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Get well soon, dear @(namakamu)gail
.
.
.
Captured : @SassaMj

Iqbaal membulatkan matanya saat membuka Instagram, foto (namakamu) muncul paling atas di lini masanya. Nafas Iqbaal tersangkut ditenggorokan, melihat (namakamu) tertidur lelap dengan selimut yang menutupi hingga batas dada.

‘Nomor yang anda tuju, berada diluar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi.’

Iqbaal mencoba menghubungi (namakamu), tapi nihil! Nomer (namakamu) berada diluar jangkauan, tak hanya (namakamu) nomor Salsha pun sama.
Iqbaal mendengus frustasi, mengkhawatirkan keadaan (namakamu) bagaimana kalau (namakamu) kenapa-napa?

“Baal, gimana?” Iqbaal mendongakan matanya yang sedari tadi fokus pada layar handphone. Bunda Iqbaal menatap dengan binar mata bahagia, Iqbaal mengalihkan pandangan pada gadis yang tengah menundukan kepala.

“MasyaAllah, kamu cantik banget..”

Bukan, itu bukan suara Iqbaal. Melainkan suara teh Ody sedang gadis yang dipuji hanya tersenyum simpul dengan pipi bersemu merah.

“Hmmm..” Iqbaal hanya berdehem singkat, matanya memincing memperhatikan gadis dengan gaun pengantin syar’i dihadapannya.

“Kita ambil yang ini yaa mbak.” Ujar bunda Rieke kepada pegawai butik, dan gadis tadi kembali masuk ke fitting room.

*

“Persiapan udah 85% beres, tinggal sebar undangan aja.” Bunda Rieke menghempaskan tubuhnya ke sofa.

“Bund, Iqbaal rasa ini terlalu cepat. Iqbaal baru kenal dia kemarin. Dan tiba-tiba Iqbaal harus nikah sama dia kurang dari satu minggu lagi, Iqbaal belum mengenal siapa dan bagaimana gadis itu.”
Iqbaal mengusap wajahnya kasar.

“Nggak Iqbaal! Ini sama sekali nggak terlalu cepat, karna bunda dan keluarga dia sudah menyiapkan ini dari jauh-jauh hari. Kami sengaja menemukan kalian tepat H-7 sebelum pernikahan agar kalian terhindar dari zinah. Dia perempuan yang baik, rajin, pintar, sholehah pula.
Percaya sama bunda, kamu nggak akan nyesel.” Bunda Rieke memegang bahu Iqbaal mencoba meyakinkan putranya.

“Tapi bun, pernikahan itu sakral. Iqbaal yang bakal jalanin semuanya, jadi biarin Iqbaal nentuin pilihan hati Iqbaal sendiri. Karna Iqbaal nggak mau salah langkah.” Iqbaal melepaskan tangan bundanya, ia bangkit berdiri. Karna Iqbaal rasa pembicaraan ini hanya akan semakin buruk dan menyulut emosi.
Belum genap empat langkah Iqbaal pergi, teriakan bundanya sudah memenuhi ruangan.

“Apa karna perempuan kafir itu?! Iya?! Jangan harap bunda bakal kasih restu buat kamu sama perempuan kafir itu! Perempuan kafir itu nggak ada apa-apanya sama calon istri kamu! Dia Cuma perempuan kafir Iqbaal! Gimana nanti anak-anak kamu?! Ibu adalah madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya, tapi kalo ibunya kafir kayak dia, mau jadi apa anak-anak kamu nanti?! Mau jadi apa cucu-cucu bunda?! Sampai kapanpun kalian tidak akan pernah bisa bersatu! Camkan kata-kata bunda.” Teriakan bundanya dapat Iqbaal dengar dengan sangat baik, Iqbaal menggertakan giginya menahan marah.

Tasbihku Bukan Rosariomu - IDRWhere stories live. Discover now