Chapter - 6

1.1K 111 13
                                    

Sehari empat chapter ni omaigat!
Selamat baca, semoga kalian gak bosen huhu :(

■■■■■

“Assalamu’alaikum...” Iqbaal melangkahkan kakinya ke ruang tengah, terlihat keluarganya sedang bersantai sambil menonton tayangan TV. Iqbaal mengambil posisi duduk di sofa single setelah menyalimi Rieke, Herry, dan Ody.
Iqbaal merasa ada sesuatu yang aneh, atmosfer ruangan ini terasa mencekam.
Belum lagi tatapan tajam dari bundanya begitu menusuk menelisik mata Iqbaal.

“Jelaskan pada kami, siapa dia?” Mata Herry berkilat marah ke arah Iqbaal, Iqbaal benar-benar tidak mengerti apa yang dimaksud ayahnya.

“D..ia, dia Siapa yang ayah maksud?” Iqbaal merubah posisi duduknya tak lagi bersandar pada sofa.
Bulir-bulir keringat mulai bermunculan pelipisnya.

“Jangan mengelak lagi Iqbaal, jelaskan semuanya pada kami.” Apa-apaan ini? Ody ikut angkat bicara dengan mata berkaca, apa yang sedang mereka cari tau dari Iqbaal.

Iqbaal terlihat gelagapan, nafasnya tercekat. Pikirannya melayang entah kemana. Mungkinkah keluarganya mengetahui hal itu?

“A..le gak nger..tii a..pa ya..ng sedang dibahas saat ini.” Iqbaal mulai bisa mengontrol kegugupannya.

“Berhenti berpura-pura bodoh Iqbaal, siapa dia!” Rieke berteriak marah sambil melempar kemeja yang terdapat noda lipstick ke arah Iqbaal. Seluruh tubuh Iqbaal menegang pikirannya berkecamuk. Bagaimana bisa? Kemeja itu ada dibundanya.

“Siapa (namakamu) Iqbaal, siapa dia?” Bahu Rieke bergetar, tangisnya pecah. Iqbaal sakit melihat wanita yang sangat ia sayangi terisak seperti ini.

“Apa yang sudah kau lakukan dengan dia? Jawab bunda, Iqbaal!” Herry merapatkan jaraknya mencoba menenangkan Rieke dengan memeluknya.

“Apa yang kau lakukan di St.Theresia tadi?” Pertanyaan itu meluncur dari mulut Ody, Ody beringsut kearah Herry lalu membenamkan tangis pada bahu kokoh ayahnya. Iqbaal menahan nafasnya sejenak. Apa yang harus ia jelaskan? Sedangkan Iqbaal baru saja mengetahui hal ini?
Semua pertanyaan yang memberondong Iqbaal sangat menyudutkan.
Iqbaal merasa terintimidasi, apa ini semacam konspirasi keluarganya?

“Kau sudah menyakiti kedua perempuanku! Kau membuat kedua perempuan yang aku sayangi menangis! Kurang ajar.” Desis Herry, namun masih bisa didengar oleh telinga Iqbaal yang normal.

“Cukup!!” Deru nafas Iqbaal memburu, dada bidangnya naik turun. Pertanda ia sedang berusaha menetralkan emosinya, semua ini membuat Iqbaal tertekan.
Kenyataan yang baru saja Iqbaal ketahui masih belum bisa ia terima, sekarang apalagi ini? Konspirasi dari keluarganya sendiri.

“Dia (namakamu), dia kekasih Iqbaal.”

“Apa kau sudah gila?! Dia wanita kafir Iqbaal!” Herry hendak bangkit namun ditahan oleh Rieke.

“Iqbaal memang gila, sangat tergila-gila pada (namakamu) dan yang harus kalian tau, pertama tentang kemeja itu Iqbaal sama sekali tidak melakukan apapun seperti yang kalian pikirkan. Dia hanya menangis, lalu tanpa sadar menabrakan diri berusaha mencari ketenangan dari Iqbaal. Ayah pernah muda bukan? Ayah pasti tau rasanya.
Iqbaal hanya ingin membantu dia.
Yang kedua tentang St.Theresia, dia yang membawa Iqbaal kesana. Dia ingin menjelaskan sesuatu yang selama ini menjadi ketakutan terbesarnya, hari ini Iqbaal melamarnya; dia kalap dan langsung membawa Iqbaal ke St.Theresia. Iqbaal tidak tau kalau (namakamu) membawa Iqbaal kesana, saat (namakamu) menarik Iqbaal menuju altar St.Theresia Iqbaal sangat terkejut dan tertekan; ditambah pengakuan (namakamu) dihadapannya Tuhannya begitu memilukan.
Ayah pasti tau rasanya bagaimana jika perempuan ayah menangis tersedu dihadapan ayah.
Kenyataan menyakitkan yang baru Iqbaal terima hampir saja memecahkan pembuluh-pembuluh darah diotak Iqbaal.” Iqbaal menghela nafasnya dan menyeka air mata yang keluar dengan kasar.
Rieke, Herry dan Ody cukup terkejut melihat Iqbaal menangis. Pasalnya selama ini Iqbaal tidak pernah menangis. Terakhir kali Iqbaal menangis saat umur 6 tahun karna Iqbaal mendapat peringkat ke-2 dikelasnya. Apa tidak salah? Seorang Iqbaal Dhiafakhri yang dingin ini menangis? Hanya karna seorang gadis?! Iqbaal menarik nafas panjang.

Tasbihku Bukan Rosariomu - IDRWhere stories live. Discover now