14

885 144 32
                                    

"Hyungwon, ayo bangun! Katanya lo mesti ke bandara pagi-pagi?" seru Wonho sambil mengetuk pintu kamar Hyungwon.

Tidak ada jawaban. Dia yakin Hyungwon masih memejamkan matanya.

"Kalau lo ga bangun-bangun, gue masuk nih??" ujarnya lagi, bersiap untuk membuka pintu.

"10 menit," sahut Hyungwon dengan suara serak. Terjaga di pagi buta seperti ini sangatlah menyulitkan baginya.

Wonho menarik napas panjang lantas mengambil handuk Hyungwon dari jemuran dan melemparkannya ke kepala lelaki itu. "Wake up you sleepyhead."

Hyungwon yang setengah sadar, menyingkirkan handuk dari wajah dan mengerjapkan mata. Dia melirik sosok Wonho yang berdiri tepat di samping tempat tidurnya.

"Bentar lagi matahari terbit. Cepetan mandi, ntar gue anterin ke bandara."

"Ga usah," ucap Hyungwon seraya mengibaskan tangan, "Gue berangkat bareng orang kantor."

Refleks, Wonho terkekeh kala mendengar morning voice Hyungwon. "Oke. Ya udah bangun, gue mau buatin sarapan dulu."

Hyungwon mengangguk, sebelum kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Sumpah, lo tuh.." gerutu Wonho sembari menarik tangan Hyungwon supaya ia beranjak dari kasur. Tentu saja tenaganya tidak bisa diremehkan, dalam hitungan detik, Hyungwon sudah tergeletak di lantai.

"Sakit," keluh Hyungwon ketika punggungnya membentur permukaan karpet.

"Maaf, tapi kalau ga digituin, lo bakalan tidur lagi."

"Ah, kenapa mesti penerbangan pagi sih," rutuk Hyungwon. Dengan malas, ia bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah menyiapkan sarapan seadanya, yaitu sandwich isi telur dan sosis, Wonho pergi ke luar untuk memandangi sunrise.

Balkon apartemen Hyungwon mengarah ke Selatan, yang sedikit menyerong ke Barat Daya. Sehingga jika menoleh ke kanan, menampakkan matahari tenggelam, dan apabila menengok ke kiri, dapat terlihat matahari terbit, meskipun tidak terlalu jelas.

"Kenapa di luar? Emangnya ga dingin?" tanya Hyungwon. Dia baru selesai membersihkan diri dan heran mendapati Wonho berada di balkon.

"Sini," Wonho mengisyaratkan agar Hyungwon mendekat. "Gue yakin selama ini lo belum pernah liat sunrise."

Hyungwon tidak bisa mengelak, karena kenyataannya memang begitu. Dia pun menghampiri Wonho, tak menghiraukan udara pagi yang menusuk kulitnya.

"Wah," ujar Hyungwon pelan, ia dibuat kagum oleh pemandangan di hadapan mereka. Semburat jingga yang bercampur warna biru keunguan menghiasi langit, membuatnya seolah-olah berada dalam lukisan.

"Sebenernya kita menyukai hal yang serupa," kata Wonho memecah keheningan. "Sunset dan sunrise sama-sama merupakan fenomena peralihan antara gelap dan terang."

Tidak menggubris ucapan Wonho, Hyungwon malah masuk ke dalam dan kembali dengan ponsel di tangannya.

"Jarang-jarang gue bangun pagi. Jadi pemandangan kayak gini mesti diabadikan."

Wonho tak sanggup menyembunyikan senyum saat laki-laki itu fokus membidik objeknya, kemudian ia ikut mengeluarkan ponsel dari saku.

Bukannya mengarahkan kamera pada sunrise, Wonho justru mengarahkannya kepada Hyungwon, yang sama sekali tidak memperhatikannya.

"Gue nyimpen foto lo, semoga lo ga keberatan," ucap Wonho. Memotret seseorang tanpa izin adalah hal yang terlarang, makanya ia meminta persetujuan Hyungwon.

"Jangan!" Hyungwon berusaha merebut ponsel Wonho, "Sini liat dulu. Kalau menurut gue jelek, berarti harus dihapus."

"Bagus kok, beneran," balas Wonho lalu menunjukkan layar ponselnya kepada Hyungwon.

"Awas aja lo pake foto gue buat macem-macem."

"Ga akan, emangnya lo kira bakal gue apain?"

"Pokoknya tiap lo ngelakuin sesuatu, bawaannya gue negative thinking mulu," sahut Hyungwon, ia mengedikkan bahu ke atas. "Dah, gue mau berangkat."

Wonho mengekori Hyungwon ke kamar, "Pesawatnya landing jam berapa?"

"Sekitar jam 9 kayaknya."

"Nanti pas udah sampe, kabarin gue ya."

Hyungwon mengernyit, "Kenapa gue harus ngabarin lo?"

"K-karena.." Wonho berpikir sejenak untuk mencari alasan yang masuk akal, "Kita teman?"

_____


















padahal buku ini belum selesai ditulis, tapi aku udah kepikiran alur cerita untuk au hyungwonho yang lain.. please marahin aku kalau tiba-tiba berhenti nulis ini hhh

between daylight and darkness | hyungwonho ✔️Where stories live. Discover now