Bab 2: The Proposal

8.2K 993 94
                                    

Hola!
Happy weekend!
Malam minggu kemana ni? *eh 🤭

Mending baca WP aja dah
Yuk
👇🏻👇🏻👇🏻

"Jene..."

Betapa kagetnya aku saat pria berambut perak itu menyebutkan nama panggilanku. Bukan hanya itu, jemarinya yang dibungkus oleh kain tebal tiba-tiba menyentuh tanganku dengan sangat lembut. Aku langsung melebarkan mataku, terpana melihat wajah rupawan miliknya yang sudah berada tak jauh dariku.

Satu kata untuknya. Menyeramkan. Dibalik wajah mulusnya, dia tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Benar-benar datar. Matanya begitu dingin sampai bisa membekukan orang yang melihatnya. Otomatis tanganku semakin gemetaran dibuatnya. Aku takut kalau tiba-tiba dia mematahkan tulangku atau menebas leherku. Ukh...

"Si-siapa An-da?"

Aku mencoba menyembunyikan ketakutanku dengan memasang wajah sedikit angkuh. Kenapa dia bisa tahu namaku? Prajurit biasa tidak mungkin dengan lancangnya menyebutkan nama panggilanku.

"Nox."

Tanpa sadar alisku terangkat sendiri setelah mendengar jawaban singkat darinya. Nox? Nox?! Sepertinya aku pernah mendengar nama itu sebelumnya. Lord Nox! Setahuku nama itu milik Raja Albatraz yang membunuh ayahku. Tunggu, dia benar-benar Lord Nox?!

Dalam hitungan detik, aku langsung menarik tanganku darinya, "Kau... Ya-Yang Mulia..."

Pria itu adalah Lord Nox? Pria kejam itu?! Mendengar namanya saja sudah membuatku merinding. Kenapa dia datang padaku seperti ini? Apa dia juga mau membunuhku dengan tangannya sendiri?

"Aku datang untuk menjemputmu." Suaranya begitu berat dan menakutkan, seperti wujudnya. Bukan seperti monster, tadi sorot matanya yang membuatku bergidik. Dia benar-benar terlihat ingin membunuhku setelah ini.

Oh, sial! Aku langsung menunduk, "K-ku-kumohon... ja-jangan bunuh aku... aku... benar-benar tidak-"

"Aku tidak akan membunuhmu..." ujar pria itu dengan nada rendah.

Aku lalu mengangkat wajahku lagi, menatapnya dengan tatapan bingung. Apa dia bersungguh-sungguh? Dia tidak akan membunuhku? Itu tidak mungkin.

"Sebaliknya... aku ingin menyelamatkanmu."

"A-apa maksud-"

"Menikahlah denganku."

JLEB!

Seperti ada anak panah yang menusuk jantungku saat itu. Aku langsung terpaku dan membelalakkan mataku. Apa aku tidak salah dengar? Menikah katanya? Apa-apaan ini? Sepertinya dia bercanda. Ha! Aku tertawa dalam hati, tapi tidak bisa merubah wajah pucatku.

"Aku serius," katanya lagi.

Wah, pria itu sepertinya bisa membaca pikiranku.

"Ke-kenapa?"

Anehnya, mataku tidak bisa lepas darinya. Dia pun begitu, bahkan aku tidak melihatnya berkedip saat itu. Apa karena grogi, aku jadi tidak terlalu memperhatikannya?

"Kenapa tiba-tiba... Anda berbicara tentang pernikahan? A-apa Anda ingin menjadikan saya budak?" tanyaku sekali lagi sambil gelagapan.

The Lonesome LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang