Strange

2.7K 278 22
                                    

Wall Rose

Anggota survey corps yang tidak ikut dalam misi penyergapan berada di markas yang berada di Wall Rose. Mereka sedang bersantai, Reiner dan Bertholdt sedang bermain catur, sedangkan Sasha dan Connie sedang melamun.

"Bukankah ini aneh? Kita diperintahkan untuk berjaga tetapi menggunakan baju santai, sedangkan di luar sana menggunakan seragam lengkap dengan senjata." ucap Reiner.

Sasha menumpukan kepalanya ke meja, tiba-tiba ia berteriak,

"Aku mendengar dentuman! Ini seperti langkah kaki!" teriak Sasha.

"Yang benar saja Sasha." ucap Reiner.

Miche yang sedang berjaga di Wall Rose tiba-tiba menelisik ke sekitarnya, menggunakan penciumannya yang tajam. Nanaba mengetahui ada hal yang terjadi jika Miche bertingkah seperti itu.

"Miche?" tanya Nanaba.

"Ada segerombolan titan di arah selatan. Nanaba, beritahu pada anggota lain yang di markas agar mereka mengevakuasi warga." perintah Miche.

Di dalam markas, anggota lain menatap tidak percaya pada Sasha. Mana mungkin langkah kaki bisa terdengar sampai sejauh ini. Apa Wall Rose sudah hancur?

Nanaba tiba-tiba datang menggunakan maneuvernya mengetuk jendela markas, "Persiapkan kuda kalian, ada titan datang dari arah selatan. Tidak ada waktu untuk mempersiapkan senjata kalian. Evakuasi warga sekitar." perintah Nanaba.

Nanaba kembali melapor pada Miche, "Kini hari itu telah tiba, sepertinya umat manusia telah mendapat kekalahan. Kita tidak mengetahui apapun tentang titan." ujar Nanaba.

"Tidak. Kita kalah jika kita berhenti berjuang." ucap Miche dengan tegas.

***

Distrik Stohess

Pasukan Hanji sedang berada di tembok distrik Stohess. Setelah mengetahui bahwa ada titan di dalam tembok. Hanji mengintrogasi salah satu pendeta --Pastor Nick.

"Cepatlah beritahu mengapa bisa ada titan di dalam Wall ini?"

"Tidak, aku tidak akan memberitahunya. Aku harus segera turun, jamaat gerejaku pasti sedang terguncang." ucap Pastor Nick.

Hanji menarik kerah baju yang digunakan Pastor Nick, membawanya ke ujung tembok, "Ah, kau ingin langsung turun, kan? Seperti ini pun tak apa, kan?"

"Hanji‐san!" teriak Moblit. Sungguh ia terkejut dengan tingkah Hanji. Ketua regunya ini selalu melakukan hal di luar perkiraannya.

"Kau tahu berapa banyak nyawa yang berkorban hanya untuk mengetahui dibalik semua ini? Dan kau masih mau menyembunyikan semuanya?"

"Bunuh saja aku! Aku tidak akan memberitahu mu."

'Ah, ia benar-benar teguh dengan pendiriannya.' ucap Hanji dalam hati

Hanji pun menyudahi tingkahnya. Ia tertawa, "Hahaha, aku hanya bercanda, tenang saja."

***

Mikasa sedang menemani Eren di kamarnya. Setelah terjaga semalaman karena menemani Levi di halaman atas, Mikasa merasa dirinya sangat mengantuk sekarang. Ia merutuki dirinya sendiri, mengapa ia rela membuang waktunya hanya untuk menemani sang kapten yang sedang galau. Itu semua harus dipertanyakan pada dirinya sendiri.

The Sound of The Rain [COMPLETED]Where stories live. Discover now