Tears

2.5K 281 27
                                    

Dari Distrik Ehrmich, anggota survey corps berangkat menuju Kastil Utgard untuk mengawasi tembok Shinganshina. Mereka berangkat di malam hari.

Pasukan survey corps yang dipimpin Nanaba dan Gelgar bertemu. Mereka tidak menemukan lubang di tembok.

"Apakah kalian tidak menemukannya juga?" tanya Nanaba.

"Tidak. Ini aneh, darimana mereka masuk?" jawab Gelgar.

"Ini sudah malam, lebih baik kita mencari tempat untuk singgah sejenak.Pertanyaan itu menjadi tugas kita besok."

"A-anu, di sana sepertinya ada bangunan tua." tunjuk Christa pada sebuah kastil.

Mereka menuju kastil tersebut. Kastil itu sepertinya sudah lama tidak ditempati. Dilihat dari bangunannya yang sudah tua dan tidak terurus.

"Kotor sekali di sini." ucap Connie.

"Setidaknya ini bisa kita gunakan untuk beristirahat sejenak."

"Baiklah, begini rencananya, kita akan beristirahat dulu di sini. Empat jam sebelum fajar tiba, kita harus kembali untuk melapor."

"Aku akan menjaga duluan, kita akan bergantian." ucap Lynne.

Connie masih memikirkan kejadian di desanya tadi. Tidak ada manusia, tidak ada jejak titan, dan tidak ada darah setetes pun. Padahal melihat begitu banyak titan yang ia temui. Namun, kejanggalan yang paling membuatnya memutar otak adalah bangunan desa yang hancur.

"Connie, apa yang kau pikirkan?" tanya Reiner.

"Aku memikirkan bagaimana keluarga ku. Bangunan di desaku semuanya hancur. Namun, tidak ada jejak sama sekali."

"Bagaimana jika sebenarnya tembok tidak hancur?" tanya Christa.

"Ntahlah, namun rumahku hancur tertimpa oleh titan. Titan itu tidak bisa bergerak, tetapi melihatnya mengingatkanku akan ibuku. Ia juga berka —."

"— kau masih saja memikirkan itu, Connie." ucap Reiner.

Ymir tiba-tiba tertawa dengan keras, "Hahaha, bodoh. Kau berpikir ibumu adalah titan? Bagaimana bisa kau begitu pendek."

Lynne tiba-tiba berteriak, "Semua cepat ke atas! Keadaan ini sangat gawat!"

Keadaan di luar kastil sangat kacau. Bagaimana bisa titan itu masih bergerak. Ini bahkan sudah sangat lama sejak matahari terbenam. Suara langkah kaki yang sangat besar memenuhi indra pendengaran.

"O-oi, apakah itu titan? Ti-tidak, ia terlihat seperti monyet." ucap Connie.

"Kalian tunggulah di sini, biar kami yang mengatasi semua." ucap Nanaba.

Mereka menggunakan maneuver segala arahnya, menebas titan itu satu persatu. Sudah banyak titan yang mereka habisi. Tanpa sadar, ada titan yang berhasil masuk ke dalam kastil

"Ada titan yang berhasil masuk ke dalam, halangi mereka untuk ke atas sini." perintah Lynne.

Saat mereka mencegah titan tersebut masuk, Conny hampir saja termakan jika tidak Reiner selamatkan. Namun, tangan Reiner tergigit oleh titan itu. Suara dentuman terdengar. Saat mereka kembali ke atas, Nanaba dan Gelgar membawa tubuh Lynne dan Henning yang sudah tidak berdaya.

Nanaba mengingat ucapan Miche, 'Kita belum kalah, kita kalah ketika kita berhenti berjuang.' Nanaba melihat ke arah pedangnya yang sudah tumpul. Gasnya pun sudah habis. Apakah ini kekalahan?

"Nanaba, kurasa aku sudah berjuang dengan baik." ucap Gelgar

"Apa maksudmu?"

"Kau tahu, sepertinya aku tidak bisa bertahan. Kepalaku terbentur dan pedangku patah. Maaf, Nanaba."

The Sound of The Rain [COMPLETED]Where stories live. Discover now