Part 5

4 0 0
                                    

(Meanwhile Sandi)


Hari kedua pukul 10:00


Intensitas keriuhan sudah lebih mereda dari sebelumnya. Hanya beberapa blok dan sudut jalan yang masih ramai. Oleh sekelompok pemuda yang berpesta penuh kemenangan, setelah sukses menghabisi orang-orang rivalnya. Sebagian besar lainnya bersembunyi di gedung-gedung kosong, bersiap untuk pembantaian gelombang kedua.


Tak jauh dari lereng Gunung Pangrango, sebuah rumah kayu besar dikelilingi padang rumput dan pohon menjulang, dijaga ketat oleh lusinan orang-orang bersenapan Tavor-21 dan berpakaian taktis, -personil militer dan kontraktor swasta.


Di sebuah ruangan lantai atas rumah itu, seorang pria bertubuh tambun tengah asik mondar-mandir ditemani sebotol Bourbon dan sebatang cerutu Kuba. Dari cara berjalannya yang lenggak-lenggok, sepertinya ia sedang menikmati musik yang disetel. Terlihat dari satu set subwoofer yang menyala dengan lampu warna-warni. Di soba beludru biru tak jauh darinya, duduk seorang pria berkacamata hitam yang juga berperut tambun. Seperti biasa, pria itu mengenakan kemeja dan celana serba coklat. Didamping dua orang wanita muda berpakaian 'kurang bahan'.


Dari jarak 500 meter, Sandi bersembunyi di sebuah pohon yang rimbun. Tubuhnya menelungkup dengan tangan menggenggam handgrip dari sebuah senapan M21 EBR berteleskop empat kali pembesaran, lengkap dengan supressor panjang. Teleskop itu terhubung ke sebual alat yang tersambung di smartphonenya.


Sandi mengatur napasnya. Matanya nyalang menatap dua orang yang akan menjadi sasaran tembaknya. Dua orang tokoh penting di bidang hukum yang disebut-sebut memiliki banyak pasukan di kepolisian. Dua orang yang merasa dirinya kebal hukum, padahal tidak kebal peluru.


"Nggak ada yang benar-benar aman di minggu pembersihan, termasuk kalian." Sandi berbisik sebelum telunjuknya menarik pelatuk. Tepat di saat dua orang itu sedang sendirian tanpa dua lacur sewaan mereka.


PIIIWWWW ... PIIIWWWW


Senyap, dua tembakan dilepaskan. Dan seketika dua orang itu tumbang. Begitu senyap, hingga orang-orang yang berjaga di luar tidak menyadarinya. Apalagi desa-desa di seberangnya sedang ramai hingga terdengar sampai di tempat Sandi saat ini.


Salah satu bagian tugas Sandi sudah selesai. Buru-buru ia turun dari pohon dan berlari menjauh dari area itu sebelum para penjaga bodoh itu sadar apa yang sudah terjadi. Ia bertanya-tanya dalam hati, sudah sampai di mana Akbar dan Andri saat ini? apa bagian mereka sudah selesai?


***


Suasana Pabuaran sudah lebih reda. Akbar, Andri beserta komplotan mereka berjalan dengan hati-hati dan senyap. Menyusup di antara gang-gang kecil dan mencoba menjauh dari jalan besar, terutama yang masih ramai oleh sekelompok preman.


Andri menyempatkan diri membuka instagram, hingga matanya tertuju pada sebuah postingan berupa video. Ia pun memicingkan matanya ke arah caption yang tertulis.


"Baru-baru ini beredar sebuah video penembakan yang terjadi di sebuah villa di sekitar Gunung Pangrango. Dalam video tersebut, diperlihatkan dua orang yang berada di lantai atas villa tersebut ditembak dari jarak jauh tepat di bagian kepala, oleh orang tak dikenal. Diketahui dua korban masing-masing berinisial RK dan FA. Dua orang yang beberapa tahun silam sempat viral terkait kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Pihak berwajib masih belum bisa memastikan apakah kasus ini akan diselesaikan atau tidak. Mengingat dua orang korban ialah salah satu anggota penting NFFA, dan ini adalah kasus pertama kematian pejabat NFFA di tengah suasana minggu pembersihan ... ."

INDONESIAN PURGEWhere stories live. Discover now