Perang Cinta Tahap II

1.4K 179 46
                                    

And I'm so grateful to you
I'd have lived my whole life through
Empty as the sky
Never knowing why
Lost forever
If I never knew you

Pocahontas soundtrack - "If I Never Knew You"

Sepasang mata bewarna langit terbuka, berkedip beberapa kali sembari mencerna dimana dia berada ketika telinganya sayup-sayup mendengar lagu yang pernah dia dengar satu kali sebelumnya di masa lalu. Mengumpulkan tenaga dia bangkit perlahan untuk duduk dan mengusap matanya, melirik pada jam analog di nakas lalu berjalan keluar.

Seorang balita di ruang tengah mendongak dan berlari kecil, memeluk kakinya seperti koala. Naruto tertawa pelan mendapati balita itu begitu menggemaskan ketika wajah tembabnya mendongak dengan sepasang mata yang lebar dan cemerlang.

"Mamaaa.."

Naruto membungkuk dan menggendongnya, memberikan hujaman ciuman di pipi dan lehernya disertai cekikikan ketika tangan-tangan kecil itu berusaha menghentikan serangan dengan putus asa.

"Wangi sekali, Chan-chan sudah mandi?"

Balita itu berseru dengan riang, "Dengan papa!"

Naruto ingat betul ini masih pukul delapan di akhir pekan tapi Sasuke bangun begitu pagi dan bayi kecil ini bahkan juga bangun pagi. Ada apa dengan pola tidur Uchiha yang mengerikan ini? Tingkat kedisiplinan yang tinggi seperti robot.

"Kemana papamu?"

"Dapul."

Oh! Itu adalah sumber yang sama datangnya suara musik yang sayup-sayup didengarnya. Dengan Chan-chan dalam gendongannya, Naruto pergi ke dapur untuk mendapati Sasuke sedang sibuk dengan telur di atas penggorengan.

"Aku baru tahu Aniki bisa memasak."

Sasuke menatapnya tanpa merespon sementara Naruto pergi ke kulkas dan mengambil minum, dia baru menginap semalam disini tapi berlaku seolah penthouse itu adalah miliknya sendiri. Tapi Sasuke sangat tidak mempermasalahkannya.

Ada tiga buah omlet yang dimasak Sasuke pagi itu, khusus untuk Chan-chan itu dicampur dengan nasi yang lembut sehingga pencernaannya mudah mengolah. Mereka duduk di ruang makan, ketika Chan-chan mengambil sendok pertama dan memasukkannya ke mulutnya. Balita itu sontak cemberut.

Dengan mata berkaca-kaca dia menahan tangisan, "Gak enyaakk.." tapi dia tidak berani menatap Sasuke takut papanya akan marah.

Naruto yang melihat respon Chan-chan segera mengambil sesuap dan dia langsung bisa merasakan semua rambut di tubuhnya berdiri. Itu seperti semua garap dilaut di tumpahkan ke dalam omlet.

Sasuke menatap mereka berdua dan menghela nafas. Tempo hari dia menyaksikan iklan panci di TV yang menayangkan bentuk keluarga bahagia dimana sang Suami memasakkan sarapan untuk istri dan anak mereka ditemani lagu-lagu dari radio, dalam iklan itu sang Istri bersuka cita bersama anaknya dan mereka semakin mencintai suaminya. Jadi Sasuke yang sudah terbiasa bangun pukul 7 pagi langsung pergi membangunkan Chan-chan dan segera memasak di dapur. Dan realita tidak seindah yang di TV. Dia mulai berpikir untuk menuntut perusahaan panci karena membuat iklan yang menyesatkan.

"Nak jangan bersedih, kemari aku akan buatkan yang baru." Ujar Naruto sambil menyingkirkan mangkuk makanan Chan-chan.

"Aniki aku pakai dapurmu, okay."

Sasuke belum menjawab tapi pria muda itu sudah langsung melesat hilang.

Tangan Naruto seperti keajaiban, sama seperti di masa lalu makanan apapun yang dia olah selalu menghasilkan hasil yang lezat dan menakjubkan. Tak lama kemudian di atas meja makan tersaji dua porsi nasi goreng dan bubur telur untuk Chan-chan.

The Greener GrassWhere stories live. Discover now