Prolog

4.7K 332 77
                                    

Sesuatu yang datang sekali dalam kehidupan

Seorang pemuda dengan tawa seperti fajar dini hari

Seorang pemuda dengan tekat hidup seperti pijaran batu langit yang terbakar

Melesat jatuh, menarikku dalam hantaman yang menyesakkan

Dalam sekejab..

Dengan suara yang keras, duniaku yang hampa menjadi riuh.. penuh

Debar jantungku terus bergemuruh, dalam kewarasanku yang mendadak penuh

Komet halleyku, cinta pertamaku

Mengenalnya, adalah syukur pertama yang kuucap dalam hidup

.

.

.

The Greener Grass

Naruto©Masashi Kishimoto

Story©Ivyluppin

Warning: Yaoi, BL, AU, OOC, and many kinda...

Bahagia itu sederhana, disini.. di dalam hati yang bersyukur

.

.

.

Naruto POV

Silau.. matahari hari ini begitu silau..apakah langit tidak akan hujan di minggu ini?

Ah, aku harus beli payung. Ramalan cuaca sangat tidak menentu

Kuturunkan tanganku dari langit-langit ketika aku selesai mengintip bagaimana langit begitu terik melalui selah-selah jemariku. Tokyo di rabu siang terasa menyilaukan, seakan hujan tak pernah turun lusa kemarin.

Aku kembali melanjutkan langkahku, melirik pada toko eletronik. Sederet tv plasma ukuran 50inch menayangkan berita ramalan cuaca. Iklim global benar-benar memburuk dalam satu dekade terakhir, tunggu.. siapa aku sampai sok-sokan mengomentari bagaimana iklim dunia saat aku sendiri mendambakan memiliki AC Freon untuk hadiah ulang tahun kakeknya di tahun ini.

Sambil menggendong tas ransel di punggung, aku kembali berjalan menuju halte, jaraknya cukup jauh dari apartemen tempatku tinggal, bagaimanapun memang aku mencari yang termurah. Tunggu, ini tidak seperti Kos Eden, semua penghuni kosannya normal meski rata-rata senasip...budget tipis.

Aku menghela nafas... aku ingin jadi kaya, aku ingin membelikan banyak barang dan baju untuk ibu.

.

.

Author POV

Naruto memandang gedung-gedung sekitar, mengamati betapa tinggi gedung-gedung itu dibangun seakan-akan berlomba-lomba mencapai lapisan surga. Dalam benaknya, gedung itu berisi banyak manusia yang sibuk mencari uang seperti dirinya.

Seperti robot, seperti sapi, demi sukses.. manusia seakan dilarang untuk lelah.

Naruto berhenti sejenak, memandang hotel besar yang di seberang jalan. Pria-pria berjas dan wanita-wanita dengan dandanan kaya berlalu lalang, turun dari mobil. Kemudian dia memandang jalanan yang dia lewati disekitarnya.

Begitu riuh, sibuk, manusia-manusia berbaju rapi dengan gadget mentereng. Tokyo.. kota ultra modern, dia yang datang dari Konoha, sebuah desa kecil di wilayah Gifu merasa begitu ciut.

"Pasti enak menjadi kaya, memakai jas dan menyatu dengan peradaban modern." Keluh Naruto.

Pandangannya terpaku, mengamati seorang laki-laki tinggi berambut hitam dan berkulit putih. Sorot matanya tampak bosan memandang lurus kedepan. Berjalan berlawanan arah dengan baju rapi.

Wah, tampannya.

Ujar Naruto dalam hati ketika mereka berpapasan.

Wangi.. betapa menyenangkannya menjadi pria seperti itu.

.

.

.

:: Ivyluppin ::

.

.

.

Author POV

Wajahnya memandang datar pada makan siang yang diadakan rekan bisnis keluarganya disalah satu hotel ternama. Dia bosan, mata hitamnya memandang sekitar, melihat orang-orang menyajikan senyuman mereka.

Palsu..begitu hampa..

Diteguknya segelas wine dengan wajah dingin.

Sebuah tepukan di pundak "Pasang senyummu Sasuke, tahanlah sedikit." Suara kakaknya merasuk gendang telinganya.

"Aku muak.. kau tahu bahwa ini semua palsu. Tidakkah kau lelah?" ujar Sasuke.

Itachi tersenyum padanya, menepuk-nepuk pundaknya kemudian beralih menyapa klien lainnya. Berbincang seputar bursa saham dan bisnis akhir-akhir ini.

Sasuke memandang itu dengan kesal, dia meletakkan gelasnya dan keluar dari sana. Mengabaikan tatapan sedih Itachi pada punggung adiknya.

Dia mengabaikan setiap sapaan dari staff hotel, berjalan keluar dan bahkan menyebrang, berjalan entah kemana, diantara orang-orang yang berlalu lalang. Banyak orang-orang memandangnya dengan tatapan memuja, sebuah tatapan yang biasa dia dapatkan.

"Aku ingin terlahir menjadi orang biasa, aku ingin orang-orang memperlakukanku secara normal. Tidak bisakah?" Pikir Sasuke dalam benaknya.

Tatapannya jatuh pada seorang pemuda berambut kuning, tampak begitu mencolok dengan warna rambut seterang itu, apa itu asli?

Pandangan bocah itu mengamati sekitar, mata bulatnya yang lebar berbinar memandang satu persatu gedung dan pejalan kaki.

Saat Sasuke melewatinya, dia bisa merasakan bocah itu melihatnya.

"Menjadi biasa saja seperti dia, pasti menyenangkan." Ujar Sasuke.

.

.

Rumput tetangga lebih hijau...kata mereka.

Akan ada orang yang lebih baik darimu dan tingkat kepuasan tidak memiliki batas. Ada lapar dalam hati manusia. Dan ada syukur yang seringkali diabaikan.

Ini adalah kisah dua anak manusia yang belajar mengenai konsep "cukup" dalam hidup mereka. Dan lebih daripada itu, Andapun mungkin akan belajar bersama mereka.

.

.

::tbc::

Hi, akhirnya kurang lebih 2 tahun menghilang dan sibuk, aku memutuskan mendatangi kembali platform ini. Aku tetap sama, mencintai SasuNaru tidak peduli bagaimana kenyataan kisah mereka dalam cerita sebenarnya.

Ini adalah kisah pendek dan sederhana, sekedar memanaskan kembali otakku. Aku benar-benar berhenti menulis dan kembali seperti sekarang membuatku canggung.

Jadi, adakah yang masih tertarik dengan fanficku?

Aku tidak ingin menghadirkan konsep hubungan badan, aku ingin pembacaku menjadi lebih baik melalui cerita-ceritaku. Ada makna tersirat, seperti biasa, temukanlah sendiri.

The Greener GrassWhere stories live. Discover now