7. Crazy

13.2K 363 15
                                    

Bosan mulai mengganggu Queen, sudah hampir tiga jam Ia duduk, Namun Tyler masih belum datang juga, katanya hanya sebentar namun lihat ini sudah hampir jam makan siang.

Dirinya juga mulai lapar, sedari tadi berbicara dengan Angel sungguh menguras tenaganya nampaknya sahabatnya itu marah padanya karna tidak datang Ke kampus, Gadis itu mengomel panjang lebar dan dia hanya menjawab dengan maaf, sampai percakapan berakhir tidak ada dari mereka yang tau apa inti dari pembicaraan itu.

"Oke sepuluh menit lagi..Jika dia tidak datang, aku akan turun kebawah sendiri." Gumannya pada dirinya sendiri sembari mengecek ponselnya kembali.

Tapi sudah Lima belas menit kemudian tetap tidak datang juga, kepalanya juga mendadak pusing. Oh dia akan gila jika masih disini Sepuluh menit lagi, Akhirnya Ia melangkahkan kakinya keluar lalu sedikit berbelok untuk sampai di depan lift, setelah pintu terbuka dia kembali menekan tombol satu.

Sedangkan Tyler baru saja menyelesaikan rapatnya setelah berjam-jam meneriaki semua orang karna tidak becus bekerja. setelah keluar dari sana dia mengecek pergelangan tangannya.

"Oh shit!" Makinya pelan yang masih di dengar Zack.

"Ada apa sir?." Tanya Zack akhirnya.

"Siapa yang berjaga diruanganku?" Zack terdiam. "Seingat saya tidak sir karna biasanya juga tidak ada." 

"Fuck!" Pertama kalinya Ia menyesali perintahnya sendiri. dia akhirnya berlari menuju Lift, menekan berkali-kali tapi tetap tidak terbuka. "Ada apa dengan liftnya?!!" Bentaknya pada Zack yang juga mulai gelagapan mengeluarkan Ponselnya.

"Ada apa dengan lift?!"

"...."

"Cepat perbaiki!" Dia kembali menatap Tyler yang menatapnya seolah membunuh. "Mereka sedang memperbaikinya Sir." Lanjutnya. Tyler mengeram rendah lalu berbalik kearah tangga darurat, firasatnya sedang tidak enak. dan jika sudah seperti ini yang ada dipikirannya hanya Queen saja. sampai diruangannya sepuluh menit kemudian dengan nafas yang masih terengah-engah dia langsung menyusuri seluruh ruangan. dan hasilnya nihil gadis itu tidak ada dimana-mana.

"Fuck!!!" dengan kasar dia membanting pintu kamar yang terakhir dia cek, harusnya tadi Ia tidak usah pergi atau setidaknya dia harus membawa Queen juga.

"Zack!!!!" Panggilnya menggelegar hingga keluar ruangan, Pria yang di panggil Zack itu, masuk dengan terengah lalu menatap tuannya yang sedang dengan mata menggelap.

"Ya Sir."

"Queen tidak ada disini, apa kau tidak lihat?!!" Dia kembali berteriak membuat Zack meringis mendengarnya, Sejak pagi Tuannya itu tidak berhenti meneriaki orang. "Cepat cek semua Cctv tanpa terkecuali."

Zack mengangguk lalu segera keluar dari sana. Tyler menyugar rambutnya, Ia begitu khawatir akan Queen. harusnya Ia tidak usah sepanik ini, ini adalah kantornya sendiri orang yang berada disini tentunya sudah terlebih dahulu melewati pemeriksaan. tapi itu juga tidak menghalau kemungkinan musuhnya masuk kesini dan membuat kekacauan.  Dia memijit kepalanya yang tiba-tiba saja sakit.

Sepuluh menit kemudian Zack kembali masuk ke dalam dengan ketakutan yang begitu kentara, "Ada apa? kenapa dengan wajahmu itu? dimana Queen?!"

"Mm..Nona Queen sepertinya terjebak di dalam lift Sir."

"Fuck!" Entah sudak keberapa kalinya Ia mengumpat satu hari ini. Dan ketika Ia sampai dibawah orang-orang sedang dengan sekuat tenaga menarik pintu lift untuk dibuka secara paksa. 

Dan ya, jantungnya berhenti saat melihat Queen yang sudah tergeletak di dalam sana, wajahnya begitu pucat serta bibirnya yang sudah membiru. "Hei..Baby can you hear me. Queen..Queen.!" Panggilnya sambil menepuk-nepuk pipi si gadis itu.

Dia hanya bisa mondar-mandir menunggu dokter yang sedang memeriksa Queen, dia terpaksa membawa Queen kembali keruangannya, jika membawanya kerumah sakit itu terlalu lama dan beresiko.

"Sir.." Panggilan itu mengalihkan pikirannya, Dokter wanita bername tag  Tina itu keluar dari kamar pribadinya, biasanya dia tidak pernah membiarkan siapapun masuk kesana selain Queen, tapi kali ini pengecualian.

"Bagaimana Keadaannya?." Dokter itu hanya mengembangkan senyum tipis dan sialnya itu membuatnya jengkel.

"Nona Queen baik-baik saja Tuan, dia hanya dehidrasi mungkin terlalu lama di dalam lift membuatnya hilang keseimbangan, itulah yang membuatnya tidak sadarkan diri, dan sepertinya Nona Queen juga belum makan itu adalah penyebab utamanya."

Tyler merutuki dirinya yang begitu ceroboh kali ini. tanpa merasa perlu berterima kasih, Ia melewati Dokter Tina itu untuk melihat Queen, Hal itu membuat Dokter cantik itu sedikit sedih karena tampaknya Ceo tampan itu sama sekali tidak tertarik dengannya.

Sedangkan Tyler, dia ikut berbaring bersama Queen, sedikit kesulitan memeluk Gadisnya itu karna sebelah tangannya sedang di pasang infus, kali ini Ia mengakui kesalahannya. meninggalkan Queen sendiri, terlalu lama dengan rapat sialannya lalu lupa dengan makanannya.

Dia kembali memeluk adiknya itu erat, sesekali mengecup pucuk kepalanya, setelah itu dia pun terlarut didalam mimpinya.

Empat jam kemudian Queen mulai membuka matanya, bergerak gelisah karna merasa beban diperutnya begitu berat. dan setelah berhasil melihat kesamping, Ia menemukan wajah tampannya Kakaknya sedang tertidur damai sambil memeluknya.

Jika seperti ini Pria dihadapannya ini seperti bayi yang begitu polos, wajah damainya begitu menenangkan hati, siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona bahkan Queen sekalipun melupakan bahwa Pria itu adalah Kakaknya.

Dengan satu tangannya yang bebas, Queen mengangkat tangannya lalu menyusuri wajah tampan bak dewa Yunani itu mulai dari alis hitam tebalnya lalu turun kemata, hidung dan akhirnya sampai di bibir merah yang rasanya sangat sexy, hingga tidak sadar Queen menggigit bibir bawahnya seakan fantasi liarnya begitu nyata.

Hingga Tyler akhirnya membuka mata, Queen belum juga mengalihkan pandangannya dari bibir sang Kakak, baru setelah itu pandangan mereka bertemu kembali hingga tidak sadar kalau tangan mungil Queen masih mengelus bibir sang Kakak dibawah.

"Kakak.."

"Hmm.."

"Kau sudah bangun..?"

"Hmm."

Tyler hanya bisa berdehem sebab tangan nakal Queen masih berkeliaran dibibirnya, Ia mengeram frustasi mencoba untuk tidak menerkam adiknnya yang sedang sakit ini karna sudah membuat hasraatnya membuncah, sejak Queen mengelus alisnya Ia sudah terbangun disana, tapi tidak membuka matanya karna menurutnya Queen akan segera menghentikan kegiatan itu.

Tapi lama-lama elusan itu terasa begitu sensual hingga membuka mata hal yang pertama dilihatnya Queen yang sedang menggigit bibir bawahnya nakal.

Dan sekarang Ia sudah tidak tahan lagi. Persetan dengan Queen yang masih sakit!

Dengan cepat Ia meraup bibir ranum itu, yang sudah nakal menggodanya, Queen juga nampaknya belum sadar sepenuhnya hingga Ia membalas ciuman panas dari Kakaknya itu, satu tangannya Ia lingkarkan ke leher Tyler lalu mengikuti gerakan panas yang diciptakan Pria tampan itu.

Mungkin nanti Ia akan menyesalinya tapi kali ini biarkan Ia merasakan kenikmatan ini dulu, lidah Tyler bermain dalam mulutnya, mengabsen satu persatu gigi rapi Queen, lalu membelit benda kenyal didalamnya.

Tangan Tyler juga tidak tinggal diam yang menelusuk nakal kedalam baju Queen lalu mengelus lembut perut rata yang begitu mulus itu, "Ssssh..." Desah Queen saat bibir Tyler turun menyusuri lehernya, sesekali menggigit hingga menampakkan tanda keunguan disana.

Lalu tangannya kembali turun semakin kebawah hingga mencapai celana dalamnya dan saat itu pula seakan baru saja tersadar Queen memekik tertahan.

"Kakak..!!"

                             _____

12 Maret 2021

Crazy LoveWhere stories live. Discover now