17. This is Love, Right?

9.1K 268 9
                                    

"Keluarkan padaku sayang, keluarkan."

"Ahhh..."

Kedua manusia itu melenguh panjang setelah memdapatkan orgasme pertama, Tyler mengangkat Queen membuat posisi mereka berpindah.

Mendapat posisi seperti itu membuat Queen malu, bagaimana pun ini jadi seperti pengalaman pertamanya.

"Bergerak sayang." Perintah Tyler. Queen menggeleng tidak berani membuka matanya.

Senyum tipis menghiasi wajah Tyler."Gadis nakal."

Dia kembali membalikkan tubuh mereka, lalu mencium bibir Queen brutal kali ini dibalas dengan gaya yang sama oleh wanita itu. Kewarasan sudah tidak ada lagi pada dua anak manusia itu.

Tyler memijit batang beruratnya lalu memasukkannya kedalam senggama memabukkan itu. Ugh! Rasa nikmat bercampur sakit.

Queen hanya bisa memehamkan matanya sembari meremas sprei dengan kedua tangannya. Satu tangan Tyler berada dipayudara Queen lalu meremaskan kuat hingga desahan keluar dari mulut Queen.

"Mmpph..Ahhh..."

Tyler kembali menyusu bak bayi kelaparan, dia tidak membiarkan satu pun tubuh Queen menganggur, jepitan dibawah sana membuatnya hilang akal. Bercinta dengan Queen adalah keinginannya sejak lama.

Dan sekarang itu pun terjadi.

"Ahhh..please.." Racau Queen, saat Tyler mengganti batangnya dengan lidahnya. Itu sangat erotis, wajah Tyler sudah berada diliang senggamanya kemudian menyentuh kewanitaan yang penuh cairan pelumas itu menggunakan lidahnya.

"Ahh..." Sungguh itu nikmat sekali, saat lidah Tyler menghisap dibawah sana lalu menggunkan jari tengahnya ia menusuk organ intim itu membuat Queen membusung.

"My Queen." Ucap Tyler, lalu naik kembali menyamakan posisi mereka hingga kedua mata itu bertemu."You are mine Queen." Ucapnya rendah sambil menuntun lagi kejantanannya masuk dan bergerak perlahan menyamakan kedutan pada kewanitaan ratunya itu.

Hahh-Hahh_ughhh. Itu adalah kenikmatan surgawi didunia ini.

Keduanya kembali orgasme, Tyler mengeluarkan cairannya yang deras dan tak putus-putus dirahim wanita kesayangannya itu. Kedua cairan itu bersatu disana hingga tumpah pada Sprei.

Itu perasaan paling melegakan yang pernah ada.

Tyler menatap Queen yang kembali menutup matanya, ia tersenyum geli mengingat bagaimana Queen menerima semua yang ia lakukan, bahkan gadis kesayangannya itu membuatnya tidak perlu bersusah payah.

"I Love You Ratuku." Katanya pelan lalu mengecup kening Queen setelah itu ikut bergabung dengannya. Ia yakin kalau beberapa hari kedepan ia akan senang dan bersemangat.

Perasaan canggung meliputi Queen siang itu, wajahnya memerah mengingat apa yang sudah terjadi dan apa yang sudah ia lakukan beberapa saat lalu bersama kakaknya.

"Makan Queen." Tyler berkata melihat Queen yang hanya menunduk dan mengaduk makananya.

Dia tau apa yang sedang dirasakan gadis itu, karna dia juga mengalami hal yang sama. Tapi itu tidak bertahan lama setelah ia pikirkan kembali bagaimana pun semua itu memang harus terjadi cepat atau lambat. Mereka akan saling mencintai dan saling menerima walaupun harus menjalani proses yang panjang.

"Queen." Tegurnya lagi. Queen mendongak lalu berdecak sebal.

"Ini kan mau aku makan."

"Tapi dari tadi kau hanya mengaduknya saja."

Queen mencebik kesal, wajah merah padamnya sudah digantikan wajah cemberut, lalu perlahan ia mengangkat sendoknya dan memasukkan makanan itu kemulutnya walau susah hingga semua habis tak bersisa.

Crazy LoveWo Geschichten leben. Entdecke jetzt