13. Official

10.2K 297 4
                                    

"What are you talking about?" Ucap Queen terbata, dia bisa melihat rahang Tyler mengeras serta tatapan matanya yang gelap dibalut gairah.

"You are mine Queen.."

Queen mengangguk."Yeah i am yours, i am your sister."

Perkataan itu berhasil membuat Tyler berang, tanpa sadar tangannya sudah mencengkram lengan Queen hingga ringisan keluar dari mulut gadis itu.

Detik berikutnya dia tersenyum miring, sungguh itu adalah senyuman paling menakutkan yang pernah Queen lihat.

"Yeah, dan aku juga akan menjadi suamimu sebentar lagi. Adikku ini juga yang akan menjadi ibu dari anak-anakku." Queen menggeleng, semakin hari ia bisa melihat sisi kakaknya yang lain.

Kepalanya sangat sakit, semuanya seperti tidak pada tempatnya.

"Kau gila Tyler! Aku adikmu."

"Dan aku tidak sudi menganggapmu adikku Queen!" Tanpa sadar ia menaikkan suaranya, membuat gadis itu berkaca-kaca.

Tyler yang menyadari hal itu menghela nafas panjang, dia mengusap wajah Queen lembut, lalu mengecup kening gadis itu lembut.

"Maafkan aku, tidurlah aku akan memelukmu." Queen tidak menjawab dia hanya memejamkan matanya. Berharap ketika ia bangun esok pagi semuanya akan berubah.

Dan benar saja saat ia membuka mata keesokan harinya, Tyler sudah tidak ada disampingnya. Bahkan tubuhnya sudah tidak telanjang lagi, dia sudah akan berteriak bahagia saat matanya melihat secarik kertas diatas nakas.

Turun dan sarapan, jangan keluar dari rumah sedikit pun. Aku akan. pulang sebelum makan malam.

     Love You.

Queen tidak bisa menahan senyum tidak mengertinya dengan surat itu, dan apa katanya? Cinta kamu?.

Kakaknya benar-benar sudah gila, entah apa yang ada dipikirannya, tadinya ia berpikir kalau dia mungkin bukan adik kandung dari Tyler maka ia akan mencoba mengerti.

Tapi saat mendengar cerita pria itu semalam, ia tau kalau itu adalah dia sedang menceritakan kisah mereka sendiri, bukannya senang saat ia mengetahui kalau sedari kecil Tyler sudah mencintainya layaknya laki-laki pada wanitanya itu malah membuatnya ngeri.

Dia juga ingat saat Tyler menceritakan saat melihatnya untuk pertama kali. Yang artinya ia sudah disini sejak bayi, berarti mereka itu satu ibu dan ayah.

Lalu apa-apaan ini? Tidak. Kegilaan ini tidak boleh terlalu lama.

Saat dia turun kebawah rumah besar itu begitu sepi, para pelayan hanya beberapa yang sedang berlalu-lalang, ia memutuskan untuk keluar rumah, mungkin taman adalah ide yang bagus.

Namun belum kakinya mencapai luar salah satu anak buah Tyler mencegahnya."Nona tidak bisa keluar."

Dia mengerutkan keningnya."Kenapa? Aku hanya ingin ketaman."

"Tuan tidak mengijinkannya Nona."

Mendengar itu kejengkelan mulai melandanya."Biarkan aku ketaman, aku tidak akan kemana-mana, aku sangat bosan, jika sebentar lagi aku mati bosan kau juga akan mati." Pria kekar itu mengerjap takut, seperti membenarkan apa yang dikatakan oleh Nona mudanya itu.

Akhirnya dia mengangguk memberikan jalan pada Queen, tapi dia juga mengikutinya dari belakang.

Hal itu membuat Queen marah dan kesal, tapi yasudalah. Tyler dan kekuasaannya memang begitu sialan.

Tidak ada yang berubah ditaman itu, bunga-bunga kesukaannya masih indah dan mekar, sebenarnya dia bukanlah penyuka bunga atau yang lainnya, tapi tidak tau matanya selalu terpesona melihat bunga yang indah dan berwarna itu. Dia selalu menyamakannya dengan kehidupannya yang sebentar mekar, lalu akan kembali layu hingga jatuh ke tanah.

Crazy LoveDove le storie prendono vita. Scoprilo ora