22. Desert.

3.2K 42 0
                                    

"Aku mau minum itu juga."

"No." Tyler meminum minumannya dalam sekali teguk, mengabaikan Queen yang tengah mencebik merajuk.

"Tapi aku ingin meminumnya, kau kan bersamaku, apa masalahnya?"

Tyler terkekeh geli dalam hati mendengarnya, walaupun agak menyebalkan tapi Queen selalu berhasil membuatnya tenang.

"Jangan membantah Queen." Ucapnya tenang, tangan kanannya terjulur mengelus wajah mulus Queen, kedua mata mereka bersatu begitu dalam, Queen yakin kalau ia sudah sangat jatuh dan tidak ada lagi tempat untuk bangun.

"Kau sudah tau segalanya Queen, hanya tinggal menunggu waktunya maka semuanya akan kembali keeadaan semula, dan saat itu tiba, tidak akan kubiarkan kau menjauh dariku."

Semua memang harus kembali pada tempatnya tapi ada pula tempat yang harus diatur kembali agar terlihat lebih indah.

"Lepaskan tanganku." Queen berusaha memutar tangan yang digenggam erat oleh Tyler, otaknya berputar keras melihat bagaimana kakaknya tak membiarkannya bergerak sama sekali.

"Menurutlah sayang." Tyler berkata lembut tapi dengan nada yang ditekankan diakhirnya. Dia tau tingkat kekeras kepalaan Queen memang agak susah dijinakkan.

Queen memajukan bibirnya merajuk. "Aku kan hanya ingin minum. Apa susah permintaan itu." diakhirnya katanya ia berdecak sendiri.

Tyler menaikkan alisnya, senyum samar terlihat diwajah tampannya. Tangannya mengusap lembut jemari Queen yang berada digenggamannya.

Setelah berpikir kembali ia akhirnya mengangguk."Baiklah." Kata itu berhasil membuat Queen berbinar."Tapi aku akan menemanimu"

Walau agak menyebalkan Queen tetap tersenyum cerah, matanya berpendar disekitar meja melihat berbagai minuman yang tersedia, saat mencapai meja tangannya sudah siap mengambil cairan bening dengan gelas kristal yang sangat menggiurkan.

Tapi momen itu harus berhenti karna Tyler sudah lebih dulu menyodorkan padanya gelas dengan cairan berwarna kuning."Dan kau hanya bisa minum jus."

Sialan! Queen menatap Tyler garang tapi hanya dibalas tatapan datar oleh Tyler, dengan kesal dia meminum jus itu bahkan hampir tersedak karna matanya sibuk memelototi Tyler.

"Perhatikan tanganmu sayang." Ucap Tyler melihat Queen yang memegang asal gelasnya.

Bila dibandingkan dengan wanita lainnya yang datang ke pesta itu. Rasanya Queen berada jauh diatas mereka. Tyler kembali tersenyum sama. Obsesi macam apa ini. Bagaimana bisa kegilaan macam ini melekat padanya. Dia begitu candu dengan adiknya sendiri.

Dia akan menjamin kalau Queen tidak akan bisa pergi darinya. Walau Queen sendiri mau. Semua kegilaan ini dan juga obsesi ini sudah ada padanya sejak ia kecil. Ia harus mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Queen..?"

Queen menatap Tyler dengan alis terangkat, dia bertanya melalui matanya yang menatap balik Tyler.

Tyler tersenyum lembut. Ibu jarinya mengelus pipi lembut itu.

"Kau milikku bukan?"

"Yah."

Lengkungan tipis jelas saja tercetak dibibir sexy pria itu. Billionare kanada itu memang sangat berpengaruh pada siapa pun, termasuk Queen.

                         _________

Lanjut di Pdf yah😊
Sampai ketemu disana

Crazy LoveTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon