8. Destiny

10.9K 363 5
                                    

Sejak kejadian itu terjadi Queen seakan menjaga jarak dari Tyler, dia mulai mengerti kalau bukan hanya Kakaknya saja yang gila. Tapi dia juga sudah ikut gila, sangat gila hingga ia masih memikirkan semua kejadian dimana mereka hampir saja melakukan sesuatu yang sangat terlarang.

Harusnya dia masih istirahat saat ini. Tapi dengan nekat Queen keluar dari mansion dan menuju kampus, mungkin nanti dia akan kembali menerima kemarahan kakaknya, sekarang yang penting baginya adalah pergi dulu.

"Queen!!" Suara yang begitu familiar langsung menyapanya saat dia sampai digerbang kampus. Dia sudah mengabari Angel kalau ia akan pergi diam-diam hari ini tanpa pengawasan apapun. sebenarnya dia hanya tidak tau saja kalau dia tidak pernah keluar tanpa pengawasan dan tidak terkecuali hari ini.

"Angel." Keduanya langsung berpelukan ala sahabat yang seperti sudah lama tak bertemu.

"Untung kau datang hari ini, jika tidak aku pasti akan datang ke Mansionmu dan membakar rumahmu itu." Ucapnya dengan senyum khasnya, Queen terkekeh geli mendengarnya

"Ayo masuk." Ajak Queen namun Angel menahan tangannya lalu menggeleng.

"Tidak, tidak hari ini kita tidak akan masuk kampus, bagaimana jika kita berjalan-jalan saja hari ini." Usulnya dengan senyum cerah.

Harusnya itu menjadi ide yang bagus, namun entah kenapa hatinya menolak ajakan sahabatnya ini. Tapi melihat senyum Angel yang begitu berharap Queen jadi tidak tega untuk menolaknya. Akhirnya dia mengangguk lalu kedua sudah kembali meluncur dijalanan ibu kota Kanada, Toronto merupakan tempat yang begitu indah.

"Bagaimana jika Kak Tyler marah padamu nanti?" Tanya Angel dengan matanya yang masih fokus kejalanan. 

"Aku tidak tau, kau benar kali ini pasti dia akan benar-benar marah."

"Kau tidak mau mengabarinya?"

"Aku sengaja meninggalkan ponselku setelah menghubungimu tadi."

Angel menghela nafasnya, lalu kembali tersenyum lagi "Kalau begitu mari kita bersenang-senang hari ini!!" Pekiknya tiba-tiba membuat Queen tersentak kaget namun kemudian ikut bersorak.

Tempat yang pertama mereka pilih adalah Restoran kecil untuk mengisi perut mereka terlebih dahulu. Lalu kemudian kedua gadis cantik itu sudah menyitari mall, setelah jok mobil penuh dengan barang-barang baru mereka memutuskan pergi dari sana.  Hingga tidak terasa hari sudah berganti malam tapi keduanya masih larut dalam pembicaraan yang tiada habisnya.

"Aku sangat beruntung memiliki sahabat sepertimu Queen." Celetuk Angel tiba-tiba. Membuat Queen mengerutkan keningnya, tapi tak alang juga dia tersenyum.

"Aku juga." Lalu keduanya kembali larut dalam keheningan.

"Queen, aku belum menceritakan yang satu ini padamu kan?"

Dahi Queen berkerut bingung, sejak tadi Angel berbicara dengan aneh.

"Apa itu?"

"Mm, Aku sebenarnya memiliki saudara perempuan yang lain." Queen sedikit terkejut mendengarnya, Ya benar dia tidak mengetahui hal itu, yang dia tau Angel adalah satu-satu nya anak perempuan di keluarga Harper.

"Bukan kah itu bagus. Ahh, Shit! Jangan bilang kau akan_"

"Dia sudah meninggal."

Hening.

"Hah?"

"Dia meninggal di depan mataku." Angel menutup matanya sebentar. "Seseorang menembaknya tepat didepan mataku, saat itu aku hanya bisa diam dan menatap Aurora terjatuh didepanku."

Queen tidak membalas, namun sorot matanya mengatakan kalau Ia juga tengah ikut merasakan kesedihan itu.

"Aurora dia adalah adikku." Lanjutnya lagi. "Dia sama sepertimu Queen, mulai dari sifat kalian, cara berbicara dan caramu tersenyum persis sekali seperti gadis bodoh itu."

Crazy LoveWhere stories live. Discover now