Part 1

508K 42.8K 3.3K
                                    

Dor!!

Aurel membulatkan matanya mendengar suara tembakan, ia menunduk menatap dadanya yang berlumuran darah.

Wajahnya memucat tangannya bergetar menyentuh dadanya, ia mengangkat wajahnya melihat ke arah pelaku yang menembak dirinya.

Melupakan rasa sakit akibat tembakan di dadanya, ada yang lebih sakit yaitu hatinya.

Air matanya mengalir melihat Dion, pria yang ia cintai menodongkan pistol ke arahnya.

"D-dion," ucap Aurel lirih merasa tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Itu hukuman buat lo karena udah coba buat Jihan celaka." ucap Dion sambil menatap tajam Aurel.

Aurel yang mendengar itu tertawa miris, sampai detik ini Dion masih tak membalas perasaannya. Ia malah lebih memilih Jihan, cewek yang menurutnya tak ada apa-apanya di banding dirinya.

"JIHAN! JIHAN! Berhenti ngomongin tentang cewek sialan itu! Harusnya cewek itu mati gara-gara dia kamu gak balas cintaku, Yon!" ucap Aurel kalap, ia marah setiap mendengar nama cewek itu. Seharusnya Dion tak menyelamatkan cewek itu, harusnya cewek itu mati.

Seharunya yang menjadi pacar Dion adalah dirinya bukan Jihan!

Plak!

Bunyi tamparan menggema, Aurel memegang pipinya yang panas terbakar. Ia menatap nanar Dion pelaku yang menamparnya

"Harusnya lo sadar! Cewek jahat kaya lo gak pernah ada yang ngelirik," ucap Dion pedas membuat Aurel menangis.

"Dan satu lagi! Sebaiknya lo mati karena gak ada yang peduli lagi sama lo." lanjut Dion lalu meninggalkan Aurel sendirian di bangunan kosong itu.

Air mata Aurel berlomba-lomba keluar, hatinya sakit mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut Dion.

Benar, karena kelakuannya ini keluarganya malu bahkan banyak perusahaan yang memutuskan hubungan kerja sama karena ulahnya hingga membuat papanya meninggal dan mamanya sakit-sakitan.

Kini ia menyesali perbuatannya, seharusnya ia tak pernah mencintai pria yang kini meninggalkannya.

Andaikan Tuhan memberikan kesempatan kedua baginya.

Rasa sakit di dadanya semakin menjadi inilah akhir dari hidupnya, ia memejamkan matanya bersamaan dengan tubuhnya yang roboh namun sebelum menyentuh lantai yang dingin seseorang lebih dulu mendekapnya.

Tok! Tok! Tok!

"Sayang! Bangun! Nanti telat lho!"

Aurel membuka matanya kaget mendengar suara ketukan pintu, ia melompat turun dari ranjang dan memegang dadanya.

Ia kembali, Aurel kembali ke masa lalu.

Dia tahu dirinya kembali ke masa lalu jika tadi mimpi itu tidak mungkin karena itu terlalu nyata.

Tuhan mengabulkan keinginannya, ia menangis Tuhan masih memberinya kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya.

"Hiks..hiks..hiks..Terimakasih Tuhan."

Aurel berjanji di kehidupannya yang kedua ini ia tak akan menyianyiakan, ia akan berubah demi masa depannya.

"Iya ma, Aurel udah bangun!" Teriak Aurel dengan nada serak karena habis menangis.

"Kamu gakpapa sayang?" Tanya mamanya khawatir.

"Aurel okay, ma!"

"Yaudah, cepetan mandi siap-siap ke sekolah!" ucap mamanya, Aurel mendengar suara langkah mamanya menjauh.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Where stories live. Discover now