Part 11

328K 36.3K 2.9K
                                    

Setelah mendengar hukuman yang diberikan, Aurel dan Gevan berjalan keluar dari ruangan BK begitu juga dengan Dion yang memapah tubuh Intan, ibu dari Jihan.

Intan melepas lengan Dion yang bertengger di pundaknya lalu dengan cepat menarik lengan Aurel yang ada di depannya hingga Aurel berbalik.

"Hei kamu! Enak sekali kamu hanya dihukum skors sedangkan anak saya kau habisi sampai masuk rumah sakit!" Hardik Intan sambil mencengkram erat lengan Aurel.

Gevan yang melihat itu segera melepaskan tangan Ibu Jihan dari lengan Aurel.

"Apa yang kau lakukan! Beraninya kau melukai Aurel!" ucap Gevan setelah berhasil melepaskan tangan Intan.

Matanya menajam melihat lengan Aurel yang memerah dan ada beberapa darah yang keluar karena kuatnya cengkraman itu hingga kuku Intan sedikit menusuk lengan Aurel.

Dion yang melihat Gevan turun tangan pun ikut maju, "Jaga sopan santun, lo Gev! Tante Intan gak salah, harusnya Aurel itu masuk penjara karena dia! Jihan harus masuk rumah sakit."

Gevan mengalihkan pandangannya dari lengan Aurel ke arah Dion, dia mendecih. "Lo percaya sama cewek caper kayak dia?"

"Hei! Apa maksudmu! Anak saja tidak caper, dia anak baik-baik! Justru pacarmu itu, tak tahu aturan!" Teriak Intan tak terima anaknya dihina.

"Lo! Jihan bukan cewek murahan kayak Aurel! Dia itu cewek baik, jangan sekali-kali lo ngomong kayak gitu lagi," ancam Dion membuat Gevan semakin berang.

"Gue ngomong sebenernya! Awas aja kalo kebenarannya udah terungkap, gue gak segan-segan buat bikin lo berlutut minta maaf sama Aurel," ucap Gevan dengan matanya menatap tajam Dion lalu matanya beralih menatap Intan yang sudah menangis.

"Dan satu lagi! Saya gak terima anda melukai pacar saya seperti ini, saya pastikan anda akan menerima akibatnya," lanjut Gevan lalu menarik lembut Aurel pergi meninggalkan dua orang yang menurutnya memuakkan.

Dion yang mendengar ucapan Gevan mengepalkan tangannya, dia tak habis pikir Gevan yang dia kenal kini telah berubah. Dan itu semua gara-gara Aurel.

Hilang sudah sedikit rasa hangat dihatinya saat melihat Aurel beberapa hari yang lalu, kini hanya ada rasa benci dan marah yang tersimpan.

Matanya beralih ke arah Intan, ibu dari pacarnya.

"Tante tenang aja ya, saya akan melindungi Tante Intan dan Jihan. Lagipula Gevan bukan siapa-siapa yang bisa melakukan hal itu," ucap Dion dengan percaya diri.

Selama bersahabat dengan Gevan, Dion memang tak mengenal latar belakang sahabatnya itu namun yang pasti keluarga Gevan pasti tak sekaya keluarga Dion.

Dion yakin akan hal itu.

***


Aurel menatap tangannya yang masih digandeng setelah pergi dari ruang BK, entah dibawa kemana dia oleh Gevan namun dia tetap mengikutinya.

Duk.

Gevan yang berhenti tanpa aba-aba membuat Aurel tersentak kaget hingga dahinya terbentur punggung lebar Gevan.

Gevan yang sadar Aurel membentur punggungnya pun berbalik menatap Aurel, memastikan dahi Aurel tak sakit.

"Gakpapa kan?" Tanya Gevan khawatir.

"Gakpapa, cuma kebentur punggung bukan tembok jadi gak sakit, Deka!" Ucap Aurel sambil menatap ruang UKS yang sudah ada di depan mereka.

Ternyata Gevan membawanya ke ruang UKS.

Setelah memastikan Aurel tak terluka, Gevan mengajak Aurel untuk mengobati lengannya yang dicengkeram nenek lampir tadi.

"Ayo kita obati lukanya!" Ajak Gevan diangguki oleh Aurel.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Where stories live. Discover now