Part 27

206K 23.4K 1.9K
                                    

"Kok kamu bisa di sini sih Ka?"

Kini mereka berada di bawah pohon yang sama dimana mereka duduk tadi.

Gevan menoleh ke arah Aurel yang menatap ke arahnya, "Kelasku juga jamkos. Tadinya aku langsung ke sini mau nemenin kamu tapi aku malah lihat kamu ribut sama cewek itu."

"Dia cinta sama kamu, Ka!" ucap Aurel sambil mengalihkan pandangannya ke depan menatap ke arah pohon yang daunnya bergerak tertiup angin.

"Kamu cemburu?" Tanya Gevan.

Aurel menyunggingkan senyum di bibirnya, dia menoleh ke arah Gevan.

"Cemburu hanya untuk orang yang gak percaya diri, Ka. Dan seorang Aurel gak pernah merasa gak percaya diri terlebih aku dibandingin sama anjing berbulu domba itu," ucap Aurel kembali mengingat Lita yang berpura-pura tulus menjadi sahabatnya itu.

Gevan tersenyum tipis dia menarik lembut kepala Aurel lalu menaruhnya di bahu lebarnya. Tangannya mengelus surai Aurel yang terasa lembut dan membuatnya betah untuk mengelusnya.

"Iyalah kamu harus percaya diri, kalaupun kamu gak percaya diri kamu harus percaya kalo aku pasti dan selalu milih kamu apapun yang terjadi," balas Gevan.

Aurel menoleh ke wajah Gevan yang berjarak sejengkal dari wajahnya.

"Dasar bucin tapi aku suka."

Gevan yang mendengar hal itu tersenyum tipis. Dia menarik kepala Aurel yang berada di pundaknya untuk bersandar di dadanya, dia memeluk tubuh Aurel dari belakang.

Aurel menyamankan kepalanya di dada Gevan dengan tangannya memegang tangan Gevan yang melingkar di perutnya.

"Sekarang rencana kamu apa?" Tanya Gevan.

"Aku mau kita jauhan dulu, biar Lita ngerasa kalo rencananya berhasil."

"Enggak! Aku gak mau!" Tolak Gevan sambil mengeratkan pelukannya.

Mana bisa Gevan berjauhan dengan Aurel membayangkannya saja Gevan sudah gelisah apalagi melakukannya. Dia tentu saja menolak ide Aurel itu.

"Ini cuma pura-pura, Ka. Di sekolah kita pura-pura ada masalah," ucap Aurel sambil menyakinkan Gevan.

"Kamu seneng ya jauh-jauh dari aku?" Tanya Gevan dengan nada merajuk.

Aurel yang mendengar hal itu ingin tertawa, mendengar ucapan Gevan yang menggemaskan itu. Namun jika dia tertawa pasti Gevan benar-benar menolak permintaannya.

Aurel melepaskan belitan Gevan dari perutnya, dia bangun dari senderan dada Gevan lalu beralih menatap ke arah Gevan. Kedua tangannya terulur menangkup pipi Gevan dengan matanya menatap tepat di mata tajam Gevan.

"Astaga enggak Ka! Ini cuma sebentar kok. Please!" Mohon Aurel menatap penuh harap pada Gevan.

Gevan yang melihat tatapan Aurel pun tak kuasa menolaknya, apapun yang Aurel inginkan sebisa mungkin Gevan lakukan namun tidak untuk meninggalkan Gevan.

Gevan menghela napas pelan lalu dengan gerakan cepat dia mengecup pelan bibir Aurel yang berada di depannya.

Cup.

Aurel mengerjapkan matanya menerima kecupan Gevan. Dia menatap bingung ke arah Gevan, "Maksudnya?"

"Aku turutin mau kamu, tapi ingat itu cuma di sekolah aja. Selebihnya enggak!" ucap Gevan membuat Aurel mengangguk pasti.

"Iya, beneran! Makasih Ka!" ucap Aurel lalu melepaskan kedua tangannya dari pipi Gevan dan beralih memeluk leher Gevan.

Gevan dengan senang hati membalas pelukan Aurel sambil mengecup puncak kepala Aurel berkali-kali.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Where stories live. Discover now