Part 19

272K 29.6K 1.4K
                                    

Aurel melangkahkan kakinya melewati jalanan komplek perumahannya yang terlihat sepi karena waktu yang telah menunjukkan pukul 10 malam. Malam ini Aurel ingin membeli makanan ringan di dekat komplek perumahannya.

Memakai hoodie berwarna abu-abu dipadukan dengan celana berwarna hitam dan rambut pendeknya yang tergerai bebas.

Sebenarnya terjadi perdebatan sebelum Aurel dengan bebas berjalan keluar begini, bukan hanya kedua orang tuanya yang tak mengizinkan tetapi juga dengan Gevan. Laki-laki yang menjadi tunangannya itu pun langsung menolaknya atau jika dia ingin pergi Gevan harus mengantarnya.

Hal itu tentu di tolak mentah-mentah oleh Aurel. Dirinya hanya ingin ke depan kompleks untuk membeli makanan ringan dan bukan untuk pergi berperang.

Tak membutuhkan banyak waktu kini Aurel telah sampai di depan mini market yang terkenal yaitu BulanMaret. Tangan Aurel segera mendorong pintu untuk masuk ke dalam, rasa dingin dari ac menerpa tubuhnya, dia mengambil keranjang belanja.

Aurel berjalan menuju rak-rak yang berisi makanan ringan yang mengandung banyak micin.

Dengan lincah tangan Aurel mengambil beberapa snack yang menurutnya enak ke dalam keranjang. Setelah merasa cukup, Aurel beralih ke area rak minuman mencari susu cokelat kesukaannya. Tangannya segera mengambil beberapa kotak susu di rak lalu memasukkannya ke dalam keranjang tak lupa Aurel membeli beberapa bungkus ice cream.

Setelah merasa yang ia ambil sudah cukup Aurel bergegas menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya.

Aurel keluar dari BulanMaret dengan tangan kiri menenteng satu kantong plastik putih dan tangan kanannya memegang susu kotak rasa cokelat.

Aurel berjalan dengan santai dengan sesekali dia meminum susu kotaknya.

Langkah Aurel terhenti kala melihat beberapa cowok yang sedang nongkrong di ruko yang sudah tutup. Aurel sadar jika tadi tadi pas dia berangkat belum ada gerombolan cowok itu.

Sebenarnya Aurel malas jika melewati  mereka namun hanya jalan ini satu-satunya yang ia lewati untuk menuju komplek perumahan.

Aurel menghela napas, memasang wajah datar Aurel melangkahkan kedua kakinya dengan wajah percaya diri menatap ke depan.

Seorang cowok berhoodie putih yang melihat Aurel yang masih sedikit jauh pun menyikut temannya, dia memberi gestur untuk melihat ke arah  kiri.

Gerombolan cowok yang yang berjumlah lima orang itupun menatap ke arah Aurel yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Cuit..cuit..cewek, mau kemana neng," celetuknya.

"Cewek! Bawa apa tuh!" ucap temannya yang memakai kaos hitam.

Aurel yang mendengar itu pun berlaku cuek, dia tetap meneruskan langkahnya.

Kelima cowok yang melihat Aurel yang begitu cantik pun berdiri lalu berjalan di belakang Aurel.

Aurel yang merasa risih pun mempercepat langkahnya agar cepat menuju gang komplek rumahnya. Kelima cowok itupun juga mempercepat jalannya.

"Cewek! Kenalan yuk!" ucap cowok berhoodie putih sambil berjalan cepat menyamai langkahnya.

Aurel yang merasa risih pun berucap, "Gak usah ganggu gue!"

"Aduh! Yang judes-judes gini gue demen nih!" ucap cowok yang memakai hoodie hitam diiringi suara tawa dari yang lain.

Cowok yang berkaos hitam pun dengan cepat mengambil kantong keresek belanjaan Aurel.

Aurel berhenti melihat kantong belanjaannya diambil. Dia berbalik menatap kelima cowok yang mengganggunya itu.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Where stories live. Discover now