Part 21

250K 29.1K 2K
                                    

Seperti hari-hari biasanya Aurel berangkat sekolah bersama Gevan, kini mereka telah sampai di parkiran motor.

Gevan dan Aurel turun dari motor dan melepaskan helm masing-masing. Aurel merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, setelah merasa cukup rapi seperti biasa Gevan akan menggandeng tangannya.

Untuk lebam Aurel dia menutupinya dengan foundation dan sedikit make up tipis agar tak terlihat oleh kedua orang tuanya.

"Kita ke lapangan basket dulu," ucap Gevan sontak membuat Aurel mengeryitkan dahi bingung.

"Mau ngapain?" Tanya Aurel.

"Main basket, sayang. Putra ngajakin main basket," jawab Gevan.

Aurel menganggukkan kepalanya paham, dia baru ingat jika anak Jervanos juga pandai dalam bidang olahraga terlebih basket. Mereka juga mengikuti ekstrakulikuler di mana Putra yang menjadi kapten tim basket.

Jangan anggap remeh playboy cap kadal itu, dia jika sudah berhadapan dengan basket maka dia akan sangat tegas. Berbeda dengan kesehariannya, begitu cintanya dia sama basket lebih dari cewek-cewek yang menjadi pacarnya.

Gevan dan Aurel berjalan memasuki lobi sekolah dengan tangan bertautan. Sudah menjadi hal lumrah namun banyak siswa dan sisiwi Alexander High School belum juga terbiasa.

Mereka masih saja membicarakan keduanya hingga mulut mereka berbusa dan Aurel mengacuhkan semuanya. Namun ada bisik-bisik tentang murid baru membuat Aurel penasaran.

Matanya menangkap seorang siswi yang memakai seragam yang sedikit berbeda dengan seragam Alexander yang dilapisi jaket jeans berwarna biru muda.

"LIZHA!" Teriak Aurel memanggil Lizha hingga si empunya nama menoleh.

Lizha yang merasa dipanggil pun menoleh hingga matanya menangkap dua orang yang bergandengan dengan rambut silver mereka.

Lizha segera mendekat ke arah mereka berdua.

"Ternyata bener gue ketemu lo di Alexander," ucap Aurel senang bertemu dengan penyelamatnya.

"Gue kan udah bilang," ucap Lizha sambil menyungging senyum.

"Oh iya, kenalin Ka! Ini Lizha yang udah nolongin aku tadi malem," ucap Aurel memperkenalkan Lizha pada Gevan.

"Ini Gevan, Liz! Tunangan aku," ucap Aurel memperkenalkan Gevan pada Lizha.

Gevan dan Lizha mengangguk sebagai perkenalan. Sedikitnya Lizha merasa terkejut jika Aurel sudah memiliki tunangan namun itu bukan urusannya, melihat sekilas sepertinya mereka cocok.

"Lo mau kemana Liz?" Tanya Aurel pada Lizha.

Lizha mengendikkan bahunya pertanda tak tahu ingin kemana, dia masih buta arah di sekolahan barunya itu.

Seakan tahu jika Lizha tak tahu pergi kemana, Aurel berbisik pelan pada Gevan.

"Ka! Aku ajak Lizha ke lapangan aja ya," pinta Aurel.

Gevan yang merasa cewek tomboy di depannya tak memiliki niat untuk menyakiti Aurel, Gevan pun mengangguk.

Melihat Gevan setuju, Aurel pun segera mengajak Lizha.

"Mending lo ikut gue aja Liz ke lapangan basket," ucap Aurel.

Lizha yang merasa tak punya pilihan lain pun mengangguk, Aurel yang melihat anggukan setuju Lizha pun segera menyambar lengan Lizha membuat Aurel diapit oleh Lizha dan Gevan.

"Gue jalan sendiri aja, Rel!" ucap Lizha yang tak ingin menjadi obat nyamuk.

"Gak boleh, entar lo ilang," ucap Aurel sontak membuat Lizha memutar bola matanya malas.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Where stories live. Discover now