Part 10

342K 36.7K 2.5K
                                    

"D-deka! A-aku gak lakuin hal itu."

Aurel mengucapkan kalimat itu dengan nada sedih namun sedetik kemudian dia tertawa terbahak-bahak. Dia menghapus air mata yang tadi menetes di pipinya. Menertawakan drama yang tadi ia lakoni, dia menatap Gevan yang masih memasang wajah datarnya.

"Gimana akting aku tadi?" Tanya Aurel pada Gevan.

Gevan yang tadi berwajah datar dan dingin langsung berubah menjadi senyum tipis. Tangannya terulur membenarkan tatanan rambut Aurel.

"Syukur kamu gak kenapa-kenapa," ucap Gevan diangguki oleh Aurel.

Ya sedari tadi Aurel akting melihat kelakuan Jihan, dia hanya diam melihat tingkah Jihan yang menyakiti dirinya sendiri dan memfitnah dirinya. Karena diam-diam juga saat ia melihat Jihan di depannya dia telah menghubungi Gevan lewat cincin pertunangan mereka. Dia juga baru mengetahui kemarin kalau cincin pertunangan mereka yang didesign sendiri oleh Gevan dan dipasang chip pelacak dan penyadap. Dia tinggal menekan berlian di tengah cincin maka semuanya akan terhubung oleh ponsel Gevan.

Karena dia merasa ada yang tak beres saat melihat Jihan dan benar saja Jihan ingin memfitnah dirinya. Untung saja dia melakukan hal benar, sehingga Gevan mendengar semua yang dibicarakan oleh dirinya dan Jihan.

Bukankah hal aneh jika tiba-tiba Dion dan yang lainnyalah yang mendobrak pintu, tentu saja pasti mereka mengikuti Gevan yang ingin menemui dirinya dan malah menemukan Jihan yang terluka.

"Aku gak suka kamu ngelakuin hal kayak gitu! Gimana kalo dia bikin kamu celaka Rel?!" Ucap Gevan dengan kedua alis menyatu.

Aurel yang melihat Gevan mengkhawatirkan dirinya merasa bersalah, "Hei! Aku gakpapa."

"Jangan lakuin hal itu lagi, dia berani nyakitin dirinya sendiri. Besar kemungkinan kalo dia bisa nyakitin kamu," ucap Gevan dengan serius.

"Iya, aku tahu kok! Tapi aku gak akan kenapa-kenapa soalnya Deka pasti melindungiku," ucap Aurel sambil memainkan alisnya.

"Iya, aku bakal melindungimu tapi aku gak mau kamu dalam bahaya Aurel. Terus sekarang kamu mau apa?" Tanya Gevan diakhir kalimatnya.

"Kamu udah rekam semua yang dibicarakan oleh Jihan?" Tanya Aurel diangguki oleh Gevan.

Aurel tersenyum senang melihat Gevan mengangguk, dirinya memiliki bukti yang kuat.

"Terus apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu ingin aku memberikan rekaman ini pada Dion untuk membuktikan kamu tidak bersalah?" Tanya Gevan beruntun membuat Aurel terkekeh pelan.

"Dimana Gevan yang terkenal dingin dan datar itu sekarang. Kenapa di depanku ini bukan seperti dirinya," ucap Aurel merasa Gevan banyak bicara padanya.

Gevan berdecak pelan lalu mencubit pelan hidung Aurel singkat membuat Aurel cemberut.

"Tolong simpan rekaman itu ya Deka! Untuk saat ini aku tak ingin menunjukkannya biarkan Jihan merasa menang telah mendapatkan apa yang dia mau biarkan rekaman itu menjadi bom waktu bagi dirinya dan aku juga merasa untung karena Dion dan yang lainnya kembali membenciku," ucap Aurel dengan seringai tipis.

"Kamu serius?" Tanya Gevan tak percaya, ternyata tunangannya benar-benae berubah.

Membuat Aurel semakin menarik di matanya.

Aurel mengangguk, "Ya! Aku merasa bersyukur sekarang aku bisa jauh dari Dion dan anggota geng Jervanos."

Gevan menatap tak suka pada Aurel, apakah Aurel juga tak ingin dekat dengan dirinya. Tentu saja Gevan juga anggota Jervanos.

"Kecuali tunangan aku satu ini," lanjut Aurel yang melihat raut tak suka Gevan. Dia menepuk puncak kepala Gevan tiga kali.

Mendengar perkataan Aurel membuat Gevan sedikit merasa lega, "Mungkin setelah kamu keluar dari sini kamu akan merasakan kebencian yang lebih banyak."

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Where stories live. Discover now