{ 4 }

1.6K 129 3
                                    

" Elizabeth...?"

" Eh? y...ya? Maaf aku.. aku sedang banyak pikiran." Balas Elizabeth sembari menundukkan kepalanya dengan wajah yang terlihat masam.

Frendi yang melihat itu mengendus pelan, kemudian tangan nya terangkat untuk mengelus lembut tangan mungil Elizabeth, berusaha untuk memberi kenyamanan pada gadis cantik itu. Namun sang empu hanya diam, menatap lesu ke bawah. Tiba-tiba saja hati nya sesak

" Aku tidak tahu apa yang terjadi pada mu sehingga kau terlihat tidak baik-baik saja El, aku yakin pasti ada sesuatu yang membuat mu seperti ini." Pria bernama Frendi itu tersenyum kecil sembari menatap lekat mata gadis mungil yang ada di depannya ini.

Elizabeth yang mendengar itu spontan mendongakkan kepalanya untuk menatap kembali sang sahabat. Dirinya mengerjapkan mata kecil, tangan nya yang sedari tadi di genggaman Frendi kini ia tarik. Ia memegang dada nya sendiri dengan pikiran yang terus memutar.

" Aku...aku hanya merindukan seseorang..."

Perkataan Elizabeth berhasil membuat Frendi menatap nya kewalahan. Bahkan jantung nya sudah berdetak tak karuan. Frendi tak bisa menebak siapa yang Elizabeth rindui. Tapi ia yakin, pasti orang itu pernah ada di dalam kehidupan Elizabeth sebelumnya. Entah itu masa lalu atau Sekarang.

" Siapa itu...?" Frendi berbalik , bertanya dan berharap mendapatkan jawaban secara ringkas.

Elizabeth tersenyum manis, ia berdiri lalu menatap pemandangan kota dari atas. Hati nya terasa hangat ketika mengingat orang itu. Ingin rasanya ia bertemu kembali dengan orang itu, orang asing yang berhasil membuatnya merasa nyaman hanya dalam satu waktu.

" Entahlah Frend , yang pastinya dia adalah seseorang yang tak mengerti apa itu persahabatan, dan sekumpulan cahaya. Aku tak tahu di mana dia sekarang, kabar nya, dan....apakah dia sudah menikah..., Aku tak tahu dan tak mengetahui nya sama sekali."

Penjelasan Elizabeth sontak membuat Frendi menatap nya dalam. Justru kini Frendi teringat dengan pria menyebalkan itu. Pria yang berhasil merebut Elizabeth dari nya. Entahlah, tentunya dia masih menaruh dendam pada pria itu. Pria masa lalu yang menyebalkan.

" Apakah seorang pria...?"

" Eheum..., Itu mungkin privasi. Ah Frendi... sepertinya aku harus pulang. Daddy bilang, dia akan mengajak ku untuk berjumpa di perusahaan besar. Dan... terimakasih untuk makan malam nya. Aku permisi."

" Garden...? Apakah dia..."

• • •

Sepulang dari makan malam bersama Frendi, Elizabeth kini tengah menunggu ayah nya yang tengah mengurus beberapa berkas-berkas kantor. Dia bilang bahwa ayah nya ingin mengantar nya untuk kembali ke toko bunga, entahlah... ayah nya begitu sangat merindukan nya. Setiap melihat Elizabeth, dia selalu teringat dengan istri tercinta nya.

" Hufh... Melelahkan." Ujar nya lirih.

Dirinya berdiri, lalu menatap hujan yang mengguyur seluruh kota. Terlihat nyaman dan enak di pandang. Hati nya terasa hangat. Elizabeth tersenyum, tiba-tiba di pikiran nya terlintas sesosok pria tampan beralis tebal. Tentunya pria galak terfavorit nya.

" Sayang?"

" Ah, daddy mengagetkan ku saja. Sudah selesai kah?"

Ayah nya tersenyum hangat kemudian mengangguk kecil seraya memeluk Elizabeth untuk memberi kenyamanan pada anak gadisnya ini. Mengingat masa lalu yang di alami oleh Elizabeth, membuat ayah tirinya takut jika Elizabeth Terlalu dekat dengan pria. Terlebih tentang pergaulan anak muda, itu harus dia awasi agar Elizabeth tak mengalami trauma kembali.

Cool Sadistic ( END ) Where stories live. Discover now