{ 10 }

797 73 5
                                    

Bisakah ia melupakan gadis itu? Gadis yang selalu memperlihatkan keterbukaan nya kepada diri nya seorang. Gadis berparas cantik dengan setiap kalimat indah yang selalu keluar dari bibir mungilnya. Sulit untuk melupakan gadis itu, dan sial nya... Pikirkan nya terus berkecamuk dalam memikirkan gadis itu kembali.

" Bung, kau baik-baik saja?"

Garden menoleh, mendapati sang sahabat yang tengah memberi nya segelas wine.

" Ya, tentu. Aku baik-baik saja , hanya memikirkan proyek-proyek yang.... Ashh." Menggeram frustasi, Garden meneguk segelas wine di hadapannya. Menggeleng kecil dengan senyum kecut di bibirnya.

" Aku tahu itu sulit." Sarkas Jackson , teman masa kecil Garden hingga kini.

Mendengar kalimat itu, sontak Garden menatap nya dengan kening bertaut. Mencoba mencerna dengan apa yang di katakan sang teman barusan.

" Apa maksud mu?"

Terkekeh geli, Jackson mengangkat tangan nya. Menepuk pundak Garden dengan senyum konyol nya.

" Aku tahu semua itu dude! Kau tak perlu menyembunyikan nya dari ku. Lagi pula, apa untungnya kau mempertahankan diri mu di tengah-tengah cinta itu , jika hanya dengan obsesi mengembun-embun? Itu akan sia-sia, kau melukai diri mu sendiri dan.... Gadis mu." Senyum Jackson tercetak jelas di wajah tampannya, ucapan nya sangat menohok jiwa pria gila itu. Meskipun kata kalimat nya lembut dan.... Tidak ada kesan kasar.

Mengusap wajahnya kasar , Garden mendongak ke atas. Menatap langit-langit atap dengan mata memanas. Oh ayolah! Dia tidak mungkin menangis di hadapan sahabat nya sendiri bukan? Itu memalukan.

" Aku.... Aku sedang berusaha."

" Tell me dude, katakan pada ku bahwa kau tidak mencintainya." Jackson menyahut dengan seringaian nya. Membuat Garden menghembuskan nafas kasar. Apa-apaan ini!

" AKU MENCINTAI NYA JACK!"

Hening , mansion Jackson yang terkesan meriah itu kini terlihat sepi. Jackson cukup tercengang dengan suara sahabatnya yang menggema itu. Keheningan itu masih berlanjut hingga suara Jackson memecahkan semua nya.

" Sekarang aku mengerti, kau mencintainya bukan atas dasar hati mu bung. Ego mu mengalahkan segalanya, bahkan ketika kau sedang berada di dekatnya, kau masih menaruh rasa kurang percaya. Obsesi itu membuat gadis mu merasa frustasi bung, aku tidak tahu bagaimana kau melakukan ini semua but... Memberikan luang kebebasan untuk Elizabeth mungkin adalah yang terbaik."

Pria itu tersenyum manis , menampakan dimple di kedua pipi nya. Berbanding balik dengan Garden yang tengah menunduk lemah, merasa gagal menjaga gadis nya yang rapuh sejak kecil. Sekarang ia sadar akan perlakuan dirinya , tapi ego nya selalu mengalahkan segalanya.

" Aku akan di jodohkan."

Garden mendongak lurus, manatap ekspresi sang teman yang terkejut ketika empat kata baru saja ia katakan. Jika menceritakan ini kepada gadisnya hanya akan menghancurkan hubungan antara kedua nya, maka ia memilih untuk menceritakan hal ini kepada sang teman. Bisakah teman nya membantunya?

" Ekhem... Eum ku pikir itu hanya lah... Akal-akalan ayah mu saja." Jackson menyahut dengan rasa canggung yang menyelimuti seluruh tubuh nya.

" Aku serius Jack, ayah ku akan menjodohkan ku dengan seorang gadis yang asal berantah nya tak ku ketahui. Aku.... Aku tidak bisa melakukan apa pun. Itu sulit..."

Jackson menangga tak percaya , di mana Garden yang ia kenal? Yang selalu berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkan apa yang ia ingin. Kenapa menyerah begitu saja?

" Kau baru saja mengatakan bahwa kau mencintai gadis mu dude! Jangan bercanda dan main-main dengan perasaan!"

Pria itu marah, jujur saja, Jackson bukan type pria yang tega melihat seorang wanita terlukai. Itu menyakitkan. Ia tak akan membiarkan hal itu terjadi kepada Elizabeth. Gadis itu gadis baik, lugu, dan tidak tahu apa-apa. Menyedihkan jika melihat gadis itu berakhir menyakitkan.

" Lalu aku harus apa? Memberontak? Dan membiarkan ayah ku melakukan hal berbahaya kepada Elizabeth? Itu gila!"

Jackson menatap Garden dengan intens, tangan nya meraih segelas wine di meja nya. Meneguk nya hingga tuntas. Menghembuskan nafas kasar, kini justru Jackson ikut frustasi memikirkan masalah yang menimpa sahabatnya ini. Sial.

" Apa maksud mu.... Mengancam? Kau di ancam ayah mu? Begitukah?"

Garden terkekeh dengan senyum pahit di bibirnya, kemudian menatap sekilas layar ponselnya yang bergambar sang kekasih , Elizabeth tentunya.

" Kenapa kau bertanya jika sudah tahu jawabannya."

" Damn! Ayah mu benar-benar keterlaluan bung! Apa yang akan kau lakukan jika dia menggunakan cara licik seperti itu?"

Garden menunduk kecil. Tangan nya beralih mengelus leher belakangnya, rasa takut mulai datang pada dirinya. Sekarang ia sadar, jika Elizabeth lah kelemahan nya.

" Aku akan menerima perjodohan itu." Sahut Garden tanpa ekspresi. Tangan nya mulai meremas rambut nya frustasi.

" Kau mencintai gadis yang akan di jodohkan dengan mu dude?!"

" SUDAH KU BILANG , AKU MENCINTAI ELIZABETH. HANYA DIA, aku.... Itu sulit Jack, aku merasa lemah dan tak berdaya jika melihat gadis ku terluka karena ku."

Menghembuskan nafas kasar, Jackson berdiri. Meraih sebuah berkas yang entah apa itu isi nya. Kemudian melemparkannya kepada Garden yang tengah menatap nya tanpa ekspresi. Berkas apa itu?

" Ku pikir aku memiliki sedikit rencana." Sahut Jackson dengan senyum manis di bibirnya.

• • •

Ceklek.....

Pintu kamar terbuka, menampilkan sesosok gadis mungil berbalut selimut tebal di atas ranjang. Ia terlihat sangat damai saat tidur. Berbeda ketika matahari menyapa nya.

Garden tersenyum tipis, menghampiri Elizabeth yang tengah terbaring menikmati mimpi indah di malam nya yang indah. Tangan kekar merengkuh pinggangnya. Kecupan-kecupan manis menyapa seluruh wajah gadis itu.

" Sayang... Are u okay? Kau sangat cantik, aku mencintaimu. Kau merindukanku sayang?"

Garden berbicara dengan sosok gadis cantik di bawah tubuhnya. Mengelus surai gadis itu dengan lembut.

" Sayang.... Sepertinya saat pagi nanti menyapa mu, di waktu itu lah aku pergi, maaf. Aku akan kembali dengan cepat, aku berjanji, sungguh aku mencintaimu sayang, aku mencintaimu."

Garden menangis kecil, namun bibirnya terus tersenyum. Meraih tubuh mungil itu mendekat padanya, Garden mencium lembut bibir manis Elizabeth. Melepas ciuman itu kemudian menyembunyikan wajah nya di leher sang gadis.

" Aku mencintaimu."

• • •

Cool Sadistic ( END ) Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin