{ 6 }

1.1K 107 1
                                    

Hening. Hanya suara hujan dan petir yang memenuhi ruangan kedua sejoli itu. Bahkan. Keduanya sama sekali tak bersuara. Tak ada yang memulai topik maupun pembicaraan. Hampa, sepi, bahkan tak berasa jika mereka tengah berdua diri di satu ruangan yang gelap. Tak sadar bahwa lampu telah padam karena petir. Garden berdiri dari ranjangnya, berjalan menuju kamar mandi. Mencari sesuatu yang mungkin akan membuat gadisnya senang.

Tak butuh waktu yang lama, Garden kembali dengan tangan yang sudah membawa barang-barang kecil. Terdapat tastpac juga di sana, membuat Elizabeth mengerutkan keningnya heran. Apa itu? Dan untuk apa? Siapa yang hamil? Dirinya? Jangan bodoh.

" Apa yang... Kau lakukan." Lirih Elizabeth.

" Mempersiapkan semua nya untuk mu sayang, kau tahu? Aku tidak sabar ingin menjadikan mu milikku seutuhnya." Garden berujar dengan semangat. Bahkan senyum nya tak luntur dari wajah tanpa nya. Sungguh Elizabeth terpesona dengan senyuman pria itu.

Elizabeth bergidik ngeri ketika Garden mengucapkan 'menjadikan mu milikku' , memang nya dia ini apa? Sebuah barang? Sungguh menyebalkan. Dengan lemas Elizabeth mencoba untuk mengubah posisinya menjadi duduk di atas ranjang sembari menatap barang yang Garden tunjukkan pada nya. Sedetik kemudian dirinya tersenyum tipis, meraih benda itu.

" Tapi bahkan aku tidak hamil." Ujar Elizabeth dengan suara nya yang parau. Menandakan bahwa dirinya sudah amat mengantuk.

Garden terkekeh, kemudian berjalan kembali ke atas ranjang untuk memberi pelukan hangat kepada gadis nya itu. Ia tahu pasti sangat dingin apa lagi hujan semakin deras saat ini. Garden tersenyum kecil, dirinya menindih tubuh mungil Elizabeth dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher gadis itu. Berusaha menyembunyikan kesedihannya.

" Jika begitu.... Maukah kau menjadi ibu dari anak-anakku?" Garden berucap dengan suara yang lirih. Sangat lirih, namun siapa sangka bahwa Elizabeth dapat mendengar itu dengan jelas. Berpikir bahwa itu lelucon. Elizabeth sontak memegang kedua pundak pria tampan di hadapannya ini.

Ia menatap intens mata elang milik pria itu, berharap mencari kebohongan di sana. Namun nihil, ia sama sekali tak menemukan apapun di sana. Justru ia menemukan keseriusan yang ada di dalam ucapan Garden barusan. Untuk menikahinya, dan mengandung anak nya. Garden, apakah sedang Bercanda?

Elizabeth menggelengkan kepalanya kecil, ia menunduk. Memainkan jari-jarinya dengan air mata yang mulai berlinang membasahi pipinya. Mata nya memerah. Tak tahu harus melakukan apa. Dirinya bahkan lupa siapa dirinya, ia melupakan ibu nya, ayah nya, dan wanita baik itu. Kakak nya. Tolong, Elizabeth sedang di masa sulit.

" Tolonglah aku Eli sayang, aku membutuhkan mu di kehidupan ku. Sungguh. Kau segalanya bagi ku..." Pria tampan itu mulai meneteskan air matanya. Dirinya mengangkat kepalanya untuk menatap sang gadis.

Di raihnya tangan mungil itu. Garden mencium tangan itu berkali-kali. Membuat suara kecupan itu begitu terdengar. Elizabeth sungguh tak bisa menahan rasa sakit ini, namun di sisi lain ia benci. Benci melihat Garden yang sekarang. Terlihat begitu kasar, agresif, bahkan.... Dirinya sangat terkejut ketika melihat Garden membunuh ibu tirinya sendiri kemarin.

Ia masih begitu syok dengan kejadian kemarin. Di mana Garden memenggal kepala sang ibu. Menyiksa wanita paruh baya itu dengan bejat nya. Sungguh tak punya hati. Dasar pria gila tak berperasaan. Membuatnya muak dan jijik.

" Jauhi aku , jangan cintai aku. Ku mohon Garden...., Masih ada banyak wanita cantik di luar sana. Jauhi aku....tolong."

Mendengar ucapan Elizabeth barusan membuat emosi Garden memuncak. Menjauhi kata nya? Haha dia tak berpikir seberapa besar nya cinta itu. Sebenarnya, dirinya ini apa? Bahkan gadisnya sendiri menolaknya seperti sampah kotor. Garden terkekeh sinis, dirinya menarik lengan Elizabeth dengan kasar. Mendekatkan wajah nya tepat di wajah gadis itu.

Cool Sadistic ( END ) Where stories live. Discover now