{ 5 }

1.3K 140 3
                                    

Gelap , sangat gelap. Aku sudah berusaha untuk membuka mata ku. Tapi sangat lah sulit. Mencoba berdiri, sial sekali... Kaki ku, kaki ku susah untuk ku gerakkan. Seperti ada seseorang yang tengah mengamati ku sekarang. Aku merasakan itu. Dia tinggi, berada tepat di belakang tubuh ku dengan senyuman nya yang tertera di wajah tampan nya. Lepaskan aku, ini sakit, tolong. Biarkan aku keluar dari sini, kenapa... Kenapa sangat sakit. Tidak, ini tidak mungkin.

Kenapa masih saja gelap. Bisakah aku berteriak? Meminta pertolongan? T...tapi pria itu terus saja mengawasi ku. Tidak! Tolong aku! Dia semakin mendekat. Dia...dia membawa sesuatu di tangan nya. Aku takut. Apa itu! Tolong! Tolong aku! Aku tidak ingin di sini! Aku tidak ingin mati di sini! Biarkan aku bebas!

Semakin dekat, semakin dekat dan

Gelap.

" Aku tidak melihat apa-apa."

- Elizabeth -



" Garden, bagaimana? Apakah gadis itu sudah mau menerima kehadiran mu?"

Pria bertubuh tinggi itu sontak menoleh ketika sang teman dengan tiba-tiba menanyakan gadisnya. Garden tersenyum kecut, dirinya kembali meneguk wine nya. Teman nya mengerti dengan perasaan Garden saat ini, pasti sakit. Tanpa ekspresi apa pun, Garden melempar botol wine nya kesembarang arah. Ia sungguh sangat frustasi, stress, dan kacau. Tak tahu lagi apa yang harus ia perbuat saat gadisnya tak menerima kehadiran nya. Menyakitkan.

" Dia...dia menjerit takut saat ku bawa ke mansion ku, terus memberontak dan mengumpati ku. Tapi dia sudah mengetahui aku yang sebenarnya." Balas Garden sembari tersenyum manis ketika mengingat Elizabeth yang tengah menangis untuk dilepaskan.

" Lebih baik kau kembali ke mansion mu saja dan... Buat lah dia nyaman. Jangan membuat nya takut."

• • •

Suara langkah kaki memenuhi ruangan mansion. Dengan langkah yang besar, Garden terus melewati lorong-lorong gelap dengan sedikit cahaya. Dan di sini lah yang ia tunggu-tunggu, di depan kamar gadisnya. Mungkin ia bisa di sebut penculik karena sudah membawa Elizabeth tanpa ijin keluarga gadis itu. Ia tak pernah berpikir untuk menyakiti gadisnya, namun jika gadisnya sendiri yang membuatnya seperti ini dia bisa apa? Mencintai tanpa memiliki itu menyakitkan kau tahu?

' ceklek...'

Mendengar suara pintu terbuka, Elizabeth sontak berdiri dan menatap intens suara itu berada. Ia terkejut ketika mendapati Garden yang tengah berdiri menatap nya dengan nampan berisi makanan. Ia berpikir bahwa pria itu tidak akan memberi nya makan dan akan membiarkannya mati kelaparan. Namun ternyata salah.

" Mau apa kau ke sini? Sudah lah, hanya satu permintaan ku. Keluarkan aku dari sini." Sarkas Elizabeth penuh penekanan.

Bukan nya menjawab, Garden justru acuh tak acuh kemudian menaruh nampan itu di atas nakas dan dengan lembut menggendong tubuh Elizabeth untuk duduk di pangkuan nya. Meskipun Elizabeth memberontak, tapi tetap saja kalah. Tenaga Garden lebih besar. Elizabeth yang tadinya terus memberontak kini menjadi tenang dan menurut kepada Garden yang tengah menyuapi nya.

" Kau gila.." Elizabeth bergumam kecil. Namun Garden tetap mendengar nya. Garden justru terkekeh kecil dengan ucapan gadisnya ini, menggemaskan sekali. Dengan lembut Garden membelai rambut Elizabeth. Tak lupa ia terus menyuapi gadis itu hingga selesai.

" Mandi." Ujar Garden tanpa ekspresi apa pun. Elizabeth yang mendengar itu sontak menggeleng cepat. Ia dengan cepat berlari namun sudah dulu Garden menangkapnya. Dengan lembut Garden melepas benang yang menutupi seluruh tubuh Elizabeth. Hingga kini Elizabeth sudah polos tanpa benang yang menutupi tubuhnya.

Cool Sadistic ( END ) Where stories live. Discover now