Chapter 25 Malu dan ungkapan?

197 34 7
                                    

Seokjin mengerjapkan matanya, kepalanya sangat pusing. Mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Seingatnya terakhir kali, dia berada di kamar mandi. Tetapi sekarang dia sudah berada di tempat tidur.

Dia berusaha untuk bangkit, tetapi merasa ada yang memegang tangannya. Yang tak lain adalah Jisoo. Dia tertidur dengan tangan menggenggam tangan seokjin. Seokjin yang melihat itu hanya tersenyum dan tidak berusaha melepaskan tangannya.

Hingga beberapa saat, jisoo merasa ada pergerakan dari tangannya, dia secara perlahan membuka matanya. Melihat seokjin yang menatapnya masih dalam keadaan berbaring.

"Kau sudah bangun?" tanya Jisoo, dan dibalas anggukan seokjin. Jisoo sadar bahwa tangannya masih menggenggam tangan seokjin, lalu dia melepaskan genggaman itu

"Aku sudah buatkan sup untukmu, aku akan mengambilkannya ke bawah dulu" lalu jisoo berjalan turun untuk mengambil sup itu

Seokjin merasa ada yang aneh dengan dirinya, dia melihat tubuhnya sendiri.

"Bukannya tadi aku tidak memakai baju ini" gumam seokjin, setelah beberapa saat seokjin membulatkan matanya

"Apa jisoo menggantikan baju ku" pikir seokjin lalu wajahnya tiba-tiba memanas. Bagaimana bisa jisoo menggantikan pakaiannya

"Makanan datang~" ucap Jisoo sembari membawa makanan di tangannya

Jisoo berjalan mendekati seokjin, lalu duduk di tepi ranjang seokjin.

"Apa kau mengganti pakaianku?" tanya seokjin gugup

"Ne, aku menggantinya, pakaian mu sangat basah, kau akan sakit jika terus memakai itu"

Wajah seokjin semakin memanas, dan hanya bisa menundukkan wajahnya malu. Bagaimana bisa jisoo melakukan itu.

"Kau kenapa? Apa kau sakit? Kenapa wajahmu memerah?" tanya Jisoo khawatir

"Anii aku tidak apa-apa, tolong jangan lakukan itu lagi pada siapapun" balas seokjin

"Melakukan apa?"

"Mengganti baju seorang namja"

"Ahh miane jika aku berbuat salah, apa ada yang salah pada tubuhmu? Apa aku melakukan kesalahan saat menggantikan bajumu?"

"Ahh Aniyo, bukan itu, bagaimana ya cara menjelaskan nya padamu" bingung seokjin

"Sekarang kau makan dulu saja daripada menjelaskan nya" ucap jisoo sambil memberikan semangkuk sup pada seokjin

Seokjin fokus memakan sup buatan jisoo, entah kenapa seokjin merasa sangat bahagia mengetahui Jisoo ada disini menemaninya, dan kenapa selalu jisoo yang ada di saat seokjin sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Emm.. seokjin-ah" ucap Jisoo, lalu seokjin beralih menatap Jisoo

"Ken memberitahuku bahwa keluarga mu meminta mu untuk datang ke acara pernikahan Seojin oppa dan Irene eonnie. Apa kau bisa menghadirinya?"

"Tidak tau"

"Kalau dariku, lebih baik kau menghadirinya, dia tetap hyungmu, dan semua nya tetaplah dongsaeng mu. Mereka pasti juga sangat merindukan mu"

"Kalau kau kesini hanya untuk membicarakan itu lebih baik kau keluar"

Mood seokjin menjadi buruk seketika, karena pertanyaan Jisoo.

"Aku tidak bermaksud-"

"Keluar aku bilang!" ucap Seokjin dengan nada yang sedikit mengeras, dan jisoo hanya bisa menghela nafas.

Jisoo keluar dari kamar seokjin dan menuju ke kamar nya berharap tidak terjadi apa-apa pada Seokjin. Seokjin hanya menatap punggung jisoo yang perlahan menghilang keluar dari kamarnya.

I'm always with you Where stories live. Discover now